Sekjen PBB Sebut Serangan Hamas Dipicu Penjajahan, Israel Tuntut Antonio Guterres Mundur

Reporter

Tempo.co

Rabu, 25 Oktober 2023 12:12 WIB

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. REUTERS/Mohamed Azakir

TEMPO.CO, Jakarta - Sekjen PBB Antonio Guterres mendesak gencatan senjata di Gaza dan mengatakan bahwa hukum internasional dilanggar dalam perang antara Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas.

Berbicara di hadapan Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang pada Selasa, Guterres memohon agar warga sipil dilindungi dan memperingatkan bahwa pertempuran tersebut berisiko menimbulkan konflik yang lebih besar di wilayah tersebut.

“Penting juga untuk menyadari bahwa serangan Hamas tidak terjadi dalam ruang hampa. Rakyat Palestina telah menjadi sasaran pendudukan yang menyesakkan selama 56 tahun,” kata Guterres.

“Tetapi keluhan rakyat Palestina tidak bisa membenarkan serangan mengerikan yang dilakukan Hamas. Dan serangan-serangan mengerikan itu tidak bisa membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina,” katanya.

Guterres juga mengkritik Israel tanpa menyebutkan namanya, dengan mengatakan “melindungi warga sipil tidak berarti memerintahkan lebih dari satu juta orang untuk mengungsi ke selatan, di mana tidak ada tempat berlindung, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada obat-obatan dan tidak ada bahan bakar, dan kemudian terus melakukan pengeboman di bagian selatan itu sendiri.”

Advertising
Advertising

Israel telah membombardir Jalur Gaza yang terkepung tanpa henti sejak 7 Oktober, ketika Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel selatan, menewaskan sedikitnya 1.400 orang menurut pihak berwenang Israel.

Setelah serangan itu, Israel memutus pasokan air, makanan, bahan bakar, dan listrik ke 2,3 juta penduduk wilayah kantong tersebut, sebuah tindakan yang oleh PBB disebut sebagai bentuk hukuman kolektif yang bisa dianggap sebagai pelanggaran hukum perang.

Israel juga melancarkan serangan ke wilayah tersebut dengan korban tewas mencapai hampir 5.800 warga Palestina di Jalur Gaza. Sementara itu, sebanyak 16.297 warga Palestina luka-luka di daerah kantong pesisir tersebut.

Lebih dari satu juta orang terpaksa mengungsi karena Israel memerintahkan warga Gaza utara untuk mengungsi ke selatan, namun serangan udara Israel terus berlanjut di seluruh wilayah tersebut.

Komentar Sekretaris Jenderal tersebut memicu kemarahan Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan, yang menyebut pidato tersebut “mengejutkan” dan menuntut agar sekretaris jenderal mengundurkan diri.

“Pernyataannya bahwa ‘serangan Hamas tidak terjadi dalam ruang hampa’ mengungkapkan pemahamannya terhadap terorisme dan pembunuhan,” Erdan memposting di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

“Sungguh menyedihkan bahwa pemimpin sebuah organisasi yang muncul setelah Holocaust memiliki pandangan yang begitu buruk.”

Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen membatalkan pertemuan dengan Guterres, sementara Menteri Benny Gantz menyebut Guterres sebagai “pembela terorisme.”

Dalam pidatonya, Guterres juga menyebut serangan Hamas “mengerikan dan belum pernah terjadi sebelumnya” dan menuntut pembebasan sekitar 200 orang yang ditangkap dan ditawan oleh Hamas.

Pilihan Editor: Sekjen PBB Desak Israel Cabut Blokade Gaza, Bantuan Kemanusiaan Masih Tertahan di Mesir

AL JAZEERA

Berita terkait

Tentara Israel Membunuh Anggota Jihad Islam Palestina dalam Serangan Udara di Jenin

2 jam lalu

Tentara Israel Membunuh Anggota Jihad Islam Palestina dalam Serangan Udara di Jenin

IDF mengkonfirmasi tentara Israel membunuh seorang anggota senior Jihad Islam Palestina (PIJ) di Jenin, Tepi Barat.

Baca Selengkapnya

Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

3 jam lalu

Giliran Austria Lanjutkan Pendanaan ke UNRWA

Austria mengumumkan akan melanjutkan pendanaan bagi badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina atau UNRWA.

Baca Selengkapnya

Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

5 jam lalu

Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

Tentara Israel baku tembak dengan anggota Hamas di gang-gang sempit di Jabalia pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Serangan Udara Israel Menghantam Rumah Dekat Wisma Relawan MER-C di Gaza

8 jam lalu

Serangan Udara Israel Menghantam Rumah Dekat Wisma Relawan MER-C di Gaza

MER-C mengatakan serangan udara menyasar ke sebuah rumah dekat wisma yang ditempati para relawan WNI di Rafah, Gaza Selatan.

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

9 jam lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

12 jam lalu

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

Kepala juru bicara militer Israel mengatakan mereka menemukan jenazah tiga orang yang disandera Hamas di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

13 jam lalu

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

Joe Biden menandatangani rancangan undang-undang penerbangan yang bisa meningkatkan (kualitas) staf pengawas lalu-lintas udara

Baca Selengkapnya

13 Negara Layangkan Surat Pernyataan Bersama untuk Israel soal Risiko Serangan ke Rafah

15 jam lalu

13 Negara Layangkan Surat Pernyataan Bersama untuk Israel soal Risiko Serangan ke Rafah

Sebanyak 13 negara melayangkan surat pernyataan bersama untuk Israel yang berisi peringatan jika nekat menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Serang Rafah, Uni Emirat Arab Rasakan Ketegangan Meningkat

16 jam lalu

Israel Ancam Serang Rafah, Uni Emirat Arab Rasakan Ketegangan Meningkat

Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab memperingatkan adanya peningkatan ketegangan di Timur Tengah menyusul meluasnya invasi tentara Israel ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Kaledonia Baru Rusuh dan Kisah Laki-laki Aljazair yang Ditemukan setelah Diculik 20 Tahun

17 jam lalu

Top 3 Dunia; Kaledonia Baru Rusuh dan Kisah Laki-laki Aljazair yang Ditemukan setelah Diculik 20 Tahun

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Kaledonia Baru yang berstatus darurat nasional setelah reformasi pemilu diprotes dan berujung ricuh.

Baca Selengkapnya