Imbas Serangan Hamas, Ratusan Warga Israel Cari Kepastian Saudara yang Hilang

Reporter

Nabiila Azzahra

Editor

Ida Rosdalina

Senin, 9 Oktober 2023 18:41 WIB

Keamanan Israel bersiaga di jalan menyusul infiltrasi massal oleh orang-orang bersenjata Hamas dari Jalur Gaza, dekat Sderot di Israel selatan 8 Oktober 2023. REUTERS/Ronen Zvulun

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan warga Israel berbondong-bondong datang ke kantor polisi pusat pada Ahad, 8 Oktober 2023 untuk mencari kepastian kabar saudara-saudara mereka yang hilang setelah serangan Hamas dari Jalur Gaza pada Sabtu yang menewaskan ratusan orang dan menculik puluhan lainnya.

Bukan saja jumlah mereka yang hilang tidak diketahui, tetapi banyak juga yang diyakini telah ditawan di Gaza – termasuk anak-anak kecil – dan yang lainnya bersembunyi di desa-desa Israel yang terkepung.

Wilayah perbatasan Gaza, yang hanya berjarak satu jam perjalanan dari pusat informasi polisi di Airport City, tetap ditutup oleh militer selagi pasukan terus melakukan pertempuran di jalanan dengan orang-orang bersenjata.

Seorang ibu berbicara kepada Reuters setelah memberikan sampel DNA-nya dan menyerahkan sisir dengan folikel rambut putranya, yang saat itu berada di pesta dansa luar ruangan yang diserbu oleh orang-orang bersenjata Hamas. Ia menolak menyebutkan namanya.

“Terakhir kami mendengar kabar darinya, dia menelepon dari mobil, mengatakan dia berusaha melarikan diri dan mereka menembaki dia. Saya melakukan apa pun yang saya bisa untuk mencari tahu apa yang terjadi,” katanya.

Di luar pusat polisi, seorang pria berdoa bersama seorang rabi saat tunangannya mengisi laporan tentang saudara laki-lakinya yang hilang.

Yoni Asher, yang sudah kembali ke rumahnya di Israel tengah setelah berkali-kali berusaha mendapatkan bantuan dari pihak berwenang, mengatakan istrinya sedang mengunjungi ibunya di komunitas Nir Oz dekat perbatasan bersama dua putri kecil mereka ketika Hamas menyerang.

“Dia mengatakan kepada saya bahwa teroris ada di dalam rumah,” katanya. Lalu panggilannya terputus.

Kemudian, ia menemukan ponsel istrinya melalui akun Google-nya. Lokasinya di Khan Younis, sebuah kota di Gaza. Ia kemudian melihat video yang tersebar di media sosial, menunjukkan mereka yang dibawa ke Gaza.

“Saya dengan pasti mengidentifikasi istri saya, dua anak perempuan saya, dan ibu mertua saya naik di semacam gerobak, dan teroris Hamas ada di sekitar mereka,” ujarnya.

“Kedua anak perempuanku, mereka masih bayi, bahkan belum berumur 5 tahun dan 3 tahun… Aku tidak tahu dalam hal apa mereka ditawan. Aku tidak tahu apa yang terjadi pada mereka.” sambungnya.

<!--more-->

Tawanan mempersulit “balas dendam besar” Netanyahu
Dengan banyaknya warga Israel yang menjadi tawanan, kemungkinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menyerang balik Hamas atas serangan mematikannya ke Israel menjadi terbatas.

Netanyahu telah bersumpah akan melakukan “balas dendam yang besar”, namun nasib tentara Israel, orang lanjut usia, perempuan dan anak-anak yang dibawa ke Gaza dalam jumlah yang masih belum jelas memperumit janji perdana menteri tersebut.

Pada 2011, Israel pernah menukar ratusan tahanan Palestina untuk pembebasan satu tentara Israel, Gilad Shalit, yang ditahan selama lima tahun. Saat itu, pertukaran pun dikritik oleh sebagian warga Israel karena dianggap terlalu timpang. Tawar-menawar seperti itu tampak mustahil ketika puluhan orang ditahan kali ini.

Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan Israel akan bertindak untuk membebaskan para tawanan, merusak “infrastruktur teroris” Hamas secara serius dan memastikan tidak ada kelompok teroris di Gaza yang dapat membahayakan warga Israel lagi. Namun, mencoba menyelamatkan semua orang yang menurut Hamas kini ditahan di lokasi berbeda dapat membahayakan nyawa mereka.

Netanyahu, yang memimpin salah satu pemerintahan paling sayap kanan dalam sejarah Israel, telah mengundang para pemimpin oposisi untuk bergabung dengan pemerintah persatuan, berupaya memperluas dukungan.

Baginya, menjamin kebebasan tawanan menimbulkan kenangan pribadi. Pada 1976, kakak laki-lakinya terbunuh saat menyelamatkan tawanan di bandara Entebbe di Uganda, sebuah tindakan yang menurut Netanyahu menentukan kehidupannya di masa depan.

Letkol Yonatan “Yoni” Netanyahu saat itu memimpin tim penyerangan yang terdiri dari 29 pasukan komando yang menyerbu terminal bandara untuk menyelamatkan warga Israel dan lainnya dari penerbangan Air France yang telah dialihkan ke Uganda oleh pembajak Palestina dan Jerman.

REUTERS

Pilihan Editor: Asal-usul Hari Hangeul Diperingati Tiap 9 Oktober di Korea Selatan

Berita terkait

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

14 menit lalu

Militer Israel Temukan Jenazah 3 Sandera dari Jalur Gaza

Kepala juru bicara militer Israel mengatakan mereka menemukan jenazah tiga orang yang disandera Hamas di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

1 jam lalu

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

Joe Biden menandatangani rancangan undang-undang penerbangan yang bisa meningkatkan (kualitas) staf pengawas lalu-lintas udara

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Serang Rafah, Uni Emirat Arab Rasakan Ketegangan Meningkat

3 jam lalu

Israel Ancam Serang Rafah, Uni Emirat Arab Rasakan Ketegangan Meningkat

Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab memperingatkan adanya peningkatan ketegangan di Timur Tengah menyusul meluasnya invasi tentara Israel ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri dan Mer-C Saling Kontak soal Kondisi WNI di Gaza

15 jam lalu

Kementerian Luar Negeri dan Mer-C Saling Kontak soal Kondisi WNI di Gaza

Kementerian Luar Negeri melakukan kontak setiap hari dengan para relawan Mer-C untuk memonitor kondisi mereka

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

19 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

20 jam lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

21 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis Hambat Bantuan ke Gaza!

21 jam lalu

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis Hambat Bantuan ke Gaza!

Menlu Retno Marsudi menilai bantuan kemanusiaan ini sangat diperlukan masyarakat Gaza saat ini.

Baca Selengkapnya

Sidang Kedua di ICJ, Afrika Selatan: Serangan Israel di Rafah Harus Dihentikan!

1 hari lalu

Sidang Kedua di ICJ, Afrika Selatan: Serangan Israel di Rafah Harus Dihentikan!

Afrika Selatan meminta ICJ untuk mendesak Israel agar segera menarik pasukannya dan menghentikan serangan militer mereka di Kota Rafah, Gaza

Baca Selengkapnya

Setelah Perang Gaza Usai, Apa Sebenarnya Rencana Netanyahu?

1 hari lalu

Setelah Perang Gaza Usai, Apa Sebenarnya Rencana Netanyahu?

Ketika Israel terus mengebom Gaza, banyak pertanyaan tentang kapan Israel akan berhenti dan apa yang akan dilakukan Netanyahu selanjutnya.

Baca Selengkapnya