"Saya pemerintah, dengan total komitmen angkatan bersenjata kami, yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sebuah operasi kemanusiaan yang akhirnya dikalahkan agresi LTTE," kata Presiden Mahinda Rajapaksa merujuk kepada pemberontak yang resmi menamakan diri Liberation Tigers of Tamil Eelam.
"Saya akan kembali ke negara yang telah dibebaskan dari tindakan kejam LTTE," katanya dalam pidato pertemuan internasional di Yordania yang disalurkan ke media di Sri Lanka.
Militer melaporkan, pasukan Sri Lanka pada Sabtu (16/5), merebut celah kecil garis pantai yang merupakan wilayah terakhir yang dikuasai Macan Tamil, dan pemberontak tak lama lagi akan meninggalkan wilayah itu, kata juru bicara militer Brig. Udaya Nanayakkara.
Kedua kelompok tentara, pemerintah, dan pemberontak telah bertempur di sepanjang garis pantai dari selatan sampai ke ujung utara dari wilayah yang masih dikuasai Macan Tamil, Sabtu, kata pejabat militer tersebut. "Macan Tamil masih menguasai beberapa kilometer persegi daerah, namun tidak bisa dimanfaatkan karena berhadapan dengan pantai," katanya. Ia menambahkan bahwa sisa daerah yang dikuasai pemberontak itu akan segera direbut.
Ribuan warga sipil melarikan diri ke wilayah yang dikuasai pemberontak ini sejak sejak Kamis, kata Nanayakkara. Hal itu memaksa pemerintah memburu pemimpin pemberontak Macan Tamil, Velupillai Prabhakaran selama berbulan-bulan. Tak jelas apakah mereka tetap tinggal di wilayah itu atau telah melarikan diri ke luar negeri.
Laporan dari pihak lawan sulit dipastikan sebab pemerintah menghalangi para jurnalis dan pemberi bantuan berada di zona konflik.
Para pemberontak telah berjuang sejak 1983 untuk minoritas Tamil yang dikuasai kelompok mayoritas Sinhalese.
Sementara itu, keprihatinan internasional mengemuka bagi puluhan ribu warga sipil yang masih terjebak di zona perang yang tak henti-hentinya di tengah bombardir peluru. Palang Merah telah memperingatkan, ratusan korban luka terperangkap tanpa pengobatan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan 7.000 warga sipil telah tewas dan 16.700 luka dalam peperangan yang terjadi sejak 20 Januari hingga 7 Mei. Sementara tim dokter di zona perang mengatakan lebih dari 1.000 warga sipil telah tewas dalam satu minggu. Pemerintah menyangkal penembakan senjata berat ke dalam zona perang.
AP | HAYATI MAULANA NUR