Ukraina Gagal Gabung NATO, Inggris Beri Bantuan Militer Rp 980 Miliar
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Rabu, 12 Juli 2023 20:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Inggris akan memberi Ukraina lebih dari 70 kendaraan tempur dan logistik, ribuan butir amunisi untuk tank Challenger 2, dan paket dukungan senilai 50 juta pound atau setara Rp 950 miliar untuk perbaikan peralatan. Inggris juga mengatakan bahwa semua anggota Kelompok Tujuh (G7) yang terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat, akan menandatangani kerangka kerja baru pada Rabu. Kerangka kerja ini akan memberikan komitmen keamanan bilateral jangka panjang untuk Ukraina.
Para pemimpin NATO berkumpul pada pertemuan puncak di ibu kota Lituania, Vilnius, Selasa, 11 Juli 2023. Pertemuan berlangsung di tengah sengitnya serangan balasan oleh Ukraina terhadap Rusia.
Pada hari Selasa, para pemimpin NATO mengatakan bahwa Ukraina harus bergabung dengan aliansi militer di masa depan. Namun Ukraina tak bisa bergabung saat ini yang membuat marah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
"Mendukung kemajuan Ukraina menuju keanggotaan NATO, ditambah dengan perjanjian formal, multilateral, dan bilateral serta dukungan luar biasa dari anggota NATO, akan mengirimkan sinyal kuat kepada Presiden Rusia, (Vladimir) Putin dan mengembalikan perdamaian ke Eropa," kata Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dalam sebuah pernyataan, Selasa, 11 Juli 2023.
Inggris menyatakan akan sangat mendukung keanggotaan NATO di Ukraina. Bersamaan dengan paket dukungan, Inggris juga akan meluncurkan proyek melalui NATO untuk mendirikan pusat rehabilitasi medis bagi tentara Ukraina, dengan pendanaan datang melalui Paket Bantuan Komprehensif NATO untuk Ukraina.
Anggota NATO di Eropa timur mendukung masuknya Ukraina sebagai anggota baru. Alasannya di bawah payung NATO, Ukraina akan aman dan mencegah serangan Rusia. Namun Jerman dan Amerika Serikat tidak setuju karena khawatir akan memicu perang yang lebih luas dengan Rusia.
"Kami menegaskan kembali solidaritas yang tak tergoyahkan dengan pemerintah dan rakyat Ukraina dalam pertahanan heroik bangsa, tanah mereka, dan nilai-nilai bersama kami," ujar anggota NATO dalam deklarasi bersama.
Anggota-anggota NATO juga mengecam Rusia. "Federasi Rusia adalah ancaman paling signifikan dan langsung terhadap keamanan Sekutu dan perdamaian serta stabilitas di kawasan Euro-Atlantik."
Ditanya tentang kritik Zelensky, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada konferensi pers bahwa tidak pernah ada pesan yang lebih kuat dari NATO kapan pun, baik dalam hal pesan politik tentang jalan ke depan untuk keanggotaan dan dukungan konkret dari sekutu NATO. Dia mengatakan aksesi sebelumnya ke NATO tidak disertai dengan batas waktu, namun berdasarkan kondisi.
Pada rapat umum di Vilnius, Presiden Lituania Gitanas Nauseda menyerahkan kepada Zelensky bendera Ukraina berlubang peluru yang telah dikibarkan di atas tank Ukraina selama pertempuran di Bakhmut. "Ukraina memberi kami waktu dengan darah mereka, sehingga kami dapat mempersiapkan dan memberikan tanggapan yang kuat kepada Rusia," kata Nauseda kepada orang banyak.
REUTERS
Pilihan Editor: Potongan Tubuh Pengusaha Jerman Ditemukan di Peti Es, Polisi Thailand Tangkap Pelaku