Korban Tewas Gempa Afghanistan Tembus 2.000 Orang, 6 Desa Rata dengan Tanah

Reporter

Tempo.co

Minggu, 8 Oktober 2023 15:36 WIB

Reruntuhan bangunan pasca gempa Afghanistan, 8 Oktober 2023. Cuplikan video REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Korban tewas akibat serangkaian gempa di Afghanistan barat kembali meningkat tajam pada Minggu 8 Oktober 2023 menjadi lebih dari 2.000 orang, ketika tim penyelamat berusaha mencari korban yang selamat di antara reruntuhan desa-desa yang hancur.

Gempa berkekuatan 6,3 skala Richter yang terjadi pada Sabtu – diikuti oleh delapan gempa susulan yang kuat – mengguncang daerah yang sulit dijangkau 30 kilometer barat laut ibu kota provinsi Herat. Lindu ini merobohkan rumah-rumah di pedesaan dan membuat penduduk kota panik dan turun ke jalan.

“2.053 orang syahid tewas di 13 desa. 1.240 orang luka-luka. 1.320 rumah hancur total,” tulis juru bicara pemerintah Taliban Zabihullah Mujahid di situs media sosial X, sebelumnya Twitter, mengutip badan penanggulangan bencana.

Jumlah tersebut mungkin akan bertambah karena ini menjadi salah satu gempa paling mematikan yang melanda negara ini dalam dua dekade terakhir.

Suhail Shaheen, juru bicara Taliban yang berbasis di Qatar, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa banyak orang hilang dan operasi penyelamatan sedang dilakukan untuk menyelamatkan orang-orang yang terperangkap di puing-puing setelah gempa berkekuatan 6,3 skala Richter di provinsi Herat.

Advertising
Advertising

Shaheen mengatakan ada kebutuhan mendesak akan tenda, barang-barang medis dan makanan di daerah yang terkena bencana, dan ia menghimbau para pengusaha lokal dan LSM untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.

Sebelumnya, Abdul Wahid Rayan, juru bicara Kementerian Informasi dan Kebudayaan, mengatakan kepada The Associated Press bahwa lebih dari 2.000 orang tewas dalam gempa dan gempa susulan yang kuat.

Sekitar enam desa telah hancur dan ratusan warga sipil terkubur di bawah puing-puing, katanya, sambil menyerukan bantuan segera.

Ketika malam tiba pada Sabtu di desa Sarboland di distrik Zinda Jan, seorang reporter melihat puluhan rumah hancur di dekat pusat gempa, yang mengguncang daerah tersebut selama lebih dari lima jam.

Laki-laki menyekop tumpukan batu yang hancur sementara perempuan dan anak-anak menunggu di tempat terbuka, dengan rumah-rumah yang hancur memperlihatkan barang-barang pribadi berkibar-kibar ditiup angin kencang.

“Pada guncangan pertama, semua rumah runtuh,” kata Bashir Ahmad, 42 tahun. “Mereka yang berada di dalam rumah dikuburkan,” katanya. “Ada keluarga yang belum kami dengar kabarnya.”

Wakil juru bicara pemerintah Bilal Karimi mengatakan pada Minggu, ketika tingkat kerusakan menjadi jelas, bahwa “sayangnya, jumlah korban jiwa sangat tinggi”.

“Kami menunggu untuk melihat bagaimana hasil akhirnya,” katanya.

Berita terkait

BRI Peduli Salurkan Bantuan Bencana Bagi Warga Terdampak Banjir di Sumatera Barat

15 jam lalu

BRI Peduli Salurkan Bantuan Bencana Bagi Warga Terdampak Banjir di Sumatera Barat

Bencana banjir lahar dingin yang melanda enam kabupaten dan kota di Sumatera Barat (Sumbar) tidak hanya menimbulkan kerugian material yang signifikan, tetapi juga membawa duka mendalam dengan adanya korban jiwa.

Baca Selengkapnya

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

1 hari lalu

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

Banjir bandang di Sungai Yangtze pada 1931 merupakan salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah China, bahkan di dunia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyerahkan paket bantuan senjata untuk Israel senilai USD1 miliar (Rp16 triliun)

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

2 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Warga Israel Blokir Bantuan Makanan untuk Warga Gaza, Isinya Dirusak

2 hari lalu

Warga Israel Blokir Bantuan Makanan untuk Warga Gaza, Isinya Dirusak

Warga Israel yang marah menyerang truk bantuan berisi bahan makanan untuk pengungsi di Gaza. Mereka

Baca Selengkapnya

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

3 hari lalu

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

Sebuah konferensi donor internasional di Kuwait menjanjikan bantuan lebih dari US$2 miliar atau sekitar Rp32 triliun ke Gaza

Baca Selengkapnya

Korban Tewas dalam Banjir Bandang di Brasil Naik Jadi 143 Orang

4 hari lalu

Korban Tewas dalam Banjir Bandang di Brasil Naik Jadi 143 Orang

Jumlah korban tewas akibat banjir bandang di Brasil sampai Minggu, 12 Mei 2024, mencapai 143 orang, sebelumnya 136 orang

Baca Selengkapnya

Banjir Musnahkan Desa-desa di Afghanistan, Korban Tewas Jadi 315 Orang

4 hari lalu

Banjir Musnahkan Desa-desa di Afghanistan, Korban Tewas Jadi 315 Orang

Afghanistan dilanda banjir parah yang menyapu desa-desa dan menyebabkan ribuan orang mengungsi.

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

5 hari lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

Afrika Selatan Minta ICJ Perintahkan Israel Mundur dari Rafah

6 hari lalu

Afrika Selatan Minta ICJ Perintahkan Israel Mundur dari Rafah

Afrika Selatan mengupayakan tindakan darurat baru atas serangan terbaru Israel terhadap Rafah, kota selatan di Gaza.

Baca Selengkapnya