Australia Menolak Penambahan Penerbangan Qatar Airways

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Kamis, 7 September 2023 11:38 WIB

Pemandangan menunjukkan airbus A350 Qatar Airways diparkir di luar hanggar pemeliharaan Qatar Airways di Doha, Qatar, 20 Juni 2022. Gambar diambil 20 Juni 2022. REUTERS/Imad Creidi

TEMPO.CO, Jakarta - Australia mengatakan penggeledahan terhadap wanita di bandara utama Qatar pada 2020 berperan dalam keputusannya tahun ini untuk menghentikan Qatar Airways menjual lebih banyak penerbangan ke Australia, namun menyangkal tindakan mereka karena tekanan dari saingannya, Maskapai Penerbangan Qantas.

Klaim tersebut menambah kontroversi seputar hubungan pemerintahan Partai Buruh Australia dengan Qantas yang telah melobi permintaan Qatar Airways untuk meningkatkan jumlah penerbangannya.

Oposisi konservatif menuduh Partai Buruh menekan persaingan untuk melindungi Qantas dan meluncurkan penyelidikan Senat atas keputusannya.

Berbicara kepada wartawan di Canberra, Kamis, 7 September 2023, Menteri Transportasi Australia Catherine King mengatakan penggeledahan tubuh secara invasif terhadap penumpang wanita, termasuk lima wanita Australia, di Bandara Internasional Hamad pada 2020 adalah "konteks" dari keputusan untuk menolak lebih banyak penerbangan maskapai tersebut ke Australia pada Juli tahun ini.

"Itu bukan satu-satunya faktor. Itu adalah sebuah faktor," kata King, mengacu pada insiden di mana para perempuan diturunkan dari pesawat Qatar Airways dan dipaksa menjalani pemeriksaan medis setelah ditemukannya bayi yang ditinggalkan di bandara. Pemerintah Qatar kemudian meminta maaf.

Advertising
Advertising

Adalah hal yang “tidak masuk akal” untuk menyatakan bahwa penambahan lebih banyak penerbangan Qatar Airways akan memberikan tekanan pada tarif internasional, King menambahkan. Regulator antimonopoli Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC) mengatakan lebih banyak penerbangan Qatar Airways akan menurunkan tarif.

Pekan lalu ACCC menggugat Qantas karena melanggar undang-undang konsumen dengan penjualan tiket untuk sekitar 8.000 penerbangan setelah dibatalkan pada pertengahan 2022.

CEO Qantas yang telah menjabat selama 15 tahun, Alan Joyce, sedianya akan pensiun pada bulan November namun memajukan kepergiannya dengan alasan kritik atas tindakan perusahaan di masa lalu, sehingga wanita CEO pertama maskapai tersebut, Vanessa Hudson, mulai menjabat minggu ini.

Qantas mengatakan pihaknya sedang meninjau gugatan ACCC namun dugaan pelanggaran tersebut terjadi pada saat terjadi gangguan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam industri penerbangan.

REUTERS

Pilihan Editor: Rumania Akui Bagian-bagian Drone Rusia Jatuh di Wilayahnya

Berita terkait

Telin dan BW Digital Jalin Kolaborasi Percepat Konektivitas Indonesia dan Australia

18 jam lalu

Telin dan BW Digital Jalin Kolaborasi Percepat Konektivitas Indonesia dan Australia

Anak perusahaan Telkom Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) dan BW Digital, menandatangani nota kesepahaman (MoU) pengembangan dan pembangunan bersama Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Hawaiki Nui 1.

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

23 jam lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

1 hari lalu

Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis, Berikut Proses Terciptanya

Aurora adalah tampilan cahaya alami yang berkilauan di langit. Bedakan Aurora Borealis dan Aurora Australis.

Baca Selengkapnya

Partai Buruh akan Gugat Aturan Pencalonan Pilkada ke MK, Ini Alasannya

2 hari lalu

Partai Buruh akan Gugat Aturan Pencalonan Pilkada ke MK, Ini Alasannya

Menurut Partai Buruh, parpol yang meraih suara di Pemilu Anggota DPRD 2024 seharusnya berhak mengusulkan paslon pada Pilkada.

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

2 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Partai Buruh Bakal Gugat Aturan Pencalonan Pilkada ke MK

3 hari lalu

Partai Buruh Bakal Gugat Aturan Pencalonan Pilkada ke MK

Pasal tersebut dianggap membatasi hak bagi parpol yang tidak mempunyai kursi DPRD untuk mengusulkan pasangan calon di pilkada.

Baca Selengkapnya

Australia Siapkan 20 Program Beasiswa untuk Indonesia Timur

3 hari lalu

Australia Siapkan 20 Program Beasiswa untuk Indonesia Timur

Pemerintah Australia menyiapkan 20 program beasiswa untuk Indonesia Timur pada tahun ini guna memperkuat hubungan diplomatik.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

4 hari lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya

Ini 3 Alasan Australia Tingkatkan Jumlah Minimum Tabungan untuk Visa Pelajar

7 hari lalu

Ini 3 Alasan Australia Tingkatkan Jumlah Minimum Tabungan untuk Visa Pelajar

Australia meningkatkan jumlah minimum tabungan untuk visa pelajar sebagai upaya menekan angka migrasi yang tinggi.

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

7 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia Roadshow ke ITB

Dalam rangka memperingati 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Kedutaan Besar Australia mengadakan acara acara "#AussieBanget University Roadshow" di ITB

Baca Selengkapnya