Krisis Populasi: Ongkos Hidup Kian Mahal, Keinginan Punya Anak Makin Tipis di Jepang

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Rabu, 30 Agustus 2023 19:15 WIB

Eita Sato, 15, dan Aoi Hoshi, 15, berjalan di sepanjang koridor SMP Yumoto, di mana mereka adalah satu-satunya siswa, beberapa hari sebelum kelulusan dan upacara penutupan institusi tersebut, di Desa Ten-ei, Prefektur Fukushima, Jepang, 9 Maret 2023. REUTERS/Issei Kato

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar sepertiga perempuan berusia 18 tahun di Jepang mungkin tidak akan pernah memiliki anak, kata sebuah lembaga pemerintah pada Rabu, 30 Agustus 2023, dalam data terbaru yang menunjukkan perjuangan berat untuk membalikkan penurunan populasi di perekonomian terbesar ketiga di dunia.

Institut Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial Nasional (IPSS) memperkirakan dalam sebuah laporan bahwa 33,4% perempuan yang lahir pada tahun 2005 tidak memiliki anak. Skenario paling optimis sebesar 24,6% dan terburuk sebesar 42%.

Perdana Menteri Fumio Kishida pada Juni berjanji untuk mengatasi krisis populasi dengan langkah-langkah yang “belum pernah terjadi sebelumnya” termasuk bayaran lebih besar untuk keluarga dengan tiga anak atau lebih.

Namun, jajak pendapat Kyodo News yang diterbitkan tidak lama kemudian menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga masyarakat tidak berharap kebijakan tersebut akan efektif.

“Dengan meningkatnya biaya hidup, saya rasa orang tidak merasa mampu atau merasa nyaman mengatakan ingin punya anak,” kata Anna Tanaka, 23 tahun, kepada Reuters.

Advertising
Advertising

Jumlah anak di Jepang telah menurun selama lebih dari empat dekade karena berkurangnya keinginan untuk menikah dan menjadi orang tua serta meningkatnya kekhawatiran finansial, menurut survei.

IPSS menentukan perkiraan persentase perempuan tanpa anak dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia menikah dalam memperkirakan tingkat kesuburan.

Miho Iwasawa, direktur penelitian dinamika populasi IPSS, mengatakan banyak orang yang menikah terlambat, sehingga menyebabkan penurunan angka kelahiran.

Pada 2020, perempuan menikah pertama kali pada usia rata-rata 29,4 tahun, atau 3,9 tahun lebih lambat dibandingkan 1985, menurut data pemerintah. Menikah di usia akhir 30-an sering kali hanya menghasilkan satu anak, jika ada, kata Iwasawa.

Tren tersebut dapat menyebabkan lingkaran setan, yaitu semakin sedikit anak yang dilahirkan, kata Takuya Hoshino, ekonom senior di Dai-ichi Life Research Institute.

Karena jumlah anak yang dimiliki masyarakat lebih sedikit, mereka dapat membelanjakan lebih banyak uang untuk setiap anak dibandingkan dengan pengeluaran keluarga di masa lalu. Hal ini meningkatkan rata-rata biaya membesarkan anak bagi masyarakat luas, sehingga membuat sebagian orang enggan memiliki anak, katanya.

Biaya kuliah di universitas swasta melonjak lima kali lipat antara tahun 1975 dan 2021, dan sebesar 19 kali lipat di universitas negeri, data menunjukkan.

“Tantangannya adalah tidak ada penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi atas menurunnya angka kelahiran,” kata Iwasawa.

Populasi Jepang yang berjumlah 126,15 juta jiwa pada 2020 diproyeksikan turun menjadi 87 juta jiwa pada 2070, kata IPSS.

REUTERS

Pilihan Editor: Kirgistan Pulangkan 95 Anggota Keluarga Milisi ISIS dari Kamp Suriah

Berita terkait

Serial Shogun akan Berlanjut, 2 Musim Tambahan

3 jam lalu

Serial Shogun akan Berlanjut, 2 Musim Tambahan

Serial populer Jepang Shogun akan berlanjut dua musim tambahan

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Menjabat, PM Singapura Lawrence Wong Rapat Kabinet Hingga Telepon Prabowo

1 hari lalu

Hari Pertama Menjabat, PM Singapura Lawrence Wong Rapat Kabinet Hingga Telepon Prabowo

PM Lawrence Wong pada Kamis mulai bekerja, sehari setelah dilantik sebagai perdana menteri keempat Singapura.

Baca Selengkapnya

Ini Perkiraan Gaji TKI di Jepang dan Rincian Upah Minimumnya

3 hari lalu

Ini Perkiraan Gaji TKI di Jepang dan Rincian Upah Minimumnya

Berikut ini perkiraan gaji TKI di Jepang berdasarkan UMR masing-masing prefektur serta untuk pemagang. Ketahui informasinya sebelum mendaftar.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

3 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Masaki Yasushi Beri Penghargaan kepada Ketua Perhimpunan Alumni dari Jepang

3 hari lalu

Duta Besar Masaki Yasushi Beri Penghargaan kepada Ketua Perhimpunan Alumni dari Jepang

Perhimpunan Alumni dari Jepang (PERSADA) Jawa Barat telah berkontribusi mempromosikan hubungan persahabatan antara Jepang dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Proyek MRT Jakarta Jalur Tomang-Medan Satria Dapat Kucuran Pinjaman Jepang Rp 14,5 Trilun

3 hari lalu

Proyek MRT Jakarta Jalur Tomang-Medan Satria Dapat Kucuran Pinjaman Jepang Rp 14,5 Trilun

Jepang berikan pinjaman 140,699 miliar Yen atau sekitar Rp 14,5 triliun untuk pembanguan MRT di Jakarta. Rencana pembangunan mulai Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

4 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Jepang Gelontorkan Utang Rp14 T, Ini Pengembangan MRT dari Lebak Bulus ke Ancol dan Cikarang ke Balaraja

5 hari lalu

Jepang Gelontorkan Utang Rp14 T, Ini Pengembangan MRT dari Lebak Bulus ke Ancol dan Cikarang ke Balaraja

Pemerintah Indonesia dan Jepang menandatangani pertukaran nota pinjaman sekitar Rp14,5 triliun untuk proyek MRT Jalur Timur-Barat.

Baca Selengkapnya

Jepang Perkenalkan Pemesanan Online untuk Mendaki Gunung Fuji

5 hari lalu

Jepang Perkenalkan Pemesanan Online untuk Mendaki Gunung Fuji

Sistem pemesanan online untuk jalur paling populer Gunung Fuji diumumkan pada Senin 13 Mei 2024 oleh otoritas Jepang

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Pinjaman Rp14 Triliun ke Indonesia untuk Proyek MRT Koridor Timur-Barat

5 hari lalu

Jepang Kucurkan Pinjaman Rp14 Triliun ke Indonesia untuk Proyek MRT Koridor Timur-Barat

Jepang dan Kementerian Luar Negeri menandatangani pertukaran nota atau E/N senilai Rp14 triliun untuk Proyek MRT Koridor Timur-Barat

Baca Selengkapnya