Sekolah di Prancis Pulangkan Puluhan Siswa Muslim karena Pakai Abaya

Reporter

Tempo.co

Rabu, 6 September 2023 12:25 WIB

Seorang wanita Muslim mengenakan gaya berpakaian abaya, berjalan di sebuah jalan di Nantes, Prancis, 29 Agustus 2023. REUTERS/Stephane Mahe

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah sekolah di Prancis memulangkan puluhan siswi karena menolak melepas abaya mereka. Pakaian abaya ini dikenakan oleh perempuan Muslim. Pemulangan para siswa terjadi di hari pertama tahun ajaran baru.

Sejumlah siswa menolak larangan menggunakan abaya. Pada Senin pagi, hampir 300 gadis muncul dengan mengenakan abaya. Sebagian besar setuju untuk mengganti jubahnya, namun 67 orang menolak dan dipulangkan.

Bulan lalu pemerintah mengumumkan pelarangan abaya di sekolah-sekolah. Prancis mengatakan penggunaan abaya melanggar aturan sekularisme dalam pendidikan yang sudah melarang jilbab bagi umat Islam. Alasannya adalah bahwa jilbab merupakan bentuk afiliasi keagamaan.

Tindakan ini membuat kelompok sayap kanan gembira. Namun kelompok sayap kiri berpendapat bahwa tindakan tersebut merupakan penghinaan terhadap kebebasan sipil.

Menteri Pendidikan Prancis Gabriel Attal mengatakan gadis-gadis yang menolak masuk diberikan surat yang ditujukan kepada keluarga mereka. Surat itu berisi bahwa sekularisme bukanlah sebuah kendala, itu adalah sebuah kebebasan.

Advertising
Advertising

"Jika mereka muncul lagi di sekolah dengan mengenakan abaya, maka akan terjadi dialog baru,” kata Attal.

Senin malam, Presiden Emmanuel Macron membela tindakan kontroversial tersebut. Macron mengatakan ada kelompok minoritas di Prancis yang “membajak agama dan menantang republik dan sekularisme.” Hal ini akan menyebabkan konsekuensi terburuk.

Dia mencontohkan pembunuhan guru Samuel Paty tiga tahun lalu karena memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad di kelas pendidikan kewarganegaraan. “Kami tidak bisa bertindak seolah-olah serangan teroris, pembunuhan Samuel Paty, tidak terjadi,” katanya dalam wawancara dengan saluran You Tube HugoDecrypte.

Sebuah asosiasi yang mewakili umat Islam telah mengajukan mosi ke Dewan Negara, pengadilan tertinggi Perancis untuk mengajukan pengaduan terhadap otoritas negara, untuk perintah terhadap larangan abaya dan qamis, pakaian yang setara untuk pria. Mosi Aksi untuk Hak-Hak Umat Islam (ADM) sedang diperiksa pada hari Selasa.

Dewan Kepercayaan Muslim Perancis (CFCM), yang dibentuk untuk mewakili umat Islam di hadapan pemerintah, memperingatkan bahwa pelarangan abaya dapat meningkatkan risiko diskriminasi. Dewan mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan untuk mengajukan keluhannya sendiri ke Dewan Negara.

Prancis menerapkan undang-undang sejak Maret 2004 yang melarang pengenaan tanda atau pakaian yang membuat siswa menunjukkan afiliasi agama di sekolah. Selain jilbab, larangan ini termasuk salib Kristen berukuran besar dan kippa Yahudi.

Berbeda dengan jilbab, abaya berada di wilayah abu-abu dan sampai saat ini belum ada larangan sama sekali. Masalah ini telah menjadi tema dominan politik Perancis setelah liburan musim panas. Kelompok sayap kiri menuduh pemerintah mencoba menerapkan larangan abaya untuk bersaing dengan National Rally sayap kanan Marine Le Pen dan bergeser lebih jauh ke kanan.

CHANNEL NEWS ASIA

Pilihan Editor: Eks-Pemimpin Proud Boys Dihukum 22 Tahun untuk Serangan Capitol 2021

Berita terkait

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

1 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

2 hari lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

3 hari lalu

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

3 hari lalu

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

Emmanuel Macron mengutuk blokade oleh demonstran pro-Palesitna yang menutup pintu-pintu gerbang masuk ke universitas.

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

7 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

7 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

8 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

9 hari lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

10 hari lalu

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

Baru setahun menjabat, PM Skotlandia Humza Yousaf yang merupakan pejabat muslim pertama mengundurkan diri sambil menangis.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Negara 100 Persen Muslim, Bentrok Pengunjuk Rasa di UCLA

10 hari lalu

Top 3 Dunia: Negara 100 Persen Muslim, Bentrok Pengunjuk Rasa di UCLA

Top 3 Dunia diawali dengan artikel tentang negara dengan 100 persen penduduk muslim.

Baca Selengkapnya