Sosok Sergey Lavrov, Orang Dekat Putin Sekaligus 'Perisai Moskow' yang Hadiri KTT ASEAN

Reporter

Andika Dwi

Kamis, 7 September 2023 17:17 WIB

Menteri Dalam Negeri Serbia Aleksandar Vulin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bertemu di Moskow, Senin, 22 Agustus 2022. telesurenglish.net

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Provinsi Banten pada Rabu siang, 6 September 2023. Sergey Lavrov datang mewakili Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk menghadiri KTT ASEAN 2023 di Jakarta. Setibanya di tanah air, Menlu Sergey Lavrov disambut oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tito Karnavian.

Kedatangan Sergey Lavrov ke Indonesia itu pun diiringi oleh jajaran pasukan kehormatan serta tarian tradisional Indonesia. Lalu, seperti apa profil Sergey Lavrov?

Profil Menlu Rusia Sergey Lavrov

Sergey Lavrov memiliki nama lengkap Sergey Viktorovich Lavrov. Pria yang lahir di Moskow pada 21 Maret 1950 itu adalah Menteri Luar Negeri Rusia yang paling lama menjabat sejak jatuhnya Uni Soviet dan menjabat lagi sejak 2004.

Sosok Lavrov disebut sangat menyukai pelajaran fisika. Awalnya ia berencana untuk masuk ke Universitas Nuklir Riset Nasional atau Institut Fisika dan Teknologi Moskow. Namun, pada akhirnya ia memutuskan untuk menimba ilmu di Institut Hubungan Internasional Negeri Moskow dan lulus pada 1972.

Menurut aturan kala itu, lulusan Institut Hubungan Internasional Negara Moskow harus bekerja untuk Kementerian Luar Negeri dalam jangka waktu tertentu. Hingga Lavrov kemudian dipekerjakan di kedutaan Soviet di Sri Lanka sebagai penasihat karena dia sudah menjadi spesialis negara tersebut.

Advertising
Advertising

Pada saat itu, Uni Soviet dan Sri Lanka memiliki kerjasama pasar dan ekonomi yang erat dan Uni Soviet meluncurkan produksi karet alam di negara tersebut.

Sergey Lavrov telah bekerja untuk Kementerian Luar Negeri Rusia sampai 1994 ketika ia kembali bekerja di PBB sebagai Wakil Tetap Rusia. Sedangkan di posisi terakhir, ia pernah menjabat sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB untuk beberapa waktu.

Mengutip reuters, Lavrov dikenal sebagai seorang teknokrat dan orator yang efektif. Lavrov telah memimpin 'pendinginan' hubungan dengan Barat sejak Putin berkuasa pada tahun 2000.

Pada tahun 2009, Lavrov pernah mencoba memperbaiki hubungan dengan Amerika Serikat. Ia dan Menteri Luar Negeri AS saat itu, Hillary Clinton pernah sama-sama datang ke sebuah upacara yang dimaksudkan untuk "mengatur ulang" hubungan antara Moskow dan Washington.

Namun, selama dekade terakhir, Lavrov bersikap lebih tegas untuk mendukung invasi Rusia di Ukraina. Ia juga menentang upaya Barat untuk membatasi pengaruh Rusia dalam urusan global.

Diplomat Rusia yang Sulit Dipahami

Mengutip France24, Sergey Lavrov juga dikenal sebagai diplomat tangguh yang dikagumi oleh musuh-musuh Moskow. Ia seringkali disebut sebagai penegak kebijakan luar negeri Kremlin yang sulit dipahami. Lavrov mencerminkan posisi menantang Rusia dan kekuatan geopolitiknya di Dewan Keamanan PBB.

Ekspresinya yang terkadang mengancam, bersama dengan kebijakan Rusia terhadap Suriah, Ukraina, dan krisis lainnya, membuat Lavrov diberi julukan "Tuan Nyet" (Tuan Tidak), yang pertama kali diciptakan pada Perang Dingin untuk menggambarkan salah satu pendahulunya yang keras kepala di Soviet, Andrei Gromyko.

Lavrov jarang berbicara tentang kehidupan pribadinya atau mengungkapkan pendapat pribadinya tentang kebijakan kontroversial. Lavrov sering digambarkan bersandar di atas meja, tangan terkepal, dan mengerutkan kening di depan kacamatanya.

Riwayat Karier Sergey Lavrov

1972: lulus dari Institut Hubungan Internasional Negeri Moskow Kementerian Luar Negeri Uni Soviet.

1972-1976: bekerja di Kedutaan Besar Soviet di Sri Lanka.

1976-1981: bekerja di Departemen Organisasi Ekonomi Internasional Kementerian Luar Negeri.

1981-1988: Sekretaris Pertama, Penasihat, Penasihat Senior misi Soviet di PBB.

1988-1990: Wakil Kepala Departemen Hubungan Ekonomi Internasional Kementerian Luar Negeri.

1990-1992: Kepala Departemen Organisasi Internasional Kementerian Luar Negeri.

1992: Kepala Departemen Organisasi Internasional dan Masalah Global Kementerian Luar Negeri.

1992-1994: Wakil Menteri Luar Negeri.

1994-2004: Wakil Tetap Federasi Rusia untuk PBB.

9 Maret 2004 : diangkat menjadi Menteri Luar Negeri.

21 Mei 2012 : Diangkat kembali menjadi Menteri Luar Negeri melalui Perintah Eksekutif Presiden.

RIZKI DEWI AYU | GOVERNMENT.RU | REUTERS | FRANCE 24

Berita terkait

China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

12 jam lalu

China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

China akan "secara bertahap melanjutkan" impor makanan laut dari Jepang, menyusul pelepasan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima

Baca Selengkapnya

3 Fakta Warga Rusia Hilang Di Gunung Rinjani

1 hari lalu

3 Fakta Warga Rusia Hilang Di Gunung Rinjani

Seorang WNA asal Rusia dinyatakan hilang saat mendaki Gunung Rinjani. Ia diduga mendaki secara ilegal

Baca Selengkapnya

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

2 hari lalu

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

Serangan drone Ukraina dalam skala besar yang menyerang Rusia telah memicu ledakan besar seperti kekuatan gempa bumi

Baca Selengkapnya

Rusia: Ledakan Pager di Lebanon Dirancang Agar Perang Timur Tengah Meluas

2 hari lalu

Rusia: Ledakan Pager di Lebanon Dirancang Agar Perang Timur Tengah Meluas

Ledakan pager di Lebanon menyebabkan ribuan orang terluka dan sembilan tewas. Sengaja dirancang agar perang di Timur Tengah makin luas.

Baca Selengkapnya

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

3 hari lalu

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

RT menyebut pemblokiran oleh Meta ini sebagai hal yang 'lucu'.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

3 hari lalu

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

Petinggi BUMN Rusia, Rosatom, menyatakan siap menawarkan PLTN berkapasitas besar dan kecil kepada Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

3 hari lalu

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

Media-media asal Rusia beberapa hari ke depan tak bisa lagi menggunakan media sosial milik Meta

Baca Selengkapnya

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

3 hari lalu

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

Kapal Meishan dan Xiushan hendak melakukan patroli dan latihan bersama dengan mitra mereka, Rusia.

Baca Selengkapnya

Terungkap Alasan Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional terkait Penggunaan AI

3 hari lalu

Terungkap Alasan Megawati Usulkan Adanya Hukum Internasional terkait Penggunaan AI

Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengajak negara-negara di dunia segera menyusun hukum internasional yang mengatur penggunaan Artificial Intell

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Arsjad Rasjid Optimistis Selasa Sudah Temukan Kantor Lain, Susi Pudjiastuti Menangis di X Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut

4 hari lalu

Terpopuler: Arsjad Rasjid Optimistis Selasa Sudah Temukan Kantor Lain, Susi Pudjiastuti Menangis di X Jokowi Buka Ekspor Pasir Laut

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengaku optimistis Selasa pekan depan timnya bisa menemukan tempat lain untuk berkantor.

Baca Selengkapnya