Profil Hun Manet, Calon Pengganti Hun Sen Sebagai PM Kamboja

Kamis, 27 Juli 2023 07:00 WIB

Jenderal Hun Manet, putra Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, memegang bendera partai saat menghadiri kampanye pemilihan umum untuk pemilihan nasional yang akan datang di Phnom Penh, Kamboja, 1 Juli 2023. REUTERS/Cindy Liu/File Foto

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mengumumkan pada Rabu, 26 Juli 2023, bahwa ia akan menyerahkan kekuasaan kepada putranya Hun Manet. Ia mengakhiri pemerintahan hampir empat dasawarsa di negara Asia Tenggara yang semakin dikritik menjalankan pemerintahan otokratis. Pengumuman itu datang hanya beberapa hari setelah Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang berkuasa di Hun Sen menyapu bersih pemilihan umum setelah mencalonkan diri hampir tanpa perlawanan.

Berikut detail tentang putranya, calon pemimpin Kamboja berusia 45 tahun pengganti Hun Sen.

Anak Tertua dari Lima Bersaudara

Hun Manet adalah anak tertua Hun Sen dari lima bersaudara. Ia lahir pada 20 Oktober 1977. Hun Sen secara puitis menggambarkan kelahiran Hun Manet dengan mengatakan bahwa ia lahir dari roh yang muncul dari pohon beringin dalam sekejap cahaya.

Hun Manet dibesarkan di Phnom Penh dan bergabung dengan militer Kamboja pada 1995. Ia juga melakukan sebagian besar pendidikan tingginya di Amerika Serikat dan Inggris.

Advertising
Advertising

Hun Manet adalah orang Kamboja pertama yang lulus dari akademi militer AS di West Point pada 1999. Ia kemudian mendapatkan gelar master di bidang ekonomi dari New York University pada 2002, dan gelar PhD di bidang ekonomi dari University of Bristol pada 2008.

Ia menikah dengan Pich Chanmony, putri seorang politikus terkemuka Kamboja. Pasangan itu memiliki tiga anak.

Hun Manet juga naik pangkat di Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja, termasuk jabatan wakil pengawal ayahnya, komandan kontra-terorisme, komandan tentara, dan wakil panglima tertinggi.

Dia juga menjadi kepala sayap pemuda Partai Rakyat Kamboja yang berkuasa dan bergabung dengan komite tetapnya.

Pada Desember 2021, Hun Sen menunjuk sulungnya sebagai pilihannya untuk menggantikannya sebagai pemimpin, dan CPP segera mendukungnya sebagai "perdana menteri masa depan".


Jarang Diwawancara Media dan Enggan Tampil ke Publik

Hun Manet jarang memberikan wawancara media, dan sedikit petunjuk tentang visinya untuk Kamboja dan 16 juta penduduknya. Dia sebagian besar menghindari pidato panjang di jalur kampanye, membatasi dirinya sebagian besar untuk tersenyum dan melambai.

Pada rapat umum kampanye besar pada Jumat, dia mengatakan pemungutan suara untuk CPP adalah pemungutan suara untuk masa depan yang cerah. Ia memperingatkan upaya "ekstremis" yang tidak ia sebutkan, untuk "menghancurkan pemilihan".

Pada 2015, Manet mengatakan kepada saluran Australian Broadcasting Corp bahwa Kamboja harus menjaga perdamaian, stabilitas, dan keamanan "dengan cara apa pun".

Negara-negara besar akan mengawasi dengan cermat tanda-tanda Hun Manet akan mempertahankan status quo otoriter ayahnya atau mengejar liberalisasi yang lebih besar dan gaya demokrasi yang lebih Barat.

Hun Sen telah mengindikasikan bahwa dia mengharapkan ahli warisnya untuk memerintah dengan modelnya sendiri. Ditanya oleh Phnom Penh Post apakah putranya akan memerintah secara berbeda, Hun Sen tertawa.

"Dengan cara apa? Perbedaan seperti itu berarti mengganggu perdamaian dan merusak pencapaian generasi yang lebih tua,” kata Hun Sen.

REUTERS

Pilihan Editor: Antisipasi Invasi Cina, Taiwan Gelar Latihan Militer di Bandara Utama

Berita terkait

5 Negara Terkecil di Asia Tenggara Berdasarkan Luas Wilayah

5 hari lalu

5 Negara Terkecil di Asia Tenggara Berdasarkan Luas Wilayah

ASEAN terdiri dari 11 negara yang berlokasi di Asia Tenggara. Ini dia negara terkecil di Asia Tenggara berdasarkan luas wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

8 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

8 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

10 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

13 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik Curian ke RI, Ada Peninggalan Majapahit

Jaksa New York mengembalikan barang antik yang dicuri dari Kamboja dan Indonesia. Dari Indonesia, ada peninggalan Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

13 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

14 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

31 hari lalu

Ada Youtuber Siksa Kera di Angkor, Pemerintah Kamboja Bakal Ambil Tindakan

Selama ini, penyiksaan terhadap kera di Angkor tidak mencolok, tapi lama kelamaan kasusnya semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

43 hari lalu

Thailand Berencana Legalisasi Kasino untuk Tingkatkan Pemasukan dan Lapangan Kerja

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengatakan jika disahkan oleh parlemen, undang-undang kasino akan menghasilkan lebih banyak lapangan kerja

Baca Selengkapnya

Ditemukan Lagi Foto Keluarga Kerajaan Inggris yang Diedit

52 hari lalu

Ditemukan Lagi Foto Keluarga Kerajaan Inggris yang Diedit

Getty Images menemukan satu lagi foto keluarga Kerajaan Inggris yang sudah diedit.

Baca Selengkapnya