Berhasil Mendorong Gencatan Senjata di Gaza, Qatar Dicap Lindungi Hamas

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 1 Desember 2023 11:00 WIB

Militan Hamas mengawal para sandera yang diserahkan pada Palang Merah Internasional, sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera-tahanan antara Hamas dan Israel di tengah gencatan senjata sementara, di lokasi yang tidak diketahui di Israel. Hamas Military Wing/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Keberhasilan Qatar membawa Hamas dan Israel duduk di meja perundingan yang menghasilkan gencatan senjata sementara dalam perang di Gaza, melahirkan banyak pujian, tak terkecuali dari Amerika Serikat.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menilai gencatan senjata sementara yang disetujui antara Israel dan Hamas membuahkan hasil. Dia berharap gencatan senjata ini akan terus berlanjut, termasuk perkembangan positif dari pertukaran sandera dan tahanan antara Israel dan Hamas yang dilakukan selama masa gencatan senjata.

Namun mediasi Qatar juga menuai kritik dari negara-negara Barat. Beberapa politisi AS dan Eropa menuduh negara Teluk tersebut mendukung kelompok Hamas yang mereka anggap sebagai organisasi teroris.

Ambivalensi ini terlihat jelas ketika Syekh Tamim mendarat di Berlin bulan lalu: “Kunjungan kenegaraan oleh emir berdarah,” demikian judul berita utama surat kabar Jerman Bild pada 12 Oktober 2023.

Para pejabat Qatar mengatakan mereka mulai menampung perwakilan Hamas di Doha pada tahun 2012 atas permintaan Washington, ketika kantor politik kelompok garis keras Palestina itu diusir dari Suriah. Israel memeriksa semua transfer keuangan yang dilakukan Qatar kepada warga Palestina di Gaza, kata sumber Qatar.

Advertising
Advertising

Hubungan pribadi Qatar dengan tokoh-tokoh kunci kelompok Hamas mungkin merupakan faktor terpenting di balik kemampuan Qatar untuk bernegosiasi secara efektif dalam konflik ini, kata Mehran Kamrava, profesor pemerintahan di Universitas Georgetown di Qatar.

"Mereka berkata, 'Begini. Kami telah menyediakan kantor dan dukungan logistik dengan mengorbankan reputasi yang sangat besar…Kami adalah satu-satunya orang yang ada untuk Anda saat Anda membutuhkan kami dan sekaranglah saatnya Anda harus membalas budi,'" katanya.

Meski dekat dengan pejabat Hamas, perunding Qatar tidak berbicara langsung dengan para pemimpin kelompok tersebut di Gaza, namun melalui perwakilannya yang berbasis di Doha. Rantai komunikasi terputus beberapa kali, bahkan selama dua hari penuh berturut-turut, selama satu setengah bulan pertempuran sengit sebelum gencatan senjata pada 24 November, karena pemadaman listrik atau blokade Israel, kata sumber yang menjelaskan tentang perundingan tersebut.

Mossad sering memainkan peran diplomatik dalam urusan Israel dengan Qatar, karena kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik formal, sebuah situasi yang menurut salah satu sumber Barat di Teluk juga memperlambat proses tersebut.

Netanyahu telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas, yang menguasai Gaza, sebagai tanggapan atas amukan kelompok tersebut pada 7 Oktober, ketika Israel mengatakan orang-orang bersenjata membunuh 1.200 orang dan menyandera 240 orang.

Sebagai tanggapan, Israel membombardir wilayah tersebut selama tujuh minggu dan membunuh lebih dari 15.000 warga Palestina.

Sejak jeda pertempuran dimulai, sekitar 100 sandera telah dibebaskan dari Gaza, termasuk warga non-Israel. Israel telah membebaskan sedikitnya 210 warga Palestina dari penjaranya dan mengizinkan organisasi bantuan meningkatkan pengiriman bantuan kemanusiaan dan bahan bakar ke Gaza.

Namun setelah gencatan senjata selama tujuh hari, perang dapat kembali terjadi pada hari Jumat kecuali perpanjangan lain disepakati.

Berbicara kepada Reuters beberapa hari setelah gencatan senjata dimulai, mediator Qatar diplomat karir Abdullah Al Sulaiti, mengatakan upaya tersebut masih jauh dari selesai.

“Pada awalnya saya pikir mencapai kesepakatan akan menjadi langkah tersulit,” kata pegawai negeri yang terlibat dalam mediasi Israel-Hamas sejak tahun 2014. “Saya menyadari bahwa mempertahankan kesepakatan itu sendiri juga sama menantangnya.”

Gencatan senjata 7 hari akan berakhir hari ini Jumat pukul 7 pagi (12.00 WIB). Belum diketahui apakah jeda perang ini akan dilanjutkan.

Berita terkait

UNRWA Mencatat 360 Ribu Warga Tinggalkan Rafah

4 jam lalu

UNRWA Mencatat 360 Ribu Warga Tinggalkan Rafah

Jumlah warga Palestina yang terpaksa meninggalkan Rafah karena serangkaian serangan militer Israel meningkat menjadi 360 ribu orang.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Kepung Gaza dari Utara Hingga Selatan, Kondisi Warga Palestina Semakin Sulit

5 jam lalu

Militer Israel Kepung Gaza dari Utara Hingga Selatan, Kondisi Warga Palestina Semakin Sulit

Pasukan Israel menyerbu jauh ke dalam reruntuhan di tepi utara Gaza , di saat bersamaan tank dan tentara Israel menerobos jalan raya menuju Rafah

Baca Selengkapnya

Shin Bet Selidiki Kegagalan Keamanannya dalam Serangan 7 Oktober: Seharusnya Bisa Dicegah

7 jam lalu

Shin Bet Selidiki Kegagalan Keamanannya dalam Serangan 7 Oktober: Seharusnya Bisa Dicegah

Kepala Shin Bet Ronan Bar mengakui Shin Bet gagal memberikan payung keamanan kebanggaannya bagi Israel dalam serangan 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

7 jam lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai di Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Kota Gaza

8 jam lalu

Ketua Partai di Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Kota Gaza

Anggota politbiro Front Demokratik Palestina untuk Pembebasan Palestina (DFLP) dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di Kota Gaza.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

8 jam lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

Jelang 76 Tahun Nakba, Palestina Rilis Laporan Kekejaman Israel

8 jam lalu

Jelang 76 Tahun Nakba, Palestina Rilis Laporan Kekejaman Israel

Jelang 76 tahun Nakba, Palestina merilis laporan mengenai kematian, penahanan, dan pembangunan permukiman ilegal yang dilakukakukan Israel

Baca Selengkapnya

Giliaran Mesir yang akan Laporkan Israel ke ICJ atas Tuduhan Genosida

10 jam lalu

Giliaran Mesir yang akan Laporkan Israel ke ICJ atas Tuduhan Genosida

Mesir mengikuti langkah Afrika Selatan yang akan melaporkan Israel ke ICJ atas tuduhan melakukan genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Berkali-kali Konflik dengan Israel, Berapa Jumlah Orang Palestina Saat Ini?

10 jam lalu

Berkali-kali Konflik dengan Israel, Berapa Jumlah Orang Palestina Saat Ini?

Menurut Biro Statistik Palestina, jumlah orang Palestina di wilayah pendudukan dan di luar negeri meningkat sepuluh kali lipat sejak Nakba 1948.

Baca Selengkapnya

Bertahan selama Perang Gaza, Yahya Sinwar Menjadi Simbol Kegagalan Israel

14 jam lalu

Bertahan selama Perang Gaza, Yahya Sinwar Menjadi Simbol Kegagalan Israel

Menurut lawan dan musuhnya, Yahya Sinwar telah muncul tidak hanya sebagai pemimpin yang berkemauan keras, namun juga sebagai negosiator yang cerdik.

Baca Selengkapnya