Cawe-cawe dalam Pilpres AS 2020, Pengacara Donald Trump Didakwa di Michigan

Jumat, 4 Agustus 2023 10:37 WIB

Pengacara Donald Trump, Stefanie Lambert. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Pengacara yang juga merupakan pendukung eks Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Stefanie Lambert Junttila, didakwa telah mengakses mesin pemungutan suara secara ilegal di Michigan pada Kamis, 3 Agustus 2023. Ini terkait dengan upaya pemimpin AS membalikkan kekalahannya dalam pemilu 2020.

Junttila didakwa mengakses, merusak, dan memiliki mesin pemungutan suara secara tidak semestinya di negara bagian Michigan, menurut catatan pengadilan yang dilansir Reuters.

Lambert adalah orang ketiga yang didakwa di Michigan pada pekan ini, setelah jaksa penuntut khusus di negara bagian itu meninjau tuduhan bahwa sekutu Trump mengakses mesin pemungutan suara secara ilegal setelah pemilu 2020.

Dua anggota partai Republik dari Michigan lainnya – mantan kandidat jaksa agung Michigan Matt DePerno dan mantan perwakilan negara bagian Daire Rendon, tampil di pengadilan pertama mereka pada Selasa sehubungan dengan kasus tersebut.

Ketiganya disebutkan tahun lalu oleh jaksa agung Michigan Dana Nessel, dalam penyelidikan skema untuk mengakses tabulator pemungutan suara. Nessel, seorang Demokrat, mengalahkan DePerno yang didukung Trump dalam upaya pemilihannya kembali tahun lalu.

Advertising
Advertising

Dalam panggilan telepon dengan wartawan pekan lalu, Junttila menyebut kasus itu sebagai "penuntutan jahat". Kasus Michigan adalah penuntutan terpisah dari dakwaan terbaru Trump.

Tetapi, itu terjadi hanya beberapa jam sebelum mantan presiden dijadwalkan hadir di pengadilan Washington, D.C. atas tuduhan bahwa dia bersekongkol untuk mempertahankan kekuasaan.

Trump muncul di pengadilan pada Kamis, 3 Agustus 2023, dengan tuduhan memimpin konspirasi yang dibangun di atas kebohongan untuk membatalkan pemilihan presiden 2020, yang berpuncak pada serangan 6 Januari 2021 di US Capitol.

Dalam dakwaan setebal 45 halaman pada Selasa, Penasihat Khusus Jack Smith menuduh Trump dan beberapa sekutunya mempromosikan klaim palsu bahwa pemilu telah dicurangi, menekan pejabat negara bagian dan federal untuk mengubah hasil. Trump juga dianggap menyusun daftar pemilih palsu untuk mencoba merebut suara elektoral dari Joe Biden.

Ini adalah ketiga kalinya Trump didakwa tahun ini. Dia telah mengaku tidak bersalah atas dakwaan federal bahwa dia menyimpan dokumen rahasia setelah meninggalkan jabatannya dan dakwaan negara bagian New York bahwa dia memalsukan dokumen sehubungan dengan pembayaran uang suap kepada seorang bintang porno.

Trump mungkin akan segera menghadapi dakwaan lain di Georgia. Jaksa negara bagian itu sedang menyelidiki upayanya untuk membatalkan pemilu di sana.

Pilihan Editor: Didakwa Bersekongkol Batalkan Hasil Pilpres 2020, Donald Trump: Saya Tak Bersalah!

REUTERS

Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

8 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyerahkan paket bantuan senjata untuk Israel senilai USD1 miliar (Rp16 triliun)

Baca Selengkapnya

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

10 jam lalu

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL memulai latihan militer bersama bernama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2024

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

1 hari lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

1 hari lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

1 hari lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

1 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

2 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

2 hari lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

2 hari lalu

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

Gabungan kekayaan pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mencapai kuadriliun. Berapa triliun banyaknya?

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

2 hari lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya