Intercept Laporkan Dugaan Pencopotan Imran Khan karena Tekanan Amerika Serikat

Reporter

Tempo.co

Kamis, 10 Agustus 2023 16:00 WIB

Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan saat konferensi pers setelah insiden penembakan selama long march di Wazirabad, di Shaukat Khanum Memorial Cancer Hospital & Research Center di Lahore, Pakistan 4 November 2022. REUTERS/Mohsin Raza/File Foto

TEMPO.CO, Jakarta - Intercept pada Rabu, 9 Agustus 2023, melaporkan kalau Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat pada tahun lalu mendesak Pakistan agar mendongkel mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan karena Khan bersikukuh bersikap netral atas perang Ukraina. Laporan Intercept itu berdasarkan sebuah saluran diplomatik dari sumber di militer Pakistan yang tidak bisa dipublikasi.

Saluran diplomatik itu adalah setumpuk dokumen pertemuan antara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dengan Duta Besar Pakistan untuk Amerika Serikat Asad Majeed Khan pada 7 Maret 2022.

“Orang-orang di sini dan Eropa cukup waswas soal mengapa Pakistan mengambil posisi netral yang dianggap cukup berani,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat bidang selatan dan tengah, Donald Lu, yang menyalahkan kebijakan Perdana Menteri Khan.

Advertising
Advertising

Duta Besar Asad Majeed Khan berusaha memperbaiki kekecewaan Amerika Serikat dengan menyoroti kalau posisi Pakistan terkait persoalan Ukraina karena itu adalah keputusan Perdana Menteri Khan. Jika mosi tidak percaya terhadap Khan sukses, maka semua bisa dimaafkan oleh Washington.

“Jika tidak, saya berfikir mungkin akan sulit kedepannya,” kata Duta Besar Asad Majeed Khan, yang juga menambahkan Eropa akan mengikuti Amerika Serikat untuk mengisolasi Perdana Menteri.

Duta Besar Asad Majeed Khan dalam catatannya menyiratkan kalau ancaman tampaknya berasal langsung dari Gedung Putih dan menyarankan adanya sebuah respon diplomatik. Khan yang tampaknya mendapatkan sebuah salinan dokumen rahasia itu, menuding kalah Amerika Serikat dalang dibalik kudeta terhadapnya setelah sebelumnya pada April 2022 dia dijatuhi mosi tidak percaya atau seperti yang disarankan Lu.

Pakistan saat ini dipimpin oleh Perdana Menteri Shehbaz Sharif, di mana Sharif mengakui kabel diplomatik yang disebut dalam laporan Intercep itu memang ada dan beberapa pesan di sana, kurang sopan. Namun Sharif tidak mau mengkonfirmasi perihal klaim pendongkelan Khan dari jabatan.

Sumber: RT.com

Pilihan Editor: Topan Khanun Sebabkan 330 Penerbangan di Korea Selatan Dibatalkan, Badai Lan Masuk Jepang

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ini 6 Negara Pemasok Senjata Utama Israel, Ada yang Sudah Menghentikan Ekspornya

1 jam lalu

Ini 6 Negara Pemasok Senjata Utama Israel, Ada yang Sudah Menghentikan Ekspornya

Sekutu paling kuat Israel, Amerika Serikat telah menghentikan pengiriman senjata ke negara Zionis, termasuk bom-bom berat penghancur bunker.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertahanan Lloyd Austin Benarkan Amerika Serikat Hentikan Sementara Pengiriman Senjata ke Israel

3 jam lalu

Menteri Pertahanan Lloyd Austin Benarkan Amerika Serikat Hentikan Sementara Pengiriman Senjata ke Israel

Lloyd Austin mengkonfirmasi dalam sidang Kongres kalau Amerika Serikat untuk pertama kalinya menangguhkan sementara pengiriman senjata ke Israel

Baca Selengkapnya

Menjelang Pelantikan Presiden, Kapal Perang Amerika Serikat Berlayar Melintasi Selat Taiwan

8 jam lalu

Menjelang Pelantikan Presiden, Kapal Perang Amerika Serikat Berlayar Melintasi Selat Taiwan

Kapal perang Amerika Serikat berlayar melintasi Selat Taiwan pada Rabu, 8 Mei 2024, atau kurang dari dua pekan sebelum presiden Taiwan yang baru

Baca Selengkapnya

USAID dan Kementerian Agama Bikin Acara Global Santri Fest

10 jam lalu

USAID dan Kementerian Agama Bikin Acara Global Santri Fest

USAID bekerja sama dengan Kementerian Agama RI mengadakan yang ditujukan memberikan informasi praktis bagi para santri soal beasiswa di Amerika Serika

Baca Selengkapnya

Sivitas Akademika Universitas Andalas Gelar Aksi Bela Palestina: Unand Student For Justice In Palestine

12 jam lalu

Sivitas Akademika Universitas Andalas Gelar Aksi Bela Palestina: Unand Student For Justice In Palestine

Setelah puluhan kampus di Amerika, kini sivitas akademika Universitas Andalas (Unand) gelar aksi bela Palestina dengan tema Unand Student For Justice.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Janji Tunda Pengiriman Senjata Jika Israel Nekat Serang Rafah

13 jam lalu

Joe Biden Janji Tunda Pengiriman Senjata Jika Israel Nekat Serang Rafah

Joe Biden untuk pertama kali mengutarakan ke publik akan menahan senjata untuk Tel Aviv jika tentara Israel melakukan invasi ke Rafah

Baca Selengkapnya

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

1 hari lalu

Hentikan Sementara Pengiriman Senjata, Amerika Serikat Ingin Peringatkan Israel

Sumber mengatakan langkah penghentian sementara senjata ke Israel adalah untuk memperingatkan Tel Aviv jangan menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

1 hari lalu

AS Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel, Khawatir Serangan ke Rafah

Amerika Serikat menghentikan pengiriman senjata yaitu 3.500 bom ke Israel pekan lalu, khawatir digunakan di Rafah.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Sebut Israel akan Kembali Buka Penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat meyakinkan Israel akan kembali membuka penyeberangan Kerem Shalom dan Rafah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya