Kantor Berita Otoritas Palestina Hapus Kritik Mahmoud Abbas terhadap Hamas
Reporter
Tempo.co
Editor
Ida Rosdalina
Senin, 16 Oktober 2023 10:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kantor berita resmi Otoritas Palestina menerbitkan komentar pada Minggu, 15 Oktober 2023, oleh Presiden Mahmoud Abbas yang mengkritik Hamas atas tindakannya tetapi kemudian menghapus referensi ke kelompok militan tersebut tanpa memberikan penjelasan.
Komentar tersebut, yang dipublikasikan oleh WAFA di situsnya, muncul saat percakapan telepon antara Abbas dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Keduanya membahas pengeboman Israel di Gaza menyusul amukan mematikan Hamas di kota-kota Israel.
Laporan asli WAFA mengenai seruan Abbas memuat kalimat: "Presiden juga menekankan bahwa kebijakan dan tindakan Hamas tidak mewakili rakyat Palestina, dan kebijakan, program, dan keputusan (Organisasi Pembebasan Palestina) mewakili rakyat Palestina sebagai rakyat mereka." satu-satunya perwakilan yang sah."
Beberapa jam kemudian, frasa tersebut disesuaikan menjadi: "Presiden juga menekankan bahwa kebijakan, program, dan keputusan PLO mewakili rakyat Palestina sebagai satu-satunya perwakilan sah mereka, dan bukan kebijakan organisasi lain mana pun."
Belum jelas mengapa referensi ke Hamas dihapus. Belum ada komentar langsung dari kantor Abbas atau WAFA. Hamas belum memberikan komentar.
Otoritas Palestina pimpinan Abbas menjalankan pemerintahan mandiri terbatas di Tepi Barat yang diduduki Israel. Dia telah lama menentang Hamas, yang menguasai Gaza pada tahun 2007 dan menggulingkan pasukan partai Fatah yang setia kepada Abbas. Pembicaraan rekonsiliasi selama bertahun-tahun antara kedua pihak yang bersaing gagal mencapai terobosan.
Abbas juga memimpin PLO, kelompok payung yang mewakili Palestina dalam perundingan perdamaian yang disponsori AS dengan Israel di masa lalu.
Selama pembicaraan teleponnya dengan Maduro, Abbas "menegaskan penolakannya terhadap pembunuhan warga sipil di kedua belah pihak dan menyerukan pembebasan warga sipil, tahanan dan tahanan," kata laporan WAFA.
REUTERS
Pilihan Editor: Ketika Jumlah Kematian Meningkat di Jalur Gaza, Truk Es Krim Jadi Kamar Mayat