Zelensky Bawa Pulang 5 Komandan Azov dari Turki, Rusia Meradang

Reporter

Tempo.co

Minggu, 9 Juli 2023 08:49 WIB

Komandan Pembela Pabrik Besi dan Baja Azovstal di Mariupol Denys Prokopenko, Sviatoslav Palamar, Denys Shleha bersama dengan Kepala Intelijen Militer Ukraina Kyrylo Budanov berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy melalui tautan video setelah pertukaran tawanan perang (POW) di lokasi yang diberikan sebagai Turki, dalam gambar selebaran ini dirilis 22 September 2022. Yermak mengatakan bahwa sebagai imbalannya, Kyiv telah membebaskan 55 tahanan Rusia serta Viktor Medvedchuk, pemimpin partai pro-Rusia terlarang yang menghadapi tuduhan makar. Press service of the Interior Ministry of Ukraine/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Volodymyr Zelensky membawa pulang lima mantan komandan Resimen Azov dari Turki pada Sabtu, 8 Juli 2023. Lima komandan yang dibebaskan itu, ditahan di Turki sebagai bagian dari pertukaran tahanan perang dengan Rusia tahun lalu.

"Kami pulang dari Turki dan membawa pulang pahlawan kami," kata Zelensky dilansir dari Reuters, Minggu, 9 Juli 2023. Ia bertemu dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan untuk melakukan pembicaraan di Istanbul pada Jumat lalu.

"Tentara Ukraina Denys Prokopenko, Svyatoslav Palamar, Serhiy Volynsky, Oleh Khomenko, Denys Shleha. Mereka akhirnya akan bersama kerabat mereka,” kata Zelensky di aplikasi perpesanan Telegram. Zelensky tidak memberikan penjelasan mengapa para komandan Azovstal itu diizinkan pulang.

Lima komandan Azov itu telah dianggap penting di Ukraina setelah memimpin pertahanan sengit selama tiga bulan di Mariupol di pabrik baja Azovstal tahun lalu, kota terbesar yang direbut Rusia.

Pembebasan lima komandan perang itu dikecam oleh Rusia. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Sabtu menuduh Turki melanggar perjanjian dengan membebaskan para komandan.

Advertising
Advertising

Peskov, dikutip oleh kantor berita RIA, mengatakan berdasarkan ketentuan pertukaran tahanan, para pejuang harus tetap berada di Turki sampai perang berakhir. Sementara Rusia belum diberitahu tentang pembebasan mereka.

Zelensky berterima kasih kepada Erdogan karena membantu mengamankan pembebasan kelima komandan Azov dan berjanji untuk membawa pulang semua tahanan yang tersisa. "Sebelum perang pecah, banyak orang di dunia masih belum mengerti siapa kami, siapa Anda, apa yang diharapkan dari kami dan siapa pahlawan kami. Sekarang semua orang mengerti," katanya.

Banyak orang Ukraina memuji kembalinya para pria itu. "Akhirnya! Berita terbaik yang pernah ada. Selamat untuk saudara-saudara kita!" ujar Mayor Maksym Zhorin, yang bertempur di Ukraina timur, melalui aplikasi perpesanan Telegram.

Dilansir dari Al Jazeera, Resimen Azov adalah unit militer infanteri sukarelawan sayap kanan yang anggotanya diperkirakan berjumlah 900 orang. Batalion Azov adalah ultra-nasionalis yang dituduh menganut ideologi neo-Nazi dan supremasi kulit putih.

Unit ini awalnya dibentuk sebagai kelompok sukarelawan pada Mei 2014 dari geng ultra-nasionalis Patriot Ukraina, dan kelompok Majelis Nasional Sosial (SNA) neo-Nazi. Kedua kelompok terlibat dalam cita-cita xenofobia dan neo-Nazi dan menyerang secara fisik para migran, komunitas Roma dan orang-orang yang menentang pandangan mereka.

Sebagai sebuah batalion, kelompok tersebut bertempur di garis depan melawan separatis pro-Rusia di Donetsk, wilayah timur Ukraina. Tepat sebelum melancarkan invasi, Putin mengakui kemerdekaan dua wilayah yang dikuasai pemberontak dari Donbas.

Beberapa bulan setelah merebut kembali kota pelabuhan strategis Mariupol dari separatis yang didukung Rusia, unit tersebut secara resmi diintegrasikan ke dalam Garda Nasional Ukraina pada 12 November 2014. Resimen Azov mendapat pujian tinggi dari Presiden Ukraina saat itu, Petro Poroshenko. “Ini adalah pejuang terbaik kami,” katanya pada upacara penghargaan tahun 2014. “Relawan terbaik kami.”

Unit tersebut dipimpin oleh Andriy Biletsky, yang menjabat sebagai pemimpin Patriot Ukraina (didirikan pada 2005) dan SNA (didirikan pada 2008). SNA diketahui telah melakukan serangan terhadap kelompok minoritas di Ukraina.

Biletsky terpilih menjadi anggota parlemen pada tahun 2014. Dia meninggalkan Azov karena pejabat terpilih tidak boleh berada di militer atau kepolisian. Dia tetap menjadi anggota parlemen hingga 2019.

AL JAZEERA | REUTERS

Pilihan Editor: Menlu Jepang dan China Bertemu di Sela Acara ASEAN di Jakarta, Bahas Limbah Nuklir Fukushima?

Berita terkait

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

1 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

1 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

2 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

3 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

4 hari lalu

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

Warga negara Rusia agar mempertimbangkan rencana melancong ke Meksiko setelah otoritas di sana menolak lebih banyak pelancong Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

5 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

6 hari lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

6 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

7 hari lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

7 hari lalu

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia, Ini Respons dari AS dan Negara-negara Eropa

Vladimir Putin diambil sumpahnya untuk masa jabatan kelima sebagai presiden Rusia dalam sebuah upacara di Kremlin, Selasa.

Baca Selengkapnya