Ribuan Warga Australia dan Inggris Hadiri Unjuk Rasa Pro-Palestina

Reporter

Nabiila Azzahra

Editor

Ida Rosdalina

Minggu, 15 Oktober 2023 13:31 WIB

Demonstran memprotes solidaritas dengan Palestina, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di London, Inggris, 14 Oktober 2023. REUTERS/Susannah Ireland

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan orang menghadiri unjuk rasa pro-Palestina di ibu kota negara-negara bagian Australia pada Ahad, meskipun polisi mengancam untuk mengekang unjuk rasa tersebut, di tengah ketegangan setelah serangan mematikan Hamas ke Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023 lalu.

Unjuk rasa pro-Palestina juga dilakukan ribuan orang di London, Sabtu.

Salah satu demonstrasi terbesar terjadi di Sydney, ibu kota negara bagian New South Wales yang paling padat penduduknya. Penyelenggara protes, Palestine Action Group, mengatakan sekitar 5.000 orang hadir, sementara seorang saksi dari Reuters memperkirakan kerumunan orang berjumlah sekitar 2.000 orang.

Terlihat banyak pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan “Bebaskan Palestina merdeka” di Hyde Park, Sydney, sementara ratusan polisi berpatroli di kawasan itu dan jalan-jalan terdekat, dan sebuah helikopter polisi berputar rendah di atas kepala kerumunan.

Polisi telah mempertimbangkan menerapkan kewenangan khususnya untuk menghentikan dan menahan para pengunjuk rasa dengan tujuan untuk melakukan penggeledahan, tetapi juru bicara Kelompok Aksi Palestina, Amal Naser, mengatakan kewenangan tersebut belum diterapkan. Unjuk rasa itu “sejauh ini damai”, kata Naser.

Selain Sydney, demonstrasi pro-Palestina diadakan pada Ahad di ibu kota negara bagian Adelaide dan Melbourne, juga dihadiri oleh ribuan orang, menurut The Guardian Australia.

Pada demonstrasi di Sydney, seorang warga Palestina bernama Ayah yang tinggal di Sydney mengatakan bahwa ia berada di sana untuk “bersikap damai, untuk mendukung negara saya, tidak ada hubungannya dengan pembakaran bendera”.

Pengunjuk rasa lainnya, Mustafa, yang ayahnya meninggalkan Gaza pada 1976, ikut serta dalam demonstrasi tersebut bersama ketiga anaknya.

“Kami tidak menentang orang-orang Yahudi, mereka sudah lama berada di Palestina berdampingan dengan umat Islam dan Kristen, kami semua orang Palestina. Kami menentang Zionis,” ujarnya.

Para penyelenggara mengatakan mereka berencana melakukan unjuk rasa lainnya dengan berjalan melalui pusat kota Sydney akhir pekan depan.

Sejak eskalasi konflik Palestina-Israel, negara-negara maju telah membatasi protes pro-Palestina karena khawatir konflik tersebut dapat memicu kekerasan di dalam negeri mereka masing-masing. Prancis melarang protes pro-Palestina pada hari Kamis dengan alasan bahwa hal tersebut kemungkinan besar akan “menimbulkan gangguan terhadap ketertiban umum”.

Di Sydney, polisi menangkap tiga pria pada hari Jumat di luar Museum Yahudi Australia di Sydney karena memberi hormat ala Nazi, media melaporkan. Kepala intelijen Australia telah menyerukan masyarakat untuk mengurangi ekspresi yang dapat menyulut ketegangan.

Berita terkait

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

2 jam lalu

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

Perdana Menteri Qatar mengatakan negaranya akan terus melakukan mediasi antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

12 jam lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

12 jam lalu

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

Netanyahu bersumpah untuk melenyapkan Hamas, namun tujuh bulan berperang, sumpah itu belum juga terwujud.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

12 jam lalu

Pemimpin Hizbullah Ancam Penduduk Israel Tak Bisa Pulang jika Serangan di Gaza Berlanjut

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya akan terus memerangi Israel selama serangan di Gaza berlanjut.

Baca Selengkapnya

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

16 jam lalu

Erdogan: 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turki

Erdogan mengatakan lebih dari 1.000 anggota Hamas dirawat di rumah sakit di Turki.

Baca Selengkapnya

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

23 jam lalu

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

Sebuah konferensi donor internasional di Kuwait menjanjikan bantuan lebih dari US$2 miliar atau sekitar Rp32 triliun ke Gaza

Baca Selengkapnya

Militer Israel Kepung Gaza dari Utara Hingga Selatan, Kondisi Warga Palestina Semakin Sulit

1 hari lalu

Militer Israel Kepung Gaza dari Utara Hingga Selatan, Kondisi Warga Palestina Semakin Sulit

Pasukan Israel menyerbu jauh ke dalam reruntuhan di tepi utara Gaza , di saat bersamaan tank dan tentara Israel menerobos jalan raya menuju Rafah

Baca Selengkapnya

Shin Bet Selidiki Kegagalan Keamanannya dalam Serangan 7 Oktober: Seharusnya Bisa Dicegah

1 hari lalu

Shin Bet Selidiki Kegagalan Keamanannya dalam Serangan 7 Oktober: Seharusnya Bisa Dicegah

Kepala Shin Bet Ronan Bar mengakui Shin Bet gagal memberikan payung keamanan kebanggaannya bagi Israel dalam serangan 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

1 hari lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Recep Tayyip Erdogan Menilai Amerika Serikat dan Eropa Masih Kurang Tegas terhadap Israel

1 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan Menilai Amerika Serikat dan Eropa Masih Kurang Tegas terhadap Israel

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengkritik respons Amerika Serikat dan Eropa masih kurang tegas terhadap Israel.

Baca Selengkapnya