Biden Akan Desak Xi Jinping Tingkatkan Kerja Sama Militer AS-Cina

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 13 November 2023 17:00 WIB

Presiden AS Joe Biden berbincang dengan Presiden Cina Xi Jinping di Bali, 14 November 2022. Pertemuan tatap muka pertama Biden dan Xi itu diwarnai nostalgia saat kedua pemimpin itu sama-sama menjabat sebagai wakil presiden di negara masing-masing. REUTERS/Kevin Lamarque

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden ingin membangun kembali hubungan militer dengan Cina, kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada hari Minggu, beberapa hari sebelum ia bertemu pemimpin Cina Xi Jinping.

Biden akan bertemu langsung dengan Xi Jinping pada Rabu, 15 November 2023, dalam KTT APEC (Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik )di San Francisco. Ini akan menjadi pertemuan tatap muka kedua antara kedua pemimpin sejak Biden menjabat pada Januari 2021.

“Presiden bertekad untuk melihat terjalinnya kembali hubungan militer karena dia yakin hal itu demi kepentingan keamanan nasional AS,” kata Sullivan dalam wawancara dengan program “Face the Nation” di CBS. “Kita memerlukan jalur komunikasi itu agar tidak terjadi kesalahan atau salah perhitungan atau miskomunikasi.”

Sullivan mengatakan pemulihan hubungan militer dapat terjadi di setiap tingkat mulai dari kepemimpinan senior hingga tingkat operasional taktis, serta “di perairan dan udara di Indo-Pasifik.”

Sullivan mengatakan di acara “State of the Union” CNN bahwa Biden akan berusaha untuk “mendorong kemajuan” dalam hubungan militer selama pertemuannya dengan Xi, tetapi menolak memberikan rincian lebih lanjut.

“Cina pada dasarnya telah memutuskan hubungan komunikasi tersebut. Presiden Biden ingin membangun kembali hubungan tersebut,” kata Sullivan. "Ini adalah agenda utama."

Pertemuan Biden-Xi diperkirakan akan membahas isu-isu global mulai dari perang Israel-Hamas hingga invasi Rusia ke Ukraina, hubungan Korea Utara dengan Rusia, Taiwan, Indo-Pasifik, hak asasi manusia, produksi fentanil, kecerdasan buatan, serta serta hubungan perdagangan dan ekonomi yang "adil", kata seorang pejabat senior AS.

Hubungan antara kedua negara menjadi dingin setelah Biden memerintahkan penembakan terhadap balon mata-mata Cina yang terbang di atas Amerika Serikat, Februari lalu. Namun para pejabat tinggi pemerintahan Biden telah mengunjungi Beijing dan bertemu dengan rekan-rekan mereka untuk membangun kembali komunikasi dan kepercayaan.

Advertising
Advertising

REUTERS

Pilihan Editor Menlu Retno Sebut Tiga WNI Masih Bertahan di Gaza. Situasi Kian Genting

Berita terkait

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

31 menit lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

4 jam lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

5 jam lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

9 jam lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

10 jam lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

14 jam lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

15 jam lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

23 jam lalu

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

Smartphone Huawei seri Pura 70 dinilai hampir menjadi simbol kemandirian Cina menghadapi tekanan sanksi dari Amerika. Chip masih titik terlemah.

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

23 jam lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

1 hari lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya