Akan Dipulangkan, Tentara AS Malah Kabur dan Ditangkap Keamanan Korea Utara

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 19 Juli 2023 09:00 WIB

Tentara Korea Selatan berjaga selama tur media di Area Keamanan Bersama (JSA) di Zona Demiliterisasi (DMZ) di desa perbatasan Panmunjom di Paju, Korea Selatan, 03 Maret 2023. JEON HEON-KYUN/Pool via REUTERS/File Foto

TEMPO.CO, Jakarta - Warga negara Amerika Serikat yang tertangkap petugas keamanan Korea Utara karena masuk wilayah negara itu pada Selasa, 18 Juli 2023, ternyata seorang tentara. Menurut Angkatan Darat AS, anggota militer itu sedang menjalani hukuman disiplin ketika kabur melintasi perbatasan.

Kaburnya tentara AS itu, menciptakan krisis baru bagi Washington dalam berurusan dengan negara bersenjata nuklir tersebut.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin menyatakan keprihatinannya terhadap tentara tersebut, yang menurut militer AS di Korea ikut dalam tur orientasi Area Keamanan Bersama antara Korea dan "dengan sengaja dan tanpa otorisasi melintasi Garis Demarkasi Militer ke Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK). "

Angkatan Darat AS mengidentifikasi tentara tersebut sebagai Prajurit Travis T. King, yang bergabung pada 2021.

"Ada banyak hal yang masih kami coba pelajari. Kami yakin dia berada dalam tahanan (Korea Utara) dan karenanya kami memantau dan menyelidiki situasinya dengan cermat dan bekerja untuk memberi tahu langkah selanjutnya kepada kerabatnya," kata Austin dalam konferensi pers.

Penyeberangan itu terjadi pada saat ketegangan tinggi di semenanjung Korea, dengan kedatangan kapal selam rudal balistik bersenjata nuklir AS di Korea Selatan untuk kunjungan langka sekalisgus peringatan bagi Korea Utara atas kegiatan militernya.

Korea Utara telah menguji rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir, termasuk rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat baru minggu lalu. Korea Utara menembakkan rudal balistik lain ke laut dekat Jepang pada hari Selasa, lapor kantor berita Korea Selatan Yonhap, mengutip militer.

Advertising
Advertising

Kolonel Isaac Taylor, juru bicara pasukan AS di Korea, mengatakan militer "bekerja dengan rekan KPA kami untuk menyelesaikan insiden ini," mengacu pada Tentara Rakyat Korea Utara.

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan para pejabat AS di Pentagon, Departemen Luar Negeri, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa semuanya bekerja untuk "memastikan lebih banyak informasi dan menyelesaikan situasi ini."

"Kami berada di tahap awal," katanya, seraya menambahkan bahwa perhatian utama adalah menentukan kesejahteraan prajurit tersebut.

Misi Korea Utara untuk PBB di New York tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Kronologi

Prajurit itu sedang dalam perjalanan sipil dengan sekelompok pengunjung ke desa gencatan senjata Panmunjom ketika dia melewati garis yang menandai perbatasan, kata pejabat AS. Area Keamanan Bersama di zona demiliterisasi telah memisahkan Korea sejak Perang Korea 1950-53 .

Tetapi para pejabat AS bingung mengapa tentara itu melarikan diri ke Korea Utara.

King telah selesai menjalani hukuman di Korea Selatan untuk pelanggaran yang tidak disebutkan dan diangkut oleh militer AS ke bandara untuk kembali ke unit asalnya di Amerika Serikat, kata dua pejabat.

Dia sudah melewati gerbang keamanan sendirian, namun kemudian melarikan diri, kata seorang pejabat. Dia lalu bergabung dengan peserta tur sipil ke zona demiliterisasi di bandara.

Dua pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan prajurit itu akan menghadapi tindakan disipliner oleh militer AS.

Seseorang peserta tur kepada CBS News mengatakan bahwa mereka baru saja mengunjungi salah satu bangunan di lokasi ketika "orang ini berteriak 'ha ha ha' dan berlari di antara beberapa bangunan."

Tidak jelas berapa lama pihak berwenang Korea Utara akan menahan prajurit itu, tetapi para analis mengatakan insiden itu bisa menjadi propaganda berharga bagi negara yang terisolasi itu.

“Secara historis, Korea Utara menahan orang-orang ini selama berminggu-minggu, jika tidak berbulan-bulan, untuk tujuan propaganda (terutama jika ini adalah tentara AS) sebelum pengakuan dan permintaan maaf yang dipaksakan,” kata Victor Cha, mantan pejabat AS dan pakar Korea di Center for Studi Strategis dan Internasional.

"Kadang-kadang juga diperlukan seorang pejabat atau mantan pejabat Amerika untuk pergi ke sana untuk mendapatkan pembebasan," katanya. "Memiliki pejabat tinggi Gedung Putih di Seoul .... mungkin mempercepat ini, jika Korea Utara bersedia untuk berbicara ke mereka."

Penahanan itu terjadi saat delegasi tingkat tinggi AS yang dipimpin oleh koordinator Indo-Pasifik Gedung Putih Kurt Campbell berada di Seoul untuk pertemuan dengan pejabat Korea Selatan mengenai program nuklir Korea Utara.

REUTERS

Pilihan Editor Top 3 Dunia: Rusia Balas Dendam hingga Tak Mau Putus dengan Barat

Berita terkait

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

2 jam lalu

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

Kim Yo Jong adik Kim Jong Un menyangkal tuduhan Amerika Serikat dan Korea Selatan kalau senjata Korea Utara digunakan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

3 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

5 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Frank Sinatra Berpulang 26 Tahun Lalu, Ini 5 Lagu Populernya Salah Satunya Jadi OST Squid Game

8 jam lalu

Frank Sinatra Berpulang 26 Tahun Lalu, Ini 5 Lagu Populernya Salah Satunya Jadi OST Squid Game

Salah satu lagu Frank Sinatra menjadi soundtrack atau OST serial populer asal Korea Selatan, Squid Game. Ini lagu top lainnya.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

19 jam lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

22 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

1 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

1 hari lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

1 hari lalu

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

Baca Selengkapnya