WHO Lagi-lagi Desak Cina Buka Akses Penuh Soal Asal Usul Virus Corona

Reporter

Tempo.co

Senin, 18 September 2023 10:41 WIB

Seorang pekerja medis dengan pakaian pelindung mendaftarkan informasi untuk seorang pasien di pintu masuk klinik demam Rumah Sakit Pusat Wuhan, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok, 31 Desember 2022. Surat kabar resmi Partai Komunis, People's Daily, menerbitkan artikel mengutip beberapa pakar Cina yang mengatakan penyakit yang disebabkan oleh virus itu relatif ringan bagi kebanyakan orang pada hari Selasa. REUTERS/Tingshu Wang

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak Cina untuk memberikan lebih banyak informasi tentang asal usul COVID-19. WHO menyatakan siap mengirim tim kedua untuk menyelidiki masalah ini.

“Kami menekan Cina untuk memberikan akses penuh. Kami meminta negara-negara untuk menyampaikannya dalam pertemuan bilateral, untuk mendesak Beijing agar bekerja sama,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada surat kabar Financia Times.

Komentar ketua WHO ini muncul ketika otoritas kesehatan dan perusahaan farmasi di seluruh dunia berlomba memperbarui vaksin untuk memerangi varian virus corona baru yang muncul. Ghebreyesus telah lama menekan Cina untuk membagikan informasinya tentang asal muasal COVID-19. Ia mengatakan bahwa hingga kini hipotesis tentang asal usul virus Corona masih belum terjawab.

Virus Covid-19 pertama kali diidentifikasi di kota Wuhan di Cina pada Desember 2019. Banyak yang menduga virus ini menyebar di pasar hewan hidup sebelum menjalar ke seluruh dunia dan membunuh hampir 7 juta orang.

Cina telah mencabut kebijakan nol-Covid secara tiba-tiba pada Mei lalu. Dalam studi baru di AS tiga pekan lalu, kebijakan ini menyebakan 2 juta kematian.

Advertising
Advertising

Studi yang dilakukan oleh Pusat Kanker Fred Hutchinson di Seattle yang didanai pemerintah federal ini diambil dari sampel data kematian yang diterbitkan oleh beberapa universitas di Cina dan pencarian di internet. Laporan tersebut menemukan bahwa sekitar 1,87 juta kematian lebih banyak pada orang berusia di atas 30 tahun antara Desember 2022 hingga Januari 2023. Kematian itu terjadi di semua provinsi di daratan Cina kecuali Tibet.

Keputusan Cina pada bulan Desember lalu untuk mengakhiri kebijakan nol-COVID selama tiga tahun, yang mencakup pengujian massal dan penguncian karantina yang ketat dan terus-menerus, menyebabkan lonjakan besar rawat inap dan kematian. Menurut para ahli kesehatan sebagian besar tidak dilaporkan oleh pemerintah.

Cina berhenti melaporkan angka kematian harian resmi pada akhir 2022. Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan terdapat 121.628 kematian akibat virus Corona di Cina, dari total kematian global yang mencapai hampir 7 juta jiwa.

REUTERS

Pilihan Editor: Remaja di India Dibunuh karena Alasan Sepele

Berita terkait

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

7 jam lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

10 jam lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

10 jam lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

13 jam lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

14 jam lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

23 jam lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

1 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

1 hari lalu

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

Smartphone Huawei seri Pura 70 dinilai hampir menjadi simbol kemandirian Cina menghadapi tekanan sanksi dari Amerika. Chip masih titik terlemah.

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Pasukan Penjaga Pantai Filipina Pastikan Jaga Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Pasukan Penjaga Pantai Filipina Pastikan Jaga Laut Cina Selatan

Penjaga Pantai Filipina berkomitmen menjaga wilayah Laut Cina Selatan yang dipersengketakan agar Beijing tidak bisa reklamasi.

Baca Selengkapnya