Pemenang Nobel Perdamaian Mencalonkan Diri sebagai Presiden Kongo

Reporter

Tempo.co

Selasa, 3 Oktober 2023 11:00 WIB

Ginekolog dan aktivis Republik Demokratik Kongo Denis Mukwege, yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2018 mengumumkan pencalonannya untuk pemilihan presiden pada bulan Desember 2023 di gereja Paroki Fatima di Kinshasa , Republik Demokratik Kongo 2 Oktober 2023. REUTERS/Justin Makangara

TEMPO.CO, Jakarta - Denis Mukwege— dokter kandungan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian dari Republik Demokratik Kongo yang terkenal karena membantu korban perkosaan—mengumumkan akan mencalonkan diri sebagai presiden pada Desember.

Berbicara di auditorium yang penuh sesak di ibu kota negara Afrika tengah, Kinshasa pada Senin, dokter berusia 68 tahun tersebut mengatakan kepada wartawan bahwa dia ingin menyelamatkan negara yang dilanda ketidakamanan dan kepemimpinan yang buruk.

“Negara kami sedang dalam keadaan buruk,” kata Mukwege. “Kami tidak sabar untuk bertindak. Besok sudah terlambat.”

Mukwege bersama-sama dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 2018 bersama aktivis Yazidi Nadia Murad atas upayanya mengakhiri kekerasan seksual sebagai senjata perang.

Pada 2012, Mukwege diserang oleh orang-orang bersenjata - ia yakin ini merupakan konsekuensi dari kritik terhadap kebijakan pemerintah Republik Demokratik Kongo mengenai kekerasan berbasis gender.

Advertising
Advertising

Dikenal sebagai "Dr Miracle", dokter kandungan ini menjadi terkenal di dunia internasional karena melakukan operasi rekonstruksi terhadap wanita yang diperkosa dan disiksa di wilayah timur yang dilanda perang.

Rumah sakit tempat ia bekerja sejauh ini telah merawat lebih dari 50.000 orang yang selamat dari kekerasan seksual, dan ia telah mengukuhkan dirinya sebagai salah satu ahli terkemuka di dunia dalam bidangnya.

Pada 1998, ia mendirikan klinik di kota kelahirannya. Rumah Sakit Panzi sejatinya diperuntukkan bagi kesehatan ibu hamil maupun ibu melahirkan. Namun, ketika perang pecah, semakin banyak perempuan yang datang ke klinik dengan luka parah akibat kekerasan seksual yang dilakukan oleh berbagai kelompok bersenjata.

“Setelah diperkosa, peluru ditembakkan ke alat kelamin dan pahanya,” kata Dr Mukwege tentang penyintas pemerkosaan pertama yang datang ke kliniknya. "Kejutan sesungguhnya terjadi tiga bulan kemudian. 45 perempuan datang kepada kami dengan cerita yang sama."

Bersama rekan-rekannya, Dr Mukwege telah merawat puluhan ribu korban dan menjadi "spesialis terkemuka dunia dalam pengobatan kekerasan seksual di masa perang", menurut Hadiah Nobel.

Rumah sakit Panzi sekarang merawat lebih dari 3.500 wanita setiap tahunnya. Selain perawatan medis, para penyintas kekerasan seksual juga dapat mengakses bantuan psikologis dan hukum.

Pada 2012, dalam pidatonya di PBB, Dr Mukwege mengkritik pemerintahan Presiden Joseph Kabila dan negara-negara lain karena tidak berbuat cukup untuk menghentikan apa yang disebutnya sebagai "perang tidak adil yang menggunakan kekerasan terhadap perempuan dan pemerkosaan sebagai strategi perang".

Bulan berikutnya dia menjadi sasaran orang-orang bersenjata yang masuk ke rumahnya dan sempat menyandera putrinya. Menurut situs organisasinya, teman kepercayaannya dan penjaga keamanan tewas dalam serangan itu.

Dia kemudian melarikan diri bersama keluarganya ke Swedia, lalu ke Belgia. Setelah kampanye yang dilakukan oleh perempuan setempat yang mengumpulkan dana untuk membayar tiketnya, dia kembali ke Kongo setahun kemudian.

Pilihan Editor: Denis Mukwege dan Nadia Murad Dapat Penghargaan Nobel Perdamaian

REUTERS

Berita terkait

Cerita Prestasi Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Raih Nilai Tes Nasional Tertinggi 2023

2 hari lalu

Cerita Prestasi Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Raih Nilai Tes Nasional Tertinggi 2023

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Jember diharapkan tetap profesional dalam bekerja di masyarakat nanti.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

2 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

5 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

6 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

13 hari lalu

Profil 3 Pemimpin Perempuan di Kerajaan Majapahit

Tak hanya dipimpin raja, Majapahit pernah dipimpin perempuan. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

17 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

18 hari lalu

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

Kemenko Polhukam belum bisa memastikan apakah penyebutan OPM seperti yang dilakukan TNI akan dijadikan keputusan negara.

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

21 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

22 hari lalu

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.

Baca Selengkapnya

Proyeksi Serangan Balasan Israel ke Iran

23 hari lalu

Proyeksi Serangan Balasan Israel ke Iran

Israel membahas kemungkinan serangan balasan ke Iran setelah 300 misil dan drone Iran menyerang Israel pada Ahad dinihari.

Baca Selengkapnya