Misteri Terowongan Gaza, Jalur Gerilya Hamas yang Sulit Dilacak Pasukan Israel

Reporter

Andika Dwi

Kamis, 2 November 2023 16:00 WIB

Kondisi di dalam terowongan Gaza yang dibangun Hamas yang dapat menghubungkan kawasan Jalur Gaza dengan wilayah Israel. Pihak Israel terus berusaha menjinakkan terowongan tersebut. Israel pun telah membuat penelitian dari berbagai universitas selama bertahun-tahun hingga mengetahui bahwa terowongan ini terus bertumbuh. Tak hanya ukuran tapi juga tujuannya, melengkapi pengembangan konsep operasional Hamas. REUTERS/Jack Guez

TEMPO.CO, Jakarta - Israel mengklaim pasukannya telah menyerang gerilyawan Hamas yang berada dalam jaringan terowongan Gaza, Palestina. Tindakan ini terjadi setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan untuk menghentikan pertempuran yang bertujuan untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang semakin memburuk.

Terowongan Gaza memang menjadi sasaran utama dalam upaya perluasan operasi darat Israel di Gaza. Serangan tersebut bertujuan untuk memusnahkan Hamas, yang mengendalikan Gaza, menyusul serangan mendadak yang mematikan di Israel selatan tiga minggu lalu.

Lantas, seperti apa profil terowongan Gaza? Berikut informasinya.

Profil Terowongan Gaza

Pintu masuk terowongan Gaza yang dibangun Hamas. Menurut penilitian pihak Israel, terowongan bawah tanah ini sudah lama dimanfaatkan dalam medan pertempuran. Efektifitas terowongan itu membuat Hamas dinilai akan terus mengembangkannya untuk menyerang Israel dan bersembunyi, disamping Israel yang belum punya cara jitu untuk menghancurkannya. REUTERS/Jack Guez

Gaza Tunnel atau terowongan Gaza adalah jaringan terowongan bawah tanah yang terletak di Jalur Gaza. Terowongan ini dikuasai oleh kelompok militan Palestina, Hamas. Terowongan Gaza melintasi di bawah tanah dengan puluhan titik akses yang tersebar di seluruh Gaza.

Advertising
Advertising

Sistem terowongan ini membentang di bawah banyak kota di Gaza, seperti Khan Yunis, kamp pengungsi Jabalia dan kamp pengungsi Shati. Akses terowongan ini sering disembunyikan di dalam bangunan, seperti rumah pribadi atau masjid. Bahkan disamarkan dalam semak sehingga sulit terdeteksi melalui pengawasan udara atau drone.

Ukuran total dan dimensi jaringan terowongan di Jalur Gaza tidak diketahui secara pasti. Namun, diperkirakan terowongan Gaza memiliki panjang ratusan kilometer dengan kedalaman hingga 80 meter, serta dilengkapi dengan pencahayaan, listrik, dan kadang-kadang jalur untuk mengangkut bahan material.

Terowongan Gaza juga sering digambarkan menyerupai "sarang laba-laba" karena memiliki beberapa titik akses dan jalur, mulai dari berbagai rumah atau kandang ayam, yang kemudian bergabung menjadi jalur utama sebelum bercabang lagi menjadi beberapa jalur terpisah yang menuju ke bangunan di permukaan di sisi lain.

<!--more-->

Mobilitas Pejuang Hamas

Terowongan ini bukan lagi sekadar rute transit dari satu titik ke titik lain, melainkan gua dan terowongan bawah tanah bertingkat yang rumit dengan ruangan, aula, dan gudang. Dapat diasumsikan bahwa jaringan terowongan bertingkat yang luas sepanjang puluhan dan mungkin beberapa ratus kilometer tersebar di bawah Jalur Gaza. Sulit memetakannya secara akurat dari permukaan dengan teknologi yang ada. REUTERS/Jack Guez

Bisa dikatakan terowongan Gaza bukanlah sekedar terowongan biasa. Hamas telah mengalokasikan sejumlah besar dana dan sumber daya untuk membangun dan mengoperasikan jaringan terowongan mereka. Beberapa terowongan bahkan cukup besar sehingga dapat digunakan untuk berdiri karena diperkuat dengan beton dan dilengkapi dengan fasilitas listrik serta saluran telepon.

Selama konflik antara Israel dan Palestina pada 2014, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menggambarkan terowongan Gaza cukup kompleks dengan banyak pintu masuk dan keluar. Bahkan terowongan utama sering kali bercabang dan kadang-kadang terdapat rute paralel. Terowongan ini juga sering dilengkapi dengan alat peledak.

Jaringan terowongan Gaza awalnya digunakan untuk keperluan penyelundupan dan menghubungkan Jalur Gaza dengan Mesir. Terowongan ini telah menghubungkan sisi Rafah di Mesir dan Gaza sejak awal 1980-an, ketika Rute Philadelphi secara buatan membagi kota tersebut.

Namun, seiring berjalannya waktu, terowongan ini menjadi lebih besar, lebih canggih dan semakin penting sebagai akibat dari blokade ekonomi yang diberlakukan oleh Mesir dan Israel pada 2007.

Militer Israel memperkirakan bahwa pada 2014, Hamas menghabiskan sekitar US$30 hingga US$90 juta dan menggunakan sekitar 600.000 ton beton untuk membangun sekitar tiga lusin terowongan. Biaya pembangunan beberapa terowunan diperkirakan mencapai sekitar US3 juta.

Menurut Eado Hecht, seorang analis pertahanan Israel yang mengkhususkan diri dalam perang bawah tanah, ada tiga jenis terowongan berbeda di bawah Gaza.

Pertama, terowongan penyelundupan yang menghubungkan Gaza dan Mesir. Kedua, terowongan pertahanan di dalam Gaza yang digunakan untuk pusat komando dan penyimpanan senjata.

Ketiga, terowongan pertahanan yang terhubung ke Israel, digunakan sebagai terowongan ofensif untuk serangan lintas batas, termasuk upaya penangkapan tentara Israel.

<!--more-->

Dibangun Untuk Pertahanan Serangan Israel

Terowongan Gaza memiliki berbagai tujuan termasuk penggunaan militer, penyelundupan barang-barang, serta mendukung mobilitas gerilya Hamas.

Laporan dari Al-Monitor menggambarkan bahwa terowongan di dalam dan di luar perbatasan Gaza digunakan untuk dua tujuan utama, yaitu menyimpan dan melindungi senjata, termasuk roket dan peluncur, serta memberikan keamanan dan mobilitas bagi militan Hamas.

Pemimpin Hamas, Khalid Meshal dalam sebuah wawancara dengan Vanity Fair menjelaskan bahwa sistem terowongan merupakan bagian dari struktur pertahanan yang dirancang untuk menghadapi persenjataan militer Israel yang kuat dan melakukan serangan balik di belakang garis Israel Defense Forces (IDF).

Dia mengakui penggunaan terowongan untuk infiltrasi ke Israel, tetapi membantah tuduhan rencana serangan massal terhadap warga sipil Israel.

Personel militer Palestina di Gaza juga menjelaskan kepada situs berita Al-Monitor bahwa tujuan terowongan lintas batas adalah untuk melakukan operasi di belakang garis musuh jika terjadi operasi militer Israel terhadap Gaza.

Namun, pernyataan dari juru bicara Israel menyatakan bahwa tujuan pembuatan terowongan tersebut adalah untuk merugikan warga sipil Israel. Pemerintah Israel menyebut terowongan tersebut sebagai "terowongan teror" dengan menyatakan bahwa terowongan tersebut berpotensi menargetkan warga sipil dan tentara di Israel.

Pilihan Editor: 15 Tentara Israel Tewas Dibantai Tembakan Hamas di Gaza

RIZKI DEWI AYU | IDF | NPR

Berita terkait

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

2 jam lalu

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

Kepala juru bicara militer Israel mengatakan mereka menemukan jenazah tiga orang yang disandera Hamas di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

3 jam lalu

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

Joe Biden menandatangani rancangan undang-undang penerbangan yang bisa meningkatkan (kualitas) staf pengawas lalu-lintas udara

Baca Selengkapnya

13 Negara Layangkan Surat Pernyataan Bersama untuk Israel soal Risiko Serangan ke Rafah

5 jam lalu

13 Negara Layangkan Surat Pernyataan Bersama untuk Israel soal Risiko Serangan ke Rafah

Sebanyak 13 negara melayangkan surat pernyataan bersama untuk Israel yang berisi peringatan jika nekat menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Serang Rafah, Uni Emirat Arab Rasakan Ketegangan Meningkat

6 jam lalu

Israel Ancam Serang Rafah, Uni Emirat Arab Rasakan Ketegangan Meningkat

Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab memperingatkan adanya peningkatan ketegangan di Timur Tengah menyusul meluasnya invasi tentara Israel ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri dan Mer-C Saling Kontak soal Kondisi WNI di Gaza

17 jam lalu

Kementerian Luar Negeri dan Mer-C Saling Kontak soal Kondisi WNI di Gaza

Kementerian Luar Negeri melakukan kontak setiap hari dengan para relawan Mer-C untuk memonitor kondisi mereka

Baca Selengkapnya

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

20 jam lalu

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

DPR AS meloloskan RUU yang akan mendesak Joe Biden untuk memulai lagi pengiriman senjata ke Isreal.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

22 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

23 jam lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

23 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis Hambat Bantuan ke Gaza!

1 hari lalu

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis Hambat Bantuan ke Gaza!

Menlu Retno Marsudi menilai bantuan kemanusiaan ini sangat diperlukan masyarakat Gaza saat ini.

Baca Selengkapnya