Hawaii Mirip Zona Perang, Pencarian Korban Masih Terus Berlangsung

Reporter

Tempo.co

Senin, 14 Agustus 2023 16:00 WIB

Pemandangan dari udara masyarakat Lahaina setelah kebakaran hutan yang didorong oleh angin kencang yang membakar sebagian besar kota beberapa hari lalu, di Lahaina, Maui, Hawaii, AS 10 Agustus 2023. REUTERS/Marco Garcia

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Hawaii Josh Green pada Minggu menyebut bagian dari Pulau Maui, AS, yang luluh lantak akibat kebakaran hutan dan lahan sebagai "zona perang". Hingga Senin 14 Agustus 2023, Reuters menyebut jumlah korban tewas mencapai 93 jiwa dan kemungkinan terus bertambah.

Kobaran api yang bergerak cepat menerjang pantai barat laut Maui pada Selasa pekan lalu, meratakan kota resor bersejarah Lahaina serta melumat hampir seluruh benda yang berada di jalurnya.

Beberapa hari setelah kebakaran hebat tersebut, petugas pemadam kebakaran masih berupaya menjinakkan percikan api, dan anjing pelacak mengendus di sepanjang reruntuhan bangunan di kota yang hangus mencari korban saat penyintas dan pejabat masih bergulat dengan bencana yang berskala besar tersebut.

"Saat ini, kami masih dalam pergolakan fase akut pemulihan, artinya kami masih memulihkan hilangnya nyawa yang tragis," kata Green pada Minggu petang. "Kami berada di jumlah 93 (korban) sekarang ... ini zona perang, tapi bantuan yang berdatangan luar biasa."

Green, yang memperingatkan pada Sabtu bahwa jumlah korban tewas akan meningkat, sekali lagi berjanji untuk menyelidiki respons terhadap kobaran api dan sistem pemberitahuan darurat setelah beberapa warga mempertanyakan apakah lebih banyak yang bisa dilakukan untuk memperingatkan mereka sebelum rumah mereka dilalap api.

Advertising
Advertising

Beberapa orang terpaksa terjun ke Samudera Pasifik untuk menyelamatkan diri.

Sirene yang ditempatkan di sekitar pulau - yang dimaksudkan untuk memperingatkan bencana alam yang akan datang - tidak pernah berbunyi, dan pemadaman listrik serta tidak berfungsinya telepon seluler dalam cakupan yang luas menghambat bentuk peringatan lainnya.

"Kita akan segera tahu apakah mereka sudah cukup berupaya atau tidak untuk mengaktifkan sirene itu," kata Green.

Presiden Joe Biden pada Minggu mengatakan kepada wartawan yang bertanya apakah dia akan mengunjungi Maui dalam beberapa hari mendatang, menjawab bahwa "kami berencana untuk itu".

Jumlah korban tewas yang besar itu membuat bencana kebakaran ini sebagai yang terburuk di Hawaii, melewati tsunami yang menewaskan 61 orang pada 1960, setahun setelah Hawaii menjadi negara bagian AS.

Jumlah korban tewas itu juga melebihi jumlah korban yang meninggal akibat kebakaran di Kota Paradise, California, pada 2018, yang menewaskan 86 jiwa.

Jumlah tersebut juga yang tertinggi sejak kebakaran hutan dan lahan pada 1918, ketika 453 orang meninggal karena kebakaran di Kota Cloquet di Minnesota dan Wisconsin, berdasarkan data dari Asosiasi Perlindungan Kebakaran Nasional (NFPA).

Para pejabat telah mengamankan 1.000 kamar hotel bagi warga yang telah kehilangan rumah mereka dan berencana mengatur properti sewaan untuk dijadikan perumahan tanpa biaya bagi para keluarga, kata Green.

Lebih dari 1.400 orang telah dibawa ke tempat penampungan darurat.

Biaya untuk membangun kembali Lahaina diperkirakan mencapai US$5,5 miliar atau sekitar Rp84,3 triliun, menurut Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA), dengan lebih dari 2.200 bangunan rusak atau hancur dan lebih dari 850 hektare terbakar.

Direktur FEMA Deanne Criswell mengatakan badan itu menerjunkan 150 orang di lapangan, dengan tim pencari tambahan dan anjing pencari akan tiba dalam satu atau dua hari mendatang.

Pihak berwenang mulai mengizinkan penduduk kembali ke Maui barat pada Jumat, meskipun zona kebakaran di Lahaina tetap dibarikade. Gubernur mengatakan daerah itu adalah situs berbahaya karena asap berbahaya dari reruntuhan yang membara.

Ratusan orang masih hilang, meski jumlah pastinya masih belum jelas.

Pemandangan di Lahaina "terlalu suram" setelah bencana alam tersebut melanda, kata Green Minggu.

"Ketika kami mencoba mencari mereka yang telah kehilangan nyawa, praktis tidak ada apa-apa di sana," katanya. Kondisi jenazah dapat mempersulit upaya identifikasi, dengan hanya dua korban yang teridentifikasi pada Sabtu, kata pejabat Kabupaten Maui.

Bencana dimulai tepat setelah tengah malam pada Selasa ketika kebakaran dilaporkan terjadi di Kota Kula, kira-kira 55 kilometer dari Lahaina.

Sekitar lima jam kemudian, listrik padam di Lahaina. Dalam pesan terbaru yang diposting di Facebook pagi itu, Kabupaten Maui mengatakan kebakaran hutan seluas 1,2 hektare muncul di Lahaina sekitar pukul 6:30 pagi tetapi telah diatasi pada pukul 10 pagi.

Postingan selanjutnya difokuskan pada kebakaran Kula, yang telah membakar ratusan hektare dan memaksa beberapa evakuasi warga setempat. Namun, sekitar pukul 15.30, menurut postingan terbaru dari pihak county, api Lahaina telah berkobar.

Beberapa penduduk mulai mengungsi sementara warga termasuk tamu hotel di sisi barat kota diinstruksikan untuk berlindung di tempat.

Pada jam-jam berikutnya, pihak county memposting serangkaian perintah evakuasi di Facebook, meskipun tidak jelas apakah penduduk menerimanya karena orang-orang sedang panik melarikan diri dari kobaran api yang bergerak cepat.

Beberapa saksi mengatakan mereka hanya memperoleh sedikit peringatan, serta menggambarkan teror yang mereka alami saat kobaran api menghancurkan kota di sekitar mereka dalam hitungan menit.

Pilihan Editor: Korban Kebakaran di Hawaii Hampir 100 Orang, Paling Mematikan dalam 1 Abad Terakhir

REUTERS | CBC NEWS

Berita terkait

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

14 jam lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

16 jam lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

20 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

22 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

1 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

1 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

2 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

2 hari lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

2 hari lalu

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

Baca Selengkapnya