Suhu Kian Naik, 2023 Menuju Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

Kamis, 5 Oktober 2023 21:00 WIB

Petugas dari Manggala Agni Daops Banyuasin berupaya memadamkan kebakaran lahan di Desa Muara dua, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Kamis, 21 September 2023. Berdasarkan data dari Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera sepanjang Januari hingga Agustus 2023 luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan mencapai 4.082,8 hektare yang terbagi menjadi 2,947,8 lahan mineral dan 1.135,0 lahan gambut. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Tahun 2023 sedang berproses menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat sejarah. Suhu rata-rata global sepanjang tahun ini adalah 0,52 derajat Celcius lebih tinggi dari biasanya, kata Layanan Perubahan Iklim Copernicus (C3S) Uni Eropa (UE) pada hari Kamis, 5 Oktober 2023.

Suhu global pada bulan Januari-September juga 1,4C lebih tinggi dibandingkan rata-rata di era pra-industri (dari 1850 hingga 1900), kata lembaga tersebut. Perubahan iklim mendorong suhu global mencapai rekor baru dan pola cuaca jangka pendek juga mendorong pergerakan suhu.

Bulan lalu merupakan bulan September terpanas yang pernah tercatat secara global, mencapai 0,93C di atas suhu rata-rata dibandingkan September pada 1991-2020. Suhu global pada September 2023 juga menjadi bulan bersuhu hangat yang paling tidak lazim dalam tahun mana pun berdasarkan kumpulan data ERA5 milik C3S, yang dikumpulkan sejak 1940.

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim dikombinasikan dengan munculnya pola cuaca El Nino tahun ini, yang menghangatkan permukaan air di Samudera Pasifik bagian timur dan tengah, telah memicu suhu panas yang memecahkan rekor baru-baru ini.

Wakil Direktur Copernicus, Samantha Burgess, mengatakan bahwa suhu-suhu yang diamati pada September tahun ini telah memecahkan rekor dengan jumlah luar biasa.

“Bulan ekstrem ini telah mendorong tahun 2023 ke peringkat pertama – berada di jalur yang tepat untuk menjadi tahun terpanas dan sekitar 1,4 C di atas suhu rata-rata masa pra-industri,” kata Burgess dalam sebuah pernyataan.

“Dua bulan setelah COP28, urgensi untuk melakukan tindakan iklim yang ambisius menjadi sangat penting,” katanya, mengacu pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang akan dilaksanakan pada tanggal 30 November sampai 12 Desember 2023.

Tahun 2022 tidak memecahkan rekor, meskipun suhu dunia 1,2C lebih hangat dibandingkan masa pra-industri. Rekor sebelumnya dipecahkan pada 2016 dan 2020 ketika suhu rata-rata lebih tinggi 1,25 derajat C.

Suhu permukaan laut rata-rata pada bulan September di 60°S–60°LU mencapai 20,92C, yang merupakan rekor tertinggi pada bulan September dan tertinggi kedua sepanjang bulan, setelah Agustus 2023, kata Copernicus.

Analisis C3S didasarkan pada miliaran pengukuran dari satelit, kapal, pesawat terbang, dan stasiun cuaca. Luas es di laut Antartika masih berada pada rekor terendah sepanjang tahun ini, sementara luas es di Laut Arktik berada 18 persen di bawah rata-rata.

REUTERS

Berita terkait

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

10 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

11 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

15 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

15 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

16 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

17 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

18 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

19 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

26 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

30 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya