Putin: Kita Harus Berpikir untuk Menghentikan 'Tragedi' Perang di Ukraina
Editor
Ida Rosdalina
Kamis, 23 November 2023 08:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada para pemimpin Kelompok Dua Puluh (G20) pada Rabu, 22 November 2023, bahwa perlu memikirkan cara menghentikan "tragedi" perang di Ukraina, beberapa pernyataannya yang paling menenangkan hingga saat ini mengenai konflik tersebut.
Keputusan Putin untuk mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022 memicu konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua dan konfrontasi paling parah antara Rusia dan Barat sejak Perang Dingin.
Saat berbicara kepada para pemimpin G20 untuk pertama kalinya sejak dimulainya perang, Putin mengatakan beberapa pemimpin dalam pidatonya mengatakan bahwa mereka terkejut dengan "agresi" Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina.
“Ya, tentu saja, tindakan militer selalu merupakan sebuah tragedi,” kata Putin pada pertemuan virtual G20 yang diadakan oleh Perdana Menteri India Narendra Modi.
“Dan tentu saja, kita harus memikirkan cara menghentikan tragedi ini,” kata Putin. “Ngomong-ngomong, Rusia tidak pernah menolak pembicaraan damai dengan Ukraina.”
Pernyataan tersebut, meskipun jelas ditujukan untuk konsumsi internasional, merupakan salah satu pernyataan Putin yang paling damai terhadap perang selama berbulan-bulan dan kontras dengan kecamannya yang terkadang panjang mengenai kegagalan dan arogansi Amerika Serikat.
Pertempuran di Ukraina sejak Februari 2022 telah menewaskan atau melukai ratusan ribu orang, membuat jutaan orang mengungsi dan menghancurkan sebagian besar wilayah selatan dan timur negara itu.
Putin menggunakan kata "perang" untuk menggambarkan konflik tersebut, bukan istilah "operasi militer khusus" yang sering digunakan Kremlin.
“Saya memahami bahwa perang ini, dan kematian banyak orang, merupakan sebuah kejutan,” kata Putin, sebelum menjelaskan kasus Rusia bahwa Ukraina telah menganiaya orang-orang di Ukraina timur.
Konflik di Ukraina timur dimulai pada 2014 setelah seorang presiden pro-Rusia digulingkan dalam Revolusi Maidan di Ukraina dan Rusia mencaplok Krimea, dengan pasukan separatis yang didukung Rusia melawan angkatan bersenjata Ukraina.
Sekitar 14.000 orang terbunuh di sana antara 2014 dan akhir 2021, menurut Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, termasuk 3.106 warga sipil.
“Dan pemusnahan penduduk sipil di Palestina, di Jalur Gaza saat ini, bukankah hal yang mengejutkan?” Putin bertanya.
Ia juga mengatakan sungguh mengejutkan bahwa dokter di Gaza harus melakukan operasi pada anak-anak tanpa anestesi.
<!--more-->
Dukungan terhadap Ukraina
Negara-negara Barat dan Ukraina telah berulang kali berjanji untuk mengalahkan Rusia dalam perang tersebut dan mengusir pasukan Rusia, meskipun kegagalan serangan balasan Ukraina untuk mencapai hasil nyata tahun ini telah menimbulkan kekhawatiran di Barat mengenai strategi tersebut.
Selain Krimea, yang dianeksasi Moskow pada tahun 2014, Rusia menguasai sekitar 17,5% wilayah Ukraina, menurut perkiraan Belfer Center di Sekolah Kennedy Harvard. Putin mengatakan wilayah itu kini menjadi bagian dari Rusia.
Meskipun Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin Barat lainnya telah berjanji untuk mendukung Ukraina, terdapat perpecahan yang semakin meningkat mengenai bantuan untuk Ukraina di Kongres AS menjelang pemilihan presiden AS pada bulan November 2024.
Beberapa anggota parlemen Amerika memprioritaskan bantuan kepada Israel bahkan ketika para pejabat pertahanan Amerika menekankan bahwa Washington dapat mendukung kedua sekutu tersebut secara bersamaan.
Ukraina telah berjanji untuk berperang sampai tentara Rusia terakhir meninggalkan wilayahnya, meskipun beberapa pihak di Ukraina menyerukan strategi yang berbeda.
Putin melewatkan KTT G20 sebelumnya di New Delhi dan Nusa Dua, Indonesia, dan malah mengirim Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.
Pemimpin Rusia tersebut berpidato pada KTT 2021 dan 2020 dari Moskow. Dia terakhir kali menghadiri pertemuan G20 secara langsung di Osaka, Jepang, pada 2019.
REUTERS
Pilihan Editor: Negara-negara Arab: Gencatan Senjata Israel Hamas Harus Diperpanjang