USAID Ingatkan Anggaran untuk Ukraina Sudah Habis

Reporter

Kamis, 9 November 2023 14:05 WIB

Seorang pria melihat mural karya Banksy di reruntuhan bangunan di Horenka, Ukraina, 13 November 2022. Sejumlah mural lain yang tampak di ibu kota Kyiv dan sekitarnya memicu spekulasi bahwa seniman misterius itu pernah atau kini sedang berada di negara yang dilanda perang tersebut. REUTERS/Gleb Garanich

TEMPO.CO, Jakarta - USAID memperingatkan anggota parlemen Amerika Serikat kalau uang sudah habis dan kondisi ini bisa menempatkan ekonomi Kyev dalam risiko jika tidak ada lebih banyak uang yang dikucurkan di tengah konflik negara itu dengan Rusia. Ukraina adalah negara bekas pecahan Uni Soviet.

“Kami tidak punya lagi anggaran untuk mendukung secara langsung. Tahap terakhir itu, sudah didistribsikan pada akhir tahun fiskal. Ini sungguh bahaya, khususnya dalam beberapa bulan ke depan, di mana stabilitas ekonomi Ukraina perlu dijaga namun saat yang sama negara itu terus berperang. Ini darurat,” kata Erin McKee, asisten administrasi USAID, Rabu, 8 November 2023 dihadapan komite Senate Foreign Relations di Washington.

Tahun fikal Pemerintah Amerika Serikat berakhir setiap 30 September. Ukraina bergantung pada Washington yang bertindak sebagai penyedia senjata terbesar dan secara keuangan mendanai pengeluaran kebutuhan non-militer. Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah menyorongkan proposal pendanaan darurat sebesar USD 106 miliar (Rp1.656 triliun) untuk membantu Ukraina memerangi Rusia dan menolong Israel memerangi Hamas. Dalam proposal pendanaan itu, mencakup USD9.2 miliar (Rp143 triliun) bantuan kemanusiaan untuk dua konflik yang berbeda tersebut.

Advertising
Advertising

Menurut McKee, bantuan USAID telah memungkinkan Ukraina menggunakan seluruh revenue negara untuk mendanai bidang pertahanannya, termasuk membayar gaji tentaranya. Itu artinya, Ukraina tidak punya sumber pendanaan lain untuk mengurus rakyat dan pemerintahannya. Contohnya, membayar gaji guru, apparat kepolisian dan tenaga kesehatan, di mana pembayaran itu semua bakal tertunda jika proposal pendanaan dari Amerika Serikat tidak segera disetujui. Gangguan pendanaan yang berkepanjangan bisa melumpuhkan perekonomian Ukraina sehingga McKee waswas kondisi ini bisa membuat Presiden Rusia Vladimir Putin merasa unggul atas perang Ukraina yang masih berlangsung.

Dalam beberapa bulan terakhir, semakin banyak Kongres Amerika Serikat menentang kebijakan Biden. Partai Republik yang mengendalikan DPR pada akhir pekan lalu telah meloloskan RUU uang bantuan sebesar USD14 miliar (Rp219 triliun) sehingga pendanaan untuk Ukriana harus disahkan secara terpisah.

Sumber: RT.com

Pilihan Editor: USAID Luncurkan Program untuk Promosikan Produksi Kakao dan Kopi Indonesia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

11 jam lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

17 jam lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

18 jam lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tambah Anggaran Perbaikan Jalan untuk Tahun Ini, Total jadi Rp 15 Triliun

18 jam lalu

Jokowi Tambah Anggaran Perbaikan Jalan untuk Tahun Ini, Total jadi Rp 15 Triliun

Jokowi meyakini pembangunan infrastruktur pada gilirannya akan mempengaruhi perekonomian lokal secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

23 jam lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

1 hari lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

1 hari lalu

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

Gabungan kekayaan pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mencapai kuadriliun. Berapa triliun banyaknya?

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

1 hari lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

1 hari lalu

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan mengeluarkan mesin penghancur kertas di podium Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya