Kapal Nelayan Filipina Ditabrak Kapal Tanker di Laut Cina Selatan, Tiga Tewas

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Rabu, 4 Oktober 2023 11:43 WIB

Nelayan Filipina beristirahat setelah tiba dari pelayaran memancing selama seminggu ke dangkalan Scarborough yang disengketakan, di Infanta, provinsi Pangasinan, Filipina, 6 Juli 2021. [REUTERS/Eloisa Lopez]

TEMPO.CO, Jakarta - Penjaga pantai Filipina pada Rabu, 3 Oktober 2023 mengatakan sebuah kapal yang bertabrakan dengan kapal nelayan Filipina di Laut Cina Selatan adalah sebuah kapal tanker minyak yang terdaftar di bawah bendera Kepulauan Marshall.

Mereka menggambarkan insiden Senin yang menewaskan tiga nelayan sebagai "tabrakan yang tidak disengaja" dan mengatakan bahwa mereka akan menjangkau kapal tersebut.

Sebelumnya, Presiden Ferdinand Marcos Jr, Rabu, di platform media sosial X, menyatakan Filipina sedang menyelidiki insiden maritim untuk mencari tahu apa yang menewaskan tiga nelayan Filipina dalam insiden tabrakan yang menenggelamkan kapal mereka di Laut Cina Selatan.

“Kami meyakinkan para korban, keluarga mereka, dan semua orang bahwa kami akan mengerahkan segala upaya untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas insiden maritim yang malang ini,” kata Marcos Jr.

Tiga nelayan Filipina tewas setelah kapal penangkap ikan mereka ditabrak oleh kapal komersial asing tak dikenal saat melintasi Laut Cina Selatan, kata Penjaga Pantai Filipina (PCG) pada Rabu.

Advertising
Advertising

Insiden itu terjadi pada Senin ketika kapal tersebut sedang transit 157 km barat laut Scarborough Shoal yang disengketakan, kata institusi tersebut dalam sebuah pernyataan. Sebelas awak kapal selamat saat kapal tenggelam.

Ketegangan di sekitar perairan tersebut baru-baru ini berkobar setelah Filipina mengatakan pihaknya telah menghilangkan penghalang bola sepanjang 300 meter yang dipasang oleh penjaga pantai Cina di dekat Scarborough Shoal, tempat penangkapan ikan utama dan salah satu fitur maritim yang paling diperebutkan di Asia.

Beting strategis tersebut, yang namanya diambil dari nama kapal kargo Inggris yang kandas di sana pada abad ke-18, berada di zona ekonomi eksklusif Filipina namun direbut pada 2012 oleh Cina, yang terus mempertahankan keberadaan kapal penjaga pantai dan kapal pukat ikan di sana sejak saat itu.

Cina telah menolak versi Filipina mengenai tindakan yang dilakukan mengenai penghalang tersebut, sementara Amerika Serikat memberikan dukungan kepada Manila dan berjanji untuk menghormati komitmen perjanjiannya untuk membela sekutu perjanjiannya jika diserang.

Penjaga pantai Filipina tidak merinci insiden tersebut atau memberikan rincian kapal yang dikatakan telah menabrak awak kapal Filipina.

REUTERS

Pilihan Editor: Korea Utara Jengkel Disebut AS 'Ancaman Terus-menerus'

Berita terkait

Pasukan Penjaga Pantai Filipina Pastikan Jaga Laut Cina Selatan

5 hari lalu

Pasukan Penjaga Pantai Filipina Pastikan Jaga Laut Cina Selatan

Penjaga Pantai Filipina berkomitmen menjaga wilayah Laut Cina Selatan yang dipersengketakan agar Beijing tidak bisa reklamasi.

Baca Selengkapnya

Laut Cina Selatan: Ketegangan antara Cina dan Filipina memanas?

8 hari lalu

Laut Cina Selatan: Ketegangan antara Cina dan Filipina memanas?

Perseteruan Cina dan Filipina memperebutkan dua fitur di Laut Cina Selatan kian sengit.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

17 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

21 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

22 hari lalu

Di Beijing, Blinken Sampaikan Kekhawatiran AS tentang Dukungan Cina terhadap Rusia

Menlu AS, Antony Blinken, bertemu dengan timpalannya dari Cina, Wang Yi, untuk membicarakan banyak hal, termasuk hubungan Cina-Rusia.

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

27 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

31 hari lalu

Menhan AS Telepon Menhan Cina untuk Pertama Kalinya

Menhan AS, Lloyd Austin, berbicara dengan Menhan Cina ketika kedua negara berupaya memulihkan hubungan militer.

Baca Selengkapnya

Fumio Kishida Rapat dengan Joe Biden bahas Hadapi Agresivitas Beijing

38 hari lalu

Fumio Kishida Rapat dengan Joe Biden bahas Hadapi Agresivitas Beijing

Fumio Kishida ke Gedung Putih guna memfokuskan pada kerja sama bidang pertahanan untuk mengahalangi Beijing yang agresif

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

39 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

AS akan Kerahkan Peluncur Rudal Tomahawk di Indo-Pasifik, Hadapi Ancaman Cina?

40 hari lalu

AS akan Kerahkan Peluncur Rudal Tomahawk di Indo-Pasifik, Hadapi Ancaman Cina?

Amerika Serikat akan mengerahkan peluncur rudal darat yang mampu menembakkan rudal SM-6 dan Tomahawk di kawasan Indo-Pasifik

Baca Selengkapnya