Donasi untuk Mahasiswa Palestina Korban Penembakan AS Tembus Hampir Rp15 M

Reporter

Tempo.co

Selasa, 5 Desember 2023 08:30 WIB

Hisham Awartani, Tahseen Ali, dan Kenan Abdulhamid ditembak saat dalam perjalanan makan malam keluarga di Vermont, AS pada Minggu, 26 November 2023. (X)

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari US$950.000 atau sekitar Rp14,7 miliar telah dikumpulkan untuk pemulihan salah satu dari tiga mahasiswa Palestina yang ditembak di Vermont, Amerika Serikat. Hisham Awartani saat ini lumpuh dari dada ke bawah, menurut halaman GoFundMe yang dibuat oleh keluarganya.

Salah satu peluru yang mengenai Hisham Awartani pada 25 November bersarang di tulang punggungnya, kata keluarganya seperti dilansir Arab News pada Selasa 5 Desember 2023.

“Pikiran pertama Hisham tertuju pada teman-temannya, kemudian pada orang tuanya yang berada ribuan mil jauhnya. Dia telah menunjukkan keberanian, ketangguhan, dan ketabahan yang luar biasa – bahkan selera humornya – bahkan ketika kelumpuhannya mulai terlihat,” demikian dinyatakan dalam halaman penggalangan dana, yang dibuat pada Sabtu.

Donasi itu terkumpul hingga Senin melalui sekitar 13.600 sumbangan terpisah. Keluarganya mengatakan uang tersebut akan digunakan untuk biaya pemulihannya, termasuk untuk rehabilitasi, kebutuhan hidup adaptif, dan perjalanan berobat.

Meski lumpuh, Awartani mengatakan kepada profesor di kampusnya bahwa dia bertekad untuk memulai semester berikutnya “tepat waktu,” kata keluarganya. Awartani kuliah di Brown University di mana dia mengejar gelar ganda di bidang matematika dan arkeologi.

Advertising
Advertising

“Dia [Awartani] akan mengubah dunia melalui pikiran dan belas kasihnya terhadap mereka yang jauh lebih rentan daripada dirinya, terutama ribuan orang yang tewas di Gaza dan banyak lagi yang berjuang untuk bertahan hidup dari krisis kemanusiaan yang menghancurkan yang terjadi di sana,” keluarga Awartani tulis dalam sebuah pernyataan.

Awartani, Kinnan Abdalhamid dan Tahseen Ali Ahmad adalah teman masa kecil yang lulus dari sekolah swasta Quaker di Tepi Barat, Palestina dan sekarang kuliah di Amerika bagian timur. Para pemuda berusia 20 tahun itu mengunjungi kerabat Awartani di Burlington untuk liburan Thanksgiving. Mereka sedang berjalan ke rumah nenek Hisham untuk makan malam ketika mereka ditembak.

Para pemuda tersebut berbicara dalam bahasa campuran bahasa Inggris dan Arab dan dua di antara mereka juga mengenakan syal keffiyeh Palestina berwarna hitam-putih ketika mereka ditembak, kata Kepala Polisi Burlington Jon Murad. Pihak berwenang sedang menyelidiki penembakan itu sebagai kemungkinan kejahatan rasial.

“Ironisnya, orang tua Hisham merekomendasikan dia untuk tidak pulang ke rumah selama liburan musim dingin, menyarankan dia akan lebih aman di AS bersama neneknya,” kata halaman penggalangan dana tersebut.

“Burlington adalah rumah kedua bagi Hisham, yang menghabiskan musim panas dan liburan bahagia bersama keluarganya di sana. Sungguh menyedihkan hati kami karena para remaja putra ini tidak menemukan keamanan di rumah mereka yang jauh dari rumah.”

Ketiganya terluka parah akibat penembakan itu. Abdalhamid keluar dari rumah sakit minggu lalu. Belum jelas apakah Ahmad, korban ketiga, telah dibebaskan. Abdalhamid dan Ahmad masing-masing adalah mahasiswa di Haverford College di Pennsylvania dan Trinity College.

Dalam sebuah wawancara dengan The New York Times pekan lalu, Abdalhamid mengatakan insiden tersebut “sangat sulit untuk dihadapi,” dan membuatnya mempertanyakan rasa aman dan keselamatannya di Amerika.

“Di Tepi Barat, kami tidak aman karena pendudukan, dan sebagai orang Amerika Palestina, saya tidak aman di Amerika karena orang-orang seperti ini mungkin akan keluar,” kata Abdalhamid kepada The Times.

Jason Eaton, yang ditangkap sehari setelah penembakan, mengaku tidak bersalah atas tiga tuduhan percobaan pembunuhan tingkat dua pada Senin. Pria berusia 48 tahun itu ditahan tanpa jaminan menjelang sidang berikutnya.

Jaksa Agung AS Merrick Garland mengatakan pekan lalu Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak, bersama dengan FBI, sedang menyelidiki penembakan itu sebagai kemungkinan kejahatan rasial.

Penembakan tersebut semakin menambah ketakutan di kampus-kampus AS, yang telah menyaksikan peningkatan ketegangan di tengah perang Israel dengan Hamas, yang dimulai pada setelah serangan kelompok pejuang Palestina itu pada 7 Oktober yang menyebabkan 1.200 orang tewas di Israel. Lebih dari 15.800 orang telah terbunuh di akibat pengeboman Israel di Gaza sejak 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.

Pilihan Editor: Ibu Mahasiswa Palestina yang Ditembak: Kami Mengira Mereka akan Lebih Aman di AS

ARAB NEWS | THE HILL

Berita terkait

Serangan Udara Israel Menghantam Rumah Dekat Wisma Relawan MER-C di Gaza

1 jam lalu

Serangan Udara Israel Menghantam Rumah Dekat Wisma Relawan MER-C di Gaza

MER-C mengatakan serangan udara menyasar ke sebuah rumah dekat wisma yang ditempati para relawan WNI di Rafah, Gaza Selatan.

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

3 jam lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Slovakia Robert Fico Kembali Jalani Operasi

4 jam lalu

Perdana Menteri Slovakia Robert Fico Kembali Jalani Operasi

Wakil perdana menteri Slovakia mengatakan ia melihat ada kemajuan dalam kondisi PM Robert Fico setelah selamat dari upaya pembunuhan pekan ini.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

6 jam lalu

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

Kepala juru bicara militer Israel mengatakan mereka menemukan jenazah tiga orang yang disandera Hamas di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

7 jam lalu

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

Joe Biden menandatangani rancangan undang-undang penerbangan yang bisa meningkatkan (kualitas) staf pengawas lalu-lintas udara

Baca Selengkapnya

13 Negara Layangkan Surat Pernyataan Bersama untuk Israel soal Risiko Serangan ke Rafah

8 jam lalu

13 Negara Layangkan Surat Pernyataan Bersama untuk Israel soal Risiko Serangan ke Rafah

Sebanyak 13 negara melayangkan surat pernyataan bersama untuk Israel yang berisi peringatan jika nekat menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Serang Rafah, Uni Emirat Arab Rasakan Ketegangan Meningkat

9 jam lalu

Israel Ancam Serang Rafah, Uni Emirat Arab Rasakan Ketegangan Meningkat

Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab memperingatkan adanya peningkatan ketegangan di Timur Tengah menyusul meluasnya invasi tentara Israel ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Kaledonia Baru Rusuh dan Kisah Laki-laki Aljazair yang Ditemukan setelah Diculik 20 Tahun

10 jam lalu

Top 3 Dunia; Kaledonia Baru Rusuh dan Kisah Laki-laki Aljazair yang Ditemukan setelah Diculik 20 Tahun

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Kaledonia Baru yang berstatus darurat nasional setelah reformasi pemilu diprotes dan berujung ricuh.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

19 jam lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

BEM UB Kritik Tanggapan Rektorat Soal Kenaikan UKT: Bantuan Keuangan Bukan Solusi

19 jam lalu

BEM UB Kritik Tanggapan Rektorat Soal Kenaikan UKT: Bantuan Keuangan Bukan Solusi

BEM UB mengkritik tanggapan rektorat yang menyebutkan bantuan keuangan dan pengajuan keringanan adalah solusi atas kenaikan UKT.

Baca Selengkapnya