Lebih dari Seribu Anak-anak di Kamp Pengungsian di Sudan Meninggal

Reporter

Tempo.co

Rabu, 20 September 2023 12:30 WIB

Rawda Mohammed Ismail, seorang wanita Sudan yang melarikan diri dari konflik di Geneina di wilayah Darfur Sudan, mengipasi anaknya Abdelerrahman Bakr, yang menderita kekurangan gizi, di rumah sakit misi Medecins Sans Frontieres (MSF) di Adre, Chad 24 Juli 2023. REUTERS/Zohra Bensemra

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 1.200 anak-anak usia di bawah lima tahun meninggal di sejumlah kamp pengungsian di Sudan, negara yang dikoyak perang. UNHCR dan WHO memperkirakan jumah anak-anak yang meninggal itu terhitung sejak pertengahan Mei 2023 sampai September 2023, yang diduga karena wabah campak dan gizi buruk akut.

Laporan bersama UNHCR dan WHO pada Selasa, 19 September 2023, menyebutkan kematian anak-anak itu terjadi di negara bagian Nill Putih, Sudan, di mana tingginya angka kematian ini menyoroti situation buruknya situasi kesehatan di Sudan sebagai dampak pertempuran antara militer dengan kelompok bersenjata sejak april 2023.

Data UNHCR memperlihatkan ada lebih dari 3.100 kasus dugaan campak dan gizi buruk, serta lebih dari 500 kasus kolera, terjadi di Sudan. Fasilitas – fasilitas kesehatan kewalahan karena kekurangan staf, kebutuhan medis dan peralatan kritis lainnya. Bukan hanya itu, rumah sakit dan tenaga kesehatan pun menjadi sasaran serangan sehingga memperburuk upaya pemberian layanan, memperburuk wabah dan meningkatkan angka kematian.

Advertising
Advertising

“Puluhan anak-anak meninggal setiap hari sebagai dampak dari konflik yang mematikan ini dan kurangnya perhatian global. Kita bisa mencegah lebih banyak kematian, namun dibutuhkan lebih banyak uang untuk merespon semua ini, memberikan akses pada mereka yang membutuhkan dan yang terpenting dari semua ini adalah mengakhiri perang,” kata Filippo Grandi, Komisi tinggi PBB untuk urusan pengungsi.

Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan tenaga kesehatan setempat dengan bantuan dari WHO dan mitra-mitranya, sedang berupaya mencegah lebih banyak kematian dan mencegah memburuknya wabah.

“Mereka benar-benar membutuhkan bantuan internasional untuk mencegah kematian lebih lanjut dan mencegah menyebarnya wabah. Kami menyerukan para pendonor agar lebih bermurah hati dan pada pihak-pihak yang bertikai agar melindungi para tenaga kesehatan serta membuka akses kesehatan bagi mereka yang membutuhkan,” kata Tedros.

Sumber: rt.com

Pilihan Editor: Serangan Terbaru Tentara Sudan Tewaskan Setidaknya 32 Warga Sipil

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

8 hari lalu

Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

TikToker asal Depok diancam dipenjarakan akibat video memberi makan bocah yang kelaparan di Desa Rawa Panjang, Kabupaten Bogor viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

12 hari lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

12 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

12 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

14 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

14 hari lalu

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

Seorang pelapor yang menuduh pemasok Boeing mengabaikan cacat produksi 737 MAX telah meninggal dunia

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

14 hari lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

15 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

19 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca-Pandemi COVID-19

20 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca-Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya