Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

Reporter

Tempo.co

Kamis, 17 Agustus 2023 13:13 WIB

Petugas mengevakuasi jasad seorang warga, setelah kapal bermuatan ratusan imigran gelap pecah di Crotone, Italia, 28 Februari 2023. REUTERS/Remo Casilli

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah imigran gelap yang tiba di Italia lewat Mediterania naik dua kali lipat pada tujuh bulan pertama pada 2023 dibanding periode yang sama 2022. Kantor berita ANSA mewartakan Italia mencatat ada 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza itu periode Januari sampai Juli 2023.

Sedangkan pada Januari 2022 – Juli 2022 ada 41.435 imigran gelap yang masuk Italia. Perbandingan ini mengindikasikan adanya kenaikan 115.18 persen. Sebagian besar imigran gelap yang tiba di Italia pada 2023, berangkat dari Tunisia.

Lantaran jumlah imigran gelap yang melakukan perjalanan berbahaya meningkat, Italia pun meningkatkan upaya pencarian dan penyelamatan. Dari total 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza periode Januari sampai Juli 2023, sebanyak 64.764 orang diselamatkan dari laut dan dibawa ke bibir pantai Italia. Jumlah orang yang selamatkan tersebut, naik tiga kali lipat dibanding periode yang sama pada 2022, yang tercatat 19.171 orang yang diselamatkan.

Advertising
Advertising

Sementara itu, jumlah pelamar yang mengajukan permohonan suaka mengalami kenaikan sebanyak 70,59 persen atau menjadi 72.460 orang. Dari jumlah tersebut, total imigran gelap yang permintaan suakanya ditolak sebanyak 2.561 orang. Mereka yang gagal mendapatkan suaka, harus kembali ke negara asal.

Sebelumnya pada Juli 2023, negara-negara dari Mediterania, Timur Tengah, dan Afrika menyepakati langkah-langkah untuk mencoba memperlambat alur imigran. Inisiatif ini juga ditujukkan untuk mengatasi beberapa tekanan yang mendorong orang meninggalkan rumah mereka dan berusaha mencapai Eropa.

Setelah pertemuan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni pada 23 Juli 2023, aliansi baru tersebut berkomitmen untuk menindak penyelundupan manusia. Selain itu mereka juga ingin meningkatkan kerja sama di bidang-bidang seperti energi terbarukan untuk memerangi perubahan iklim dan memperbaiki prospek negara-negara miskin. Sedangkan Uni Eropa dan Tunisia, sudah menandatangani kesepakatan kemitraan strategis yang mencakup menindak perdagangan manusia dan memperketat perbatasan.

Sumber: middleeastmonitor.com

Pilihan Editor: Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

1 hari lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

5 hari lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

7 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

9 hari lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

10 hari lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

11 hari lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

11 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

13 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

13 hari lalu

Milan Berencana Larang Penjualan Piza dan Es Krim Tengah Malam, Kenapa?

Kebijakan melarang piza dan es krim tengah malam pernah ada satu dekade lalu, tapi ditentang warga Milan sehingga aturan ini ditinggalkan.

Baca Selengkapnya

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

13 hari lalu

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.

Baca Selengkapnya