Top 3 Dunia: Korban Kapal Pesiar Singapura hingga AS Khawatir Hadapi Cina

Reporter

Jumat, 4 Agustus 2023 06:00 WIB

Kapal pesiar Royal Caribbean Quantum berlabuh di Marina Bay Cruise Centre setelah seorang penumpang dinyatakan positif COVID-19 di Singapura, 9 Desember 2020. Ini adalah pelayaran ketiga kapal sejak melanjutkan "Ocean Gateaway Voyages" tanpa perhentian di pelabuhan. Kapal yang beroperasi dengan kapasitas 50 persen itu telah meninggalkan Singapura pada 7 Desember dan berada di hari kedua berlayar ketika kasus tersebut ditemukan, Cruise Critic melaporkan. REUTERS/Edgar Su

TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia dimulai dari korban kapal pesiar tenggelam di Singapura. Korban yang berusia 64 tahun ditemukan tewas. Berita lainnya adalah Walt Disney tak menyiarkan serial Ataturk di Turki hingga AS yang ketar-ketir dalam menghadapi Cina. Berikut berita selengkapnya:

1. Korban Kapal Pesiar di Selat Singapura Ditemukan, Hari Ini Ulang Tahunnya

Wanita India berusia 64 tahun yang hilang setelah jatuh dari kapal pesiar Royal Caribbean Spectrum of the Seas di Selat Singapura, ditemukan telah meninggal, kata putranya pada hari Rabu, 2 Agustus 2023.

Reeta Sahani dan suaminya Jakesh Sahani, 70 tahun, sedang dalam perjalanan kembali ke Singapura dari Penang, Malaysia, dengan kapal pesiar itu pada Senin, yang juga merupakan hari terakhir pelayaran empat hari pasangan itu, ketika dia jatuh dari kapal ke Selat Singapura.

Putra wanita itu, Vivek Sahani, dalam sebuah posting Instagram menulis, "... sayangnya kami telah mengetahui bahwa ibu saya telah meninggal. Saya mohon kalian memberi kami privasi saat kami berduka atas kehilangan dia."

Dia juga berterima kasih kepada Kementerian Luar Negeri India dan menteri S Jaishankar, dan Komisi Tinggi India di Singapura karena "membantu kami dalam menyelesaikan masalah ini".

Advertising
Advertising

"Ironisnya, hari ini juga hari ulang tahunnya," kata Vivek seperti dikutip kantor berita India PTI.

Komisi Tinggi India di SIngapura mengatakan, akan membantu keluarga yang berduka dan memfasilitasi visa untuk mereka.

Sebelumnya dalam serangkaian tweet pada hari Selasa, Komisi mengatakan "terus berhubungan dengan keluarga Sahani sejak berita tentang insiden malang itu sampai kepada kami". Komisi Tinggi juga berhubungan dekat dengan otoritas Singapura untuk mengatasi masalah terkait dan memfasilitasi prosedur hukum.

Misi tersebut mengatakan bahwa pihaknya juga telah menghubungi kepala perusahaan pelayaran Royal Caribbean India untuk memperluas semua kerja sama.

"Kami tetap berkomitmen penuh untuk mendukung keluarga," kata Komisi Tinggi.

Selat Singapura adalah rute pelayaran sibuk sepanjang 113 km dan lebar 19 km antara Selat Malaka dan Laut Cina Selatan dengan Singapura di sebelah utara selat tersebut.

Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura (MPA) telah mengerahkan dua kapal patroli untuk membantu pencarian di perairan Singapura, sementara 22 kapal komersial juga membantu pencarian penumpang yang hilang, lapor Channel News Asia.

Pusat Koordinasi Penyelamatan Maritim (MRCC) Singapura juga mengoordinasikan operasi pencarian dan penyelamatan dengan BASARNAS, yang telah mengerahkan tiga kapal untuk membantu upaya tersebut.

Sebelumnya dalam siaran pers pada hari Senin, MPA mengatakan bahwa sekitar pukul 07:50 pada hari Senin, MRCC diberitahu bahwa seorang penumpang di atas kapal penumpang berbendera Siprus, Spectrum of the Seas, telah jatuh ke laut di Selat Singapura.

"MRCC Singapura mengoordinasikan pencarian dan segera mengeluarkan siaran keselamatan navigasi ke kapal-kapal di Selat Singapura dan kapal-kapal di pelabuhan untuk terus mencari orang yang hilang dan melaporkan setiap penampakan ke MRCC Singapura," kata rilis tersebut.

Kapal pesiar itu berlabuh lebih awal di Singapura untuk mendukung penyelidikan, dan telah meninggalkan Singapura sekitar pukul 16:30, kata rilis itu.

<!--more-->

2. Serial Ataturk Tidak Tayang di Turki, Partai Penguasa Geram

Disney+ atau layanan streaming dari Walt Disney dilaporkan membuat keputusan untuk tidak menyiarkan film dokumenter tentang pendiri Turki modern Mustafa Kemal Ataturk. Partai yang berkuasa di Turki protes.

Pengawas penyiaran Turki mengatakan sedang menyelidiki laporan yang mencuat di media Turki dan Armenia itu.

Komite Nasional Amerika Armenia (ANCA) pada Juni meminta Disney+ untuk membatalkan pertunjukan tersebut. Menurutnya, acara tersebut "memuliakan seorang diktator Turki dan pembunuh genosida".

Bulan lalu, Disney+ Turki mengumumkan serial Ataturk akan tayang "segera". "Serial asli #Ataturk akan segera tayang, pada peringatan 100 tahun Republik kita," katanya dalam sebuah posting di X.

Ataturk sangat dihormati di Turki. Ebubekir Sahin, ketua pengawas televisi Turki RTUK, mengumumkan penyelidikan tersebut pada Selasa malam dalam sebuah pernyataan di platform perpesanan X, menggambarkan Ataturk sebagai "nilai sosial terpenting kami".

Omer Celik, juru bicara Partai AK yang berkuasa Presiden Tayyip Erdogan, mengutuk keputusan yang dilaporkan untuk tidak menyiarkan serial tersebut dalam sebuah posting di X. Menurutnya keputusan itu "memalukan" dan "tidak sopan".

Beberapa laporan berita Turki dan Armenia mengatakan Disney telah memutuskan untuk membatalkan serial tersebut, termasuk outlet media independen Armenia 301. Kantor itu melaporkan bahwa keputusan tersebut dipengaruhi oleh aktivitas lobi ANCA.

Walt Disney Turki mengatakan pada Rabu bahwa mereka telah "merevisi strategi distribusi konten untuk menjangkau khalayak yang lebih luas" dan memutuskan untuk menayangkan versi khusus dari film dokumenter tersebut di saluran televisi FOX di Turki. Kemudian itu akan ditayangkan sebagai dua film terpisah di bioskop.

Pernyataan tersebut tidak menjelaskan apakah film Ataturk akan ditayangkan di layanan streaming Disney+.

Pada Mei 1915, komandan Ottoman memulai deportasi massal orang-orang Armenia dari Turki timur. Armenia mengatakan sekitar 1,5 juta tewas dalam pembantaian atau kelaparan dan kelelahan di padang pasir.

Kolonel muda Mustafa Kemal - yang kemudian dikenal sebagai Ataturk - adalah seorang komandan kampanye Gallipoli pada Perang Dunia Pertama pada 1915.

Pembunuhan 1915 telah diakui sebagai genosida di banyak negara. Turki menyangkal pembunuhan itu sistematis atau merupakan genosida dan mengatakan ribuan orang Turki dan Armenia tewas dalam kekerasan antaretnis.

<!--more-->

3.
Khawatir Hadapi China, AS Cari Bahan Bakar Rudal untuk Jangkau Pasifik

Amerika Serikat sedang berupaya meningkatkan jangkauan rudal dan roket untuk sasaran di Pasifik, sehingga pasukan AS dapat beroperasi lebih jauh dari China.

Pentagon dan Kongres sedang mempertimbangkan pembaruan bahan bakar rudal yang dapat menambah jangkauan sampai 20% dengan menggunakan propelan yang lebih kuat dan hulu ledak lebih ringan, kata dua pembantu kongres dan dua pejabat AS yang berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara di depan umum.

Pekan lalu, Senat mengungkapkan alokasi $13 juta atau Rp197 miliar untuk merencanakan, memperluas, dan memproduksi senyawa kimia yang dapat digunakan mendorong rudal, atau mengganti bahan hulu ledak, yang dikenal sebagai "energetika".

Meskipun sebagian kecil dari anggaran pertahanan $886 miliar berhasil melewati Kongres, pendanaan tersebut memulai proses yang pada akhirnya dapat menghasilkan miliaran dolar pengeluaran baru untuk amunisi.

Senat yang dikendalikan Demokrat dan Dewan Perwakilan Rakyat yang dikuasai Republik masih perlu menegosiasikan tingkat pendanaan akhir untuk konsep tersebut, tetapi ada kesepakatan umum tentang upaya bipartisan untuk menghalangi China.

"Jarak di Indo-Pasifik dan besarnya Angkatan Laut (China) berarti AS membutuhkan lebih banyak rudal pembunuh kapal yang dapat mencapai target jauh," kata Anggota DPR Mike Gallagher kepada Reuters. China memandang AS di Pasifik sebagai ancaman, sehingga meningkatkan kehadiran militernya sebagai tanggapan.

“Sayangnya, Pentagon telah berpuas diri menggunakan energetik era 1940-an dan mengabaikan energetika canggih seperti CL-20 yang diperlukan untuk meningkatkan jangkauan dan daya mematikan pasukan kita."

Menunggu persetujuan akhir di Kongres, RUU itu akan menggerakkan program Pentagon untuk mencoba menambahkan lebih banyak jangkauan ke senjata yang ada menggunakan bahan kimia seperti China Lake Compound #20, juga dikenal sebagai CL-20.

Dikembangkan oleh laboratorium pemerintah di California pada 1980-an, CL-20 adalah salah satu senyawa kimia paling banyak dibahas, kata seorang pejabat pertahanan senior. Kongres tertarik pada studi, seperti yang diterbitkan pada tahun 2021, yang mengatakan bahwa memperkuat roket dengan CL-20 - bersama dengan perubahan lainnya - dapat memperluas jangkauannya sekitar 20%.

Sebuah makalah oleh Pusat Teknologi Energetika mengatakan bahan energi baru memberikan bom seberat 180 kg "sama mematikannya dengan bom seberat 450 kg saat ini," menambahkan China membuat "CL-20 pada skala industri dan membuatnya menjadi sistem senjata."

REUTERS

Berita terkait

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

2 jam lalu

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

Presiden Jokowi menyatakan Indonesia siap untuk melanjutkan kerja sama baik dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rencana Arab untuk Palestina hingga Surat Orang Tua Tentara Israel

5 jam lalu

Top 3 Dunia: Rencana Arab untuk Palestina hingga Surat Orang Tua Tentara Israel

Top 3 dunia adalah rencana negara-negara Arab terhadap Palestina, para orang tua tentara Israel mengirim surat dan ancaman 5 negara ke ICJ.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

12 jam lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

15 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, PM Baru Singapura yang Akan Memimpin dengan Caranya Sendiri

18 jam lalu

Mengenal Lawrence Wong, PM Baru Singapura yang Akan Memimpin dengan Caranya Sendiri

Lawrence Wong dilantik menjadi Perdana Menteri Singapura, Rabu, dan berjanji memimpin negara kota kaya itu dengan caranya sendiri

Baca Selengkapnya

Benih Lobster Senilai Rp 35 Miliar Dari Pelabuhan Ratu Hendak Diselundukan ke Singapura

22 jam lalu

Benih Lobster Senilai Rp 35 Miliar Dari Pelabuhan Ratu Hendak Diselundukan ke Singapura

Polisi menggagalkan upaya penyelundupan benih lobster senilai Rp 35 miliar ke Singapura itu saat transit di Pulau Bangka.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

1 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

1 hari lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

1 hari lalu

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

Baca Selengkapnya