Angka Kematian Demam Berdarah di Bangladesh Tembus 1.000 Jiwa, Terburuk dalam Sejarah

Reporter

Tempo.co

Senin, 2 Oktober 2023 16:00 WIB

Pasien terinfeksi demam berdarah berada di bawah kelambu saat mereka menerima perawatan di Shaheed Suhrawardy Medical College and Hospital di Dhaka, Bangladesh, 26 Juli 2023. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - Data resmi pemerintah Bangladesh pada Minggu malam menunjukkan lebih dari 1.000 orang di negara telah meninggal karena demam berdarah sejak awal tahun ini. Ini merupakan wabah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang paling buruk yang tercatat di negara tersebut.

Angka dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Bangladesh, yang diterbitkan pada Minggu malam, menyebutkan 1.006 orang telah meninggal, di antara lebih dari 200.000 kasus yang dikonfirmasi.

Mantan direktur badan tersebut, Be-Nazir Ahmed, mengatakan pada Senin 2 Oktober 2023 bahwa jumlah kematian sepanjang tahun ini lebih tinggi dibandingkan gabungan tahun-tahun sebelumnya sejak 2000.

“Ini adalah peristiwa kesehatan yang sangat besar, baik di Bangladesh maupun di dunia,” ujar dia.

Di antara korban tewas terdapat 112 anak berusia 15 tahun ke bawah, termasuk bayi, menurut data resmi.

Advertising
Advertising

Angka kematian tahun ini jauh melampaui angka tertinggi sebelumnya pada 2022, yang mencatat 281 kematian.

Demam berdarah merupakan penyakit endemik di daerah tropis yang menyebabkan demam tinggi, sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot dan, dalam kasus yang paling serius, pendarahan yang dapat menyebabkan kematian.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa demam berdarah – dan penyakit lain yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk seperti chikungunya, demam kuning, dan Zika – menyebar lebih cepat dan lebih jauh akibat perubahan iklim.

Para ilmuwan mengaitkan wabah tahun ini dengan curah hujan yang tidak teratur dan suhu yang lebih panas selama musim hujan tahunan yang menciptakan kondisi perkembangbiakan nyamuk yang ideal.

Bangladesh telah mencatat kasus demam berdarah sejak 1960an, namun mendokumentasikan wabah demam berdarah dengue yang pertama, gejala penyakit yang parah dan terkadang fatal, pada 2000.

Virus yang menyebabkan penyakit ini kini mewabah di Bangladesh, yang mengalami tren wabah yang memburuk sejak pergantian abad.

Sebagian besar kasus terjadi pada musim hujan pada Juli hingga September, bulan-bulan yang menyebabkan sebagian besar curah hujan tahunan di negara tersebut, disertai dengan banjir dan tanah longsor yang sesekali terjadi.

Rumah sakit di Bangladesh juga telah menerima pasien demam berdarah selama musim dingin dalam beberapa tahun terakhir.

Bangsal demam berdarah di rumah sakit besar di Dhaka saat ini dipenuhi pasien yang dirawat dengan kelambu karena anggota keluarga yang khawatir terus berjaga-jaga.

Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada September bahwa wabah ini “memberikan tekanan besar pada sistem kesehatan” di Bangladesh.

Pilihan Editor: Sering Salah Duga, Ini Perbedaan Tifus dan Demam Berdarah Memiliki Gejala yang Serupa

ANADOLU

Berita terkait

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

1 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

Tahapan Mengatasi Rasa Kehilangan, Dari Penyesalan Hingga Penerimaan

1 hari lalu

Tahapan Mengatasi Rasa Kehilangan, Dari Penyesalan Hingga Penerimaan

Kehilangan orang yang dicintai biasanya disertai dengan beragam emosi yang kompleks. Ini tahapan mengatasi rasa kehilangan

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

1 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

1 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Hamas Kembali Umumkan Kematian Sandera akibat Luka Pengeboman Israel

4 hari lalu

Hamas Kembali Umumkan Kematian Sandera akibat Luka Pengeboman Israel

Hamas mengatakan bahwa sandera Israel Nadav Popplewell telah meninggal. Ia tewas akibat luka yang dideritanya dalam serangan udara Israel ke Gaza

Baca Selengkapnya

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

4 hari lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

Sejumlah Kasus Kematian di Kampus Akibat Penganiayaan, Terakhir Taruna di STIP Jakarta

7 hari lalu

Sejumlah Kasus Kematian di Kampus Akibat Penganiayaan, Terakhir Taruna di STIP Jakarta

Mahasiswa STIP Jakarta bernama Putu Satria Rastika dinyatakan meninggal setelah dianiaya seniornya. Ini bukan kejadian pertama kematian di kampus.

Baca Selengkapnya

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

7 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

8 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

8 hari lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya