Jambore Dunia Bermasalah Berakhir, Pemerintah Korea Selatan Didesak Buka Penyelidikan

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 12 Agustus 2023 14:27 WIB

Kondisi lokasi perkemahan Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Buan, Korea Selatan, 8 Agustus 2023. Pelaksanaan Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Korea Selatan diwarnai sejumlah insiden, mulai dari gelombang panas ekstrem hingga dugaan pelecehan seksual. REUTERS/Kim Hong-Ji

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan menggelar konser K-pop pada Jumat malam untuk mengakhiri perhelatan Jambore Dunia Pramuka ke-25 yang terbelit sejumlah masalah, termasuk cuaca ekstrem dan pelaksanaan yang buruk.

Sekitar 43.000 remaja pramuka sedunia berkumpul untuk menyaksikan konser yang bintang utamanya adalah NewJeans dan IVE di stadion Piala Dunia Seoul.

"Saya meminta maaf kepada para anggota pramuka menderita dari gelombang panas yang tidak terduga dan topan yang disebabkan oleh perubahan iklim," kata Perdana Menteri Han Duck-soo saat upacara penutupan seperti dilansir Reuters.

Han sebelumnya mengatakan bahwa pemerintah akan "menggunakan segala sumber daya untuk memastikan jambore akan berakhir dengan aman".

Panitia telah bersusah payah menghindari permasalahan lebih lanjut dalam jambore yang menghabiskan dana hingga 100 miliar won atau Rp1,1 triliun tersebut. Ini merupakan acara besar pramuka sedunia pertama sejak pandemi COVID-19.

Advertising
Advertising

Sejak berlangsungnya kegiatan pekan lalu, ratusan peserta sakit akibat suhu udara tinggi mencapai 35 derajat Celcius di Saemangeum, kawasan reklamasi di pantai barat Korsel. Di lokasi tersebut, pramuka berusia 14-18 tahun itu mendirikan perkemahan mereka.

Sekitar 43.000 anak muda dari 158 negara terperangah oleh gelombang panas, serangga, toilet kotor, makanan yang tidak memadai, dan kurangnya layanan yang melanda jambore.

Kontingen Inggris yang berisi ribuan peserta memutuskan untuk meninggalkan lokasi perkemahan lebih awal. Rombongan pramuka AS dan Singapura juga mengikuti jejak Inggris, menyebabkan sorotan global atas persiapan acara yang buruk.

Para pramuka yang bertahan kemudian dievakuasi atas kekhawatiran mengenai keselamatan mereka karena topan yang bergerak mendekat, dan diangkut oleh lebih dari 1.000 bus menuju akomodasi sekitar Seoul.

“Ini benar-benar memalukan nasional. Itu pasti akan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu acara internasional terburuk yang diselenggarakan oleh Korea Selatan,” kata Choi Jin, seorang analis di think tank Presidential Leadership.

<!--more-->

Kawasan Reklamasi untuk Jambore Dikritik

Sebagian anggota pramuka Kota Bandung bermain angklung di area Iksan Indoor Stadium di Korea Selatan, Rabu 9 Agustus 2023. (Dok.Kwarcab Pramuka Kota Bandung)

Kritikan sejatinya telah muncul tepat setelah Korea Selatan pada 2017 berhasil menjadi tuan rumah acara tersebut. Sejumlah pihak mempertanyakan lokasi jambore di daerah reklamasi Buan, sekitar 180 kilometer barat daya Seoul. Banyak pihak khawatir lokasi ini tidak cocok untuk menjadi tuan rumah acara tersebut karena cuaca panas dan lembab.

Namun, pemerintah daerah provinsi Jeolla Utara bersikeras tanah reklamasi Saemangeum sebagai tempat jamboree. Mereka berharapan dapat menarik investasi infrastruktur pemerintah pusat di sana, kata laporan berita lokal.

Muncul pula kasus dugaan pelecehan seksual terhadap delegasi Korea Selatan oleh pemimpin tim pramuka asal Thailand. Kemarahan peserta dari dalam negeri ditujukan kepada panitia yang dianggapm meremehkan insiden tersebut.

Bahkan, kritikan muncul dari ribuan pegawai negeri sipil yang dikerahkan untuk membantu panitia. Mereka ternyata harus merogoh kocek sendiri untuk membeli makan selama jamboree berlangsung.

Anggota parlemen berpengaruh Ahn Cheol-soo dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa pada Rabu menyerukan "otoritas pemerintah tertinggi" untuk meminta maaf setelah jambore berakhir pada hari Sabtu. Ini merujuk pada Presiden Yoon Suk-yeol.

“Audit menyeluruh harus dilakukan dan menteri yang paling bertanggung jawab atas kegagalan itu harus dipecat,” ujar Ahn.

Kang Gong-won, juru bicara partai yang sama, juga menyerukan penyelidikan "menyeluruh" untuk menentukan apakah uang pembayar pajak digunakan dengan tepat dan apakah ada masalah dalam persiapan dan pengelolaan anggaran.

“Kita harus tegas menghukum mereka yang bertanggung jawab,” katanya.

Kantor kepresidenan tampaknya memiliki keprihatinan yang sama.

“Orang-orang bertanya-tanya mengapa acara itu tidak berjalan lancar meskipun begitu banyak uang yang dihabiskan untuk itu. Kami perlu mencari tahu apa yang terjadi sehingga hal seperti ini tidak terjadi lagi,” kata seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya dari kantor kepresidenan kepada kantor berita Yonhap.

<!--more-->

Tanggung Jawab di Pemerintahan Yoon

Para peserta memeriksa barangnya sebelum meninggalkan lokasi perkemahan Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Buan, Korea Selatan, 8 Agustus 2023. Asosiasi Pramuka Provinsi Jeolla Utara yang membawa 80 kontingen memilih meninggalkan lokasi perkemahan lebih awal setelah dugaan pelecehan seksual. Mereka mengkritik panitia acara yang dinilai tidak mengambil tindakan tegas untuk melindungi para korban atau memisahkannya dari pelaku yang dituduh. REUTERS/Kim Hong-Ji

Namun seorang analis politik Korea Selatan menuding ini menjadi kegagalan pemerintahan Yoon. Analis Choi Jin mengatakan tidak jelas siapa yang sebenarnya bertanggung jawab mengatur dan mengoperasikan jamboree. Hal ini disebabkan ada lima kepala organisasi yang berbeda, termasuk tiga menteri kabinet pemerintah.

Menteri Kesetaraan Gender dan Keluarga Kim Hun-sook bertanggung jawab atas anggaran jambore.

Meski demikian, Choi mengatakan bahwa Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga “tidak diperlengkapi dalam hal tenaga kerja dan pengalaman untuk memainkan peran utama dalam menyelenggarakan acara internasional besar seperti jambore”.

“Apalagi Pemerintah Yoon juga berusaha untuk menghapus kementerian dalam kebijakan perampingan administratif,” tutur Choi.

Profesor ilmu politik Yoon Sung-suk dari Chonnam National University mengatakan penyalahgunaan anggaran jambore dicurigai secara luas, mencatat bahwa bahkan kertas toilet cepat habis dalam beberapa hari pertama, sementara tidak ada fasilitas toilet dan kamar mandi yang cukup, mengakibatkan antrian panjang terbentuk di luar mereka.

Surat kabar JoongAng Ilbo melaporkan pada Selasa bahwa sebagian dana digunakan oleh pegawai negeri untuk "perjalanan bisnis" yang tidak ada hubungannya dengan menampung 43.000 pramuka.

Perjalanan ke Inggris dan Prancis pada 2019 melibatkan tur Istana Buckingham dan melihat musikal, plus mencicipi anggur di Montmartre.

Di tengah rasa malu atas nasib para pramuka, beberapa warga Korsel mengambil tindakan sendiri -seperti menawarkan hadiah suvenir di stasiun kereta bawah tanah Seoul, dan sebuah kafe di Provinsi Jeolla Utara mengirim makanan.

Agensi K-pop HYBE dan grup perusahaan teknologi Kakao mengatakan akan menyediakan suvenir gratis bagi para pramuka yang menghadiri konser pada Jumat.

Sekitar 1.000 staf dari badan pemerintah juga diminta untuk menjadi relawan di konser K-pop tersebut, kata seorang pejabat pemerintah.

Pejabat tinggi pramuka menyebut jambore yang dimulai pada 1 Agustus itu sebagai kegiatan yang paling menantang di tengah banjir, gelombang panas dan topan yang melanda.

"Ini adalah yang pertama dalam 100 tahun sejarah Jambore Dunia Pramuka yang menghadapi tantangan begitu rumit," kata Sekretaris Jenderal Organisasi Dunia Gerakan Pramuka, Ahmad Alhendawi, dalam pernyataannya Selasa lalu.

Pilihan Editor: Sebelum Pulang, Peserta Jambore Dunia di Korea Selatan Diajak Nonton Konser NCT Dream

REUTERS | FRANCE24 | YONHAP

Berita terkait

Liburan ke Pulau Jeju Korea Selatan, Turis Cina Tertipu Tarif Taksi Hampir 10 Kali Lipat

1 jam lalu

Liburan ke Pulau Jeju Korea Selatan, Turis Cina Tertipu Tarif Taksi Hampir 10 Kali Lipat

Turis Cina membayar Rp2,4 juta untuk taksi dari bandara ke hotel di Pulau Jeju, Korea Selatan, tarif sebenarnya sekitar Rp271.000

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

5 jam lalu

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

Jaksa KPK Meyer Simanjuntak menyebut institusinya akan menghadirkan keluarga bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai saksi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

6 jam lalu

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

Top 3 dunia kemarin adalah daftar konglomerat Singapura dan Korsel yang masuk daftar Forbes hingga Cina diminta membantu negara miskin dari utang.

Baca Selengkapnya

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

15 jam lalu

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

Empat pejabat di Kementerian Pertanian kompak menjawab terpaksa memenuhi permintaan Syahrul Yasin Limpo karena takut dipecat atau dimutasi.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta

20 jam lalu

Syahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta

Bendahara Dirjen PSP Kementerian Pertanian mengaku diminta menyiapkan Rp10 juta untuk honor Syahrul Yasin Limpo sebagai narasumber

Baca Selengkapnya

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

20 jam lalu

Cerita Gus Muhdlor Pindah Mendukung Prabowo Setelah OTT KPK

Momentum pindah dukungan Gus Muhdlor saat pilpres ditengarai dipengarui kasus korupsi yang menjeratnya.

Baca Selengkapnya

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

20 jam lalu

Bupati Solok Selatan Dipanggil Kejati Sumbar Dugaan Korupsi Lahan Hutan untuk Ditanami Sawit

Asisten Pidsus Kejati Sumbar Hadiman menjelaskan pemanggilan Bupati Solok Selatan itu terkait kasus dugaan korupsi penggunaan hutan negara tanpa izin.

Baca Selengkapnya

Belanja dan Taksi, Dua Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan di Korea

20 jam lalu

Belanja dan Taksi, Dua Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan di Korea

Korea Selatan menerima total 808 pengaduan resmi dari wisatawan internasional pada tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Kasus Gazalba Saleh Bekas Hakim MA, Korupsi hingga Penggunaan Identitas Palsu

21 jam lalu

Kasus Gazalba Saleh Bekas Hakim MA, Korupsi hingga Penggunaan Identitas Palsu

Terdakwa Hakim MA, Gazalba Saleh, telah mengikuti sidang perdana pembacaan surat dakwaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Makin Banyak Menteri, Indikasi Banyak Kolusi dan Sumber Korupsi

21 jam lalu

Mahfud Md: Makin Banyak Menteri, Indikasi Banyak Kolusi dan Sumber Korupsi

Presiden terpilih Prabowo Subianto sendiri belakangan berencana akan menambah jumlah menteri di kabinetnya menjadi 40 pos.

Baca Selengkapnya