Netanyahu Sebut Pembebasan Sandera Syarat Gencatan Senjata, Hamas: Lepaskan Semua Tahanan Palestina
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Senin, 6 November 2023 06:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuntut agar lebih dari 240 sandera yang ditahan oleh Hamas selama serangan 7 Oktober 2023 dibebaskan sebagai syarat gencatan senjata.
"Tidak akan ada gencatan senjata tanpa kembalinya para sandera," kata Netanyahu kepada pasulkannya di pangkalan angkatan udara Ramon di Israel selatan, Minggu, 5 November 2023, menegaskan kembali posisi lama pemerintahnya.
Hamas hanya akan membebaskan para sandera jika Israel membebaskan semua tahanan Palestina, kata Abu Ubaida, juru bicara Brigade Izz el-Deen al-Qassam, pekan lalu.
Hamas juga dapat mengadakan pembicaraan mengenai kesepakatan pembebasan “sebagian” sandera, katanya.
Israel menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata di Gaza, dan militer Israel mengatakan bahwa pasukannya akan mengintensifkan operasi mereka terhadap kelompok Hamas, tanpa batas waktu.
“Kami mengatakan ini kepada teman-teman kami dan musuh-musuh kami. Kami akan terus melanjutkannya sampai kami mengalahkan mereka. Kami tidak punya alternatif lain.”
Militer Israel telah menggunakan kombinasi pasukan darat, bersama dengan kekuatan udara dan angkatan laut untuk menggempur Gaza dan memperdalam serangannya ke jalur pantai yang sempit, dengan tujuan menghancurkan infrastruktur Hamas dan membunuh para pemimpin senior, serta sistem komando dan kendalinya.
Pasukan tersebut telah menembus jauh ke dalam Gaza, mengelilingi Kota Gaza dan terlibat dalam pertempuran jarak dekat di perkotaan dengan pejuang Hamas, yang akan membuat pemutusan kontak untuk memungkinkan penghentian sementara permusuhan menjadi berisiko dan tidak pasti, kata sumber militer Israel.
“Mereka tidak bekerja dengan waktu di tangan mereka dan perintahnya adalah melakukan pekerjaan secara profesional, selangkah demi selangkah untuk menghindari jatuhnya korban meskipun tidak ada yang gratis,” kata Itamar Yaar, mantan wakil kepala Dewan Keamanan Nasional Israel.
Yaar, yang sekarang menjadi manajer kelompok Komandan Keamanan Israel yang terdiri dari mantan pejabat senior pertahanan, mengatakan saat ini militer tidak menghadapi tekanan waktu yang sama seperti dalam operasi sebelumnya di Gaza.
“Pesan yang didapat para komandan dari komandan yang lebih tinggi adalah untuk melakukan pekerjaan itu, kami tidak terburu-buru.”
Yaar menambahkan bahwa jika Israel mencapai tujuannya, operasi saat ini akan selesai dalam tiga hingga empat minggu.
“Ini akan sangat berkaitan dengan jumlah korban dan kejadian yang tidak terduga,” katanya.
Para menteri luar negeri dari Qatar, Arab Saudi, Mesir, Yordania dan Uni Emirat Arab bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Amman, Yordania pada hari Sabtu dan mendesaknya untuk membujuk Israel agar menyetujui gencatan senjata.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menuntut gencatan senjata segera ketika dia bertemu Blinken selama kunjungan mendadak diplomat AS itu ke Tepi Barat yang diduduki Israel.
Blinken, yang mengunjungi wilayah tersebut untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan sebagai bagian dari upaya AS untuk mencegah meluasnya perang Israel-Hamas, telah menolak seruan gencatan senjata.
Dia mengatakan gencatan senjata hanya akan memungkinkan Hamas untuk berkumpul kembali, namun dia berusaha meyakinkan Israel untuk menyetujui jeda di lokasi tertentu yang akan memungkinkan bantuan yang sangat dibutuhkan untuk didistribusikan di Gaza.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan pada hari Minggu bahwa lebih dari 9.770 warga Palestina telah tewas dalam perang saat ini, yang dimulai ketika Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.400 orang dan menyandera lebih dari 240 orang.
Sumber keamanan Israel mengatakan Israel mungkin akan mengambil jeda terbatas dalam pertempuran selama beberapa jam, tergantung pada keadaan di lapangan.
“Target yang bisa dicapai adalah merusaknya (kemampuan militer Hamas) secara signifikan namun tidak menghilangkannya sepenuhnya,” kata Avi Issacharoff, seorang komentator militer Israel, kepada wartawan pada hari Minggu.
“Pada titik tertentu, Israel akan menyetujui penghentian tersebut, namun selama berjam-jam, bukan berhari-hari, tidak lebih dari itu. Jika lebih dari beberapa jam, masyarakat Israel akan menyalib pemerintah dan perdana menteri kami.”
REUTERS
Pilihan Editor Top 3 Dunia: Genosida terhadap Warga Palestina, Kesiapan Perang Hamas, Menteri Israel Diskors