Perawat Warga Negara India Dideportasi oleh Kuwait karena Dukung Israel

Reporter

Tempo.co

Senin, 30 Oktober 2023 21:00 WIB

Warga memeriksa kerusakan di lokasi serangan Israel terhadap rumah-rumah, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 29 Oktober 2023. REUTERS/Mohammed Salem

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Dalam Negeri Kuwait menerbitkan sebuah surat perintah deportasi pada seorang perawat asal India karena mendukung pendudukan Israel di Gaza. Surat kabar al-Rai pada Minggu, 29 Oktober 2023, mewartakan perawat itu bekerja di rumah sakit al-Sabah

Perawat yang dideportasi itu, menyebarkan bentuk dukungan dan solidaritas untuk Negeri Bintang Daud lewat status WhatsApp. Dia menggambarkan warga Palestina sebagai teroris dan memajang bendera Israel. Berdasarkan sejumlah sumber, Surat kabar al-Rai dalam pemberitaannya menyebut perawat, yang identitasnya tidak dipublikasi tersebut, mengakui perbuatannya saat diinterograsi kalau dia mendukung pendudukan Israel.

Surat kabar al-Rai juga menulis ini adalah kasus kedua yang melibatkan WNA karena menyebarkan solidaritas pada Israel. Pada kasus sebelumnya atau pada 22 Oktober 2023, Jaksa Penuntut Umum Kuwait menggugat seorang perawat asal India yang bekerja di rumah sakit Mubarak Al-Kabeer karena mendukung tindakan-tindakan militer Israel membunuh anak-anak Palestina dan pengeboman rumah sakit al-Ahli Babtist. Bukan hanya itu, perawat tersebut pun memajang bendera Israel di sejumlah akun media sosialnya.

Advertising
Advertising

Mantan Emir Kuwait Sabah al-Salem pada 5 Juni 1967 mengeluarkan dekrit yang mendeklarasikan perang defensif antara Kerajaan Kuwait dengan orang-orang yang menduduki wilayah Palestina. Sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 8 ribu warga Palestina tewas dalam serangan udara oleh militer Israel ke Gaza. Separuh dari jumlah tersebut adalah anak-anak dan lebih dari 20 ribu orang luka-luka.

LSM Save the Children melaporkan jumlah anak-anak yang terbunuh di Gaza dalam tiga Minggu terakhir kini lebih banyak dibandingkan jumlah total korban tewas dalam konflik di seluruh dunia setiap tahunnya sejak 2019. Angka yang dikeluarkan oleh LSM tersebut pada Minggu, 29 Oktober 2023, yang merujuk pada otoritas kesehatan Palestina, menunjukkan bahwa setidaknya 3.324 anak telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober, sementara 36 anak meninggal di Tepi Barat.

Secara keseluruhan, setidaknya 1.400 warga Israel dan warga negara asing juga tewas di Israel, sebagian besar akibat serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober.

Israel telah memberlakukan pengepungan total terhadap Jalur Gaza, memperketat blokade yang diberlakukan sejak 2007, memutus seluruh pasokan makanan, listrik, bahan bakar dan air, serta hanya mengizinkan sejumlah kecil bantuan masuk melalui penyeberangan Rafah dengan Mesir sejak 21 Oktober.

Sumber : middleeastmonitor.com

Pilihan Editor: Afrika Selatan Desak Pengerahan Pasukan PBB untuk Lindungi Warga Gaza

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

ICJ akan Gelar Sidang Serangan Israel ke Rafah Pekan Ini

2 jam lalu

ICJ akan Gelar Sidang Serangan Israel ke Rafah Pekan Ini

Pengadilan tinggi PBB (ICJ) menggelar sidang atas permintaan Afrika Selatan agar Israel dipaksa menghentikan serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

5 jam lalu

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

Perdana Menteri Qatar mengatakan negaranya akan terus melakukan mediasi antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

13 jam lalu

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

HRW melaporkan Israel telah membunuh atau melukai sedikitnya 31 pekerja kemanusiaan di Gaza sejak Oktober dalam setidaknya delapan serangan.

Baca Selengkapnya

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

13 jam lalu

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) membuka rumah sakit dengan kapasitas 60 tempat tidur di Rafah, Gaza selatan.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

14 jam lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

14 jam lalu

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

Netanyahu bersumpah untuk melenyapkan Hamas, namun tujuh bulan berperang, sumpah itu belum juga terwujud.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

15 jam lalu

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya akan terus memerangi Israel selama serangan di Gaza berlanjut.

Baca Selengkapnya

Jokowi Hapus Kelas BPJS Kesehatan, Nilai Iuran belum Ditentukan

17 jam lalu

Jokowi Hapus Kelas BPJS Kesehatan, Nilai Iuran belum Ditentukan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghapus pembagian kelas rawat inap BPJS Kesehatan. Nilai iuran yang baru belum ditentukan.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

17 jam lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

18 jam lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya