Malaysia Siap Hadapi Disease X, Penyakit Apa Itu?

Reporter

Tempo.co

Jumat, 6 Oktober 2023 19:00 WIB

Health for All Film Festival. Dok. World Health Organization (WHO).

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan Malaysia menyatakan siap siaga menghadapi disease X jika muncul di negeri ini. Direktur Jenderal Kesehatan Datuk Muhammad Radzi Abu Hassan mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir tentang penyakit ini.

“Kami yakin dapat menanganinya secara efektif berdasarkan pengalaman menangani wabah penyakit sebelumnya, termasuk COVID-19, virus Nipah, SARS, dan MERS-CoV,” ujarnya, pada Rabu lalu.

Ia menambahkan, sistem kesehatan Malaysia selalu diperkuat untuk menghadapi penyakit ini. Informasi mengenai wabah penyakit akan selalu dikomunikasikan secara terbuka.

“Pada saat yang sama, masyarakat perlu mendapatkan informasi dan bersiap menghadapi penyakit tersebut, termasuk mengikuti pedoman kesehatan, praktik kesehatan yang baik, dan mendapatkan informasi terkini mengenai penyakit tersebut,” kata Dr Muhammad Radzi.

Disease X adalah nama yang diciptakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2018 untuk patogen yang tidak diketahui dan berpotensi menyebabkan epidemi di seluruh dunia.

Advertising
Advertising

Meskipun sifat dan waktu terjadinya disease X belum dapat diidentifikasi, para ahli kesehatan dilaporkan telah menyuarakan kekhawatiran mengenai dampak penyakit tersebut.

Radzi mengatakan “disease X” diperkirakan lebih menular dibandingkan Covid-19 dan mungkin menimbulkan risiko kematian serupa dengan Ebola. Meski begitu, dia menegaskan Kementerian Kesehatan selalu siap dan waspada terhadap kemungkinan munculnya penyakit yang belum diketahui identitasnya tersebut.

WHO pertama kali menyebutkan tentang disease X di situsnya pada bulan Mei. Menurut WHO, istilah tersebut digunakan untuk mewakili pengetahuan bahwa epidemi internasional yang serius yang dapat disebabkan oleh patogen yang saat ini tidak diketahui menyebabkan penyakit pada manusia.

Kate Bingham, pakar kesehatan Inggris mengatakan bahwa disease X dapat menyebabkan pandemi lain yang lebih mematikan daripada Covid-19. Dalam sebuah wawancara dengan Daily Mail, Kate Bingham, yang menjabat sebagai ketua Satuan Tugas Vaksin Inggris dari Mei hingga Desember 2020, mengatakan virus baru ini dapat memiliki dampak yang serupa dengan Flu Spanyol yang menghancurkan pada tahun 1919-1920. Menurut WHO, disease X bisa jadi disebabkan oleh agen baru bisa beruoa virus, bakteri atau jamur, dan belum ada obatnya.

Bingham memperkirakan jumlah korban tewas akibat disease X bisa berjumlah 50 juta orang di seluruh dunia. "Dua kali lebih banyak dari jumlah korban tewas pada Perang Dunia I. Saat ini, kita bisa memperkirakan jumlah kematian yang sama, dari salah satu dari banyak virus yang sudah ada," ujarnya.

"Jika dunia harus mengatasi ancaman disease X, maka harus dipersiapkan upaya vaksinasi massal dan memberikan dosis dalam waktu singkat”, katanya.

MALAY MAIL | FREE MALAYSIA TODAY | NDTV

Pilihan Editor: Putrinya Koma karena Bentrok dengan Polisi Moral, Perempuan Iran Ini Ditangkap

Berita terkait

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

21 jam lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

23 jam lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

1 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

1 hari lalu

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

Orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Sabah juga pernah datang ke kafe itu untuk menghabiskan makanan sisa pengunjung.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

1 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kerusuhan Berbau Rasial 13 Mei 1969 di Malaysia

1 hari lalu

Kilas Balik Kerusuhan Berbau Rasial 13 Mei 1969 di Malaysia

Inilah peristiwa kerusuhan massal nan kelam di Malaysia yang menewaskan sedikitnya 184 Orang

Baca Selengkapnya

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

1 hari lalu

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

Indonesia dan Malaysia punya kenangan kelam pada kerusuhan dan penjarahan pada 13 Mei, pada 1969 dan 1998. Berikut kejadiannya.

Baca Selengkapnya

Gejala Penyakit Jantung yang Terlihat dari Jari Tangan

2 hari lalu

Gejala Penyakit Jantung yang Terlihat dari Jari Tangan

Gejala penyakit bisa saja muncul di bagian tubuh yang mungkin tak diperkirakan sebelumnya sehingga sering diabaikan. Contohnya jari tangan bengkak.

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

4 hari lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

4 hari lalu

Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?

Baca Selengkapnya