Kerusuhan di Prancis, Emmanuel Macron Mulai Pikir-pikir Tutup Akses Media Sosial

Reporter

Tempo.co

Kamis, 6 Juli 2023 09:02 WIB

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengadakan konferensi pers di akhir KTT para pemimpin Uni Eropa, di Brussel, Belgia, 11 Desember 2020. [Olivier Hoslet / Pool via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa, 5 Juli 2023, meminta pada sejumlah Wali Kota di Prancis agar mulai mempertimbangkan mengendalikan akses ke media sosial ketika sudah muncul hal-hal yang diluar kendali. Ucapan Macron itu disampaikan beberapa hari setelah pecah kerusuhan di Prancis menyusul penembakan pada seorang remaja laki-laki, 17 tahun, Nahel M. keturunan Afrika Utara pada akhir pekan lalu.

“Kita harus mulai memikirkan penggunaan jaringan media sosial ini oleh para remaja. Ketika hal-hal mulai di luar kendali, kita mungkin perlu mengatur ini (media sosial) atau benar-benar memutusnya. Ini akan menjadi perdebatan nyata yang perlu kita lakukan,” kata Macron dihadapan 250 Wali Kota dari berbagai wilayah di Prancis yang terdampak oleh kerusuhan di Prancis.

Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Macron mengatakan perusahaan-perusahaan pemilik media sosial telah memainkan sebuah peran penting dalam kerusuhan di penjuru Prancis. Sumber di Pemerintah Prancis mengatakan pada kantor berita AP pada Jumat, 30 Juni 2023, kalau data pribadi aparat kepolisian yang menembak hingga tewas Nahel sudah bocor di dunia maya.

Advertising
Advertising

Kantor Kepresidenan Prancis menyerukan media sosial agar memperlihatkan sikap bertanggung jawab dalam hal memodernisasi konten di platform mereka dan menurunkan setiap unggahan yang mungkin bisa memancing kekerasan. Pada Jumat, 30 Juni 2023, sejumlah menteri di Prancis melakukan pertemuan dengan perwakilan TikTok dan Snapchat. Usai pertemuan, Menteri Kehakiman Prancis Eric Dupond-Moretti mengatakan sejumlah langkah hukum mungkin akan diambil untuk menghukum para pengguna media sosial yang ikut melakukan tindakan-tindakan ilegal.

Sejumlah kritik mengatakan segala bentuk kecurigaan pada media sosial akan diartikan sebagai larangan terhadap kebebasan berpendapat.

“Memutus media sosial? seperti Cina, Iran dan Korea Utara ? bahkan jika itu adalah provokasi untuk mengalihkan perhatian, rasanya sangat tidak enak,” kata Olivier Marleix, politikus dari Partai Les Republicains

Sumber: RT.com

Pilihan Editor: Kronologi Kerusuhan Prancis dan Sejarah Banlieue Tentang Kekerasan Polisi Terhadap Imigran

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Nimas Sabella 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi, Komnas Perempuan: Termasuk KGBO

14 jam lalu

Nimas Sabella 10 Tahun Diteror Teman SMP yang Terobsesi, Komnas Perempuan: Termasuk KGBO

Nimas Sabella, wanita asal Surabaya, selama 10 tahun diteror pria yang terobsesi dengannya. Kisahnya viral di media sosial

Baca Selengkapnya

Puluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru

18 jam lalu

Puluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru

Sekitar 30 turis Australia terkatung-katung di Kaledonia Baru menunggu kesempatan untuk bisa keluar dari negara itu dengan aman usai pecah kerusuhan

Baca Selengkapnya

Kisah Nimas 10 Tahun Diganggu dan Dikirimi Foto Cabul Pria yang Terobsesi Dengannya

19 jam lalu

Kisah Nimas 10 Tahun Diganggu dan Dikirimi Foto Cabul Pria yang Terobsesi Dengannya

Kisah Nimas Sabella sepuluh tahun diganggu pria viral di media sosial. Polda Jawa Timur pun bergerak

Baca Selengkapnya

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

23 jam lalu

Doomscrolling Pertama Kali Muncul Pada Awal Pandemi Covid-19, Berdampak bagi Kesehatan Mental

Doomscrolling mengacu pada kebiasaan terus-menerus menelusuri berita buruk atau negatif di media sosial atau internet, sering untuk waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Viral Calon Pekerja Dites Tinggi Badan, Netizen: Di Dunia Kerja yang Dibutuhkan Skill

1 hari lalu

Viral Calon Pekerja Dites Tinggi Badan, Netizen: Di Dunia Kerja yang Dibutuhkan Skill

Viral video memperlihatkan ratusan calon pekerja diukur dan di tes tinggi badan secara langsung.

Baca Selengkapnya

Orang Jawa Banyak Jadi Penduduk di Kaledonia Baru yang Kini Dilanda Kerusuhan

2 hari lalu

Orang Jawa Banyak Jadi Penduduk di Kaledonia Baru yang Kini Dilanda Kerusuhan

Mayoritas penduduk Kaledonia Baru adalah orang Jawa. Kini kolonial Prancis tersebut sedang dilanda kerusuhan terburuk dalam 30 terakhir.

Baca Selengkapnya

Pengemudi Toyota Fortuner Halangi Perjalanan Ambulans, Polres Depok: Kami Selidiki

2 hari lalu

Pengemudi Toyota Fortuner Halangi Perjalanan Ambulans, Polres Depok: Kami Selidiki

Polres Metro Depok menyatakan tengah menyelidiki peristiwa pengemudi Toyota Fortuner menghalangi perjalanan ambulans.

Baca Selengkapnya

Kaledonia Baru Dilanda Kerusuhan Massal, Prancis Tetapkan Keadaan Darurat

2 hari lalu

Kaledonia Baru Dilanda Kerusuhan Massal, Prancis Tetapkan Keadaan Darurat

Prancis memberlakukan keadaan darurat di Kaledonia Baru menyusul kerusuhan yang menewaskan anggota polisi.

Baca Selengkapnya

Raup Rp 100 Juta per Bulan di Afiliasi Shopee, Mirah Ayu Berbagi Tips

3 hari lalu

Raup Rp 100 Juta per Bulan di Afiliasi Shopee, Mirah Ayu Berbagi Tips

Content Creator atau pembuat konten Mirah Ayu Nanda Anindita berbagi tips cara meraup cuan di Afiliasi Shopee.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Tentang David Corenswet, Pemeran Baru Karakter Superman

3 hari lalu

5 Fakta Tentang David Corenswet, Pemeran Baru Karakter Superman

David Corenswet, pemeran Superman yang baru kerap menyuarakan isu sosial dan politik di media sosial

Baca Selengkapnya