Amerika Serikat Rayakan Hari Kemerdekaan ke-247, Begini Kisah Negara Paman Sam Berdiri

Selasa, 4 Juli 2023 11:19 WIB

Presiden AS Joe Biden menyampaikan pidato "prime time" pertamanya sebagai presiden, menandai peringatan satu tahun lockdown Amerika Serikat untuk memerangi pandemi penyakit virus corona (COVID-19) dan berbicara tentang dampak pandemi selama pidato dari East Room Gedung Putih di Washington, AS, 11 Maret 2021. [REUTERS / Tom Brenner]

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 4 Juli 2023, Amerika Serikat atau AS genap memasuki usia kemerdekaannya yang ke 247 sejak 1776. Menurut The Free Press Journal, sebenarnya 4 Juli bukanlah hari di mana Kongres Kontinental mendeklarasikan kemerdekaan. Malahan, sebenarnya deklarasi “Independence Day” dilakukan dua hari sebelumnya, yakni pada 2 Juli 1776.

Sebelum mendeklarasikan Hari Kemerdekaan, Kongres Kontinental telah membuat naskah deklarasinya dan diserahkan pada 2 Juli. Setelah dilakukan berbagai perubahan, dokumen itu akhirnya disetujui pada 4 Juli. Kemudian tanggal tersebut dicetak di Dunlap Broadsides, salinan cetak asli dari Deklarasi, yang diedarkan ke seluruh negara baru.

Hari berikutnya, salinan Deklarasi Kemerdekaan didistribusikan, dan pada 6 Juli, The Pennsylvania Evening Post menjadi surat kabar pertama yang mencetak dokumen luar biasa itu. Jadi ketika rakyat Amerika memikirkan Proklamasi Kemerdekaan, 4 Juli 1776 adalah tanggal yang mereka ingat. Itulah mengapa hari kemerdekaan AS disepakati pada tanggal tersebut.

Mengutip laman history.state.gov, dengan mengeluarkan Deklarasi Kemerdekaan, hal ini berarti 13 koloni Amerika saat itu telah memutuskan hubungan politik dengan Inggris Raya. Deklarasi ini sekaligus mengkonfirmasi AS sebagai aliansi resmi kepada Pemerintah Prancis. Sehingga AS bisa mendapatkan bantuan negara itu dalam perang melawan penjajahan Inggris Raya.

Kilas Balik Perjuangan Kemerdekaan AS

Advertising
Advertising

Upaya memerdekakan diri AS bermula ketika pada 1760-an dan awal 1770-an, koloni Amerika Utara menyadari kebijakan kekaisaran Inggris bertentangan dengan mereka. Terutama ihwal perpajakan dan kebijakan perbatasan. Namun protes untuk mempengaruhi kebijakan Inggris tersebut berulang kali gagal. Malahan protes berujung pada penutupan pelabuhan Boston dan deklarasi darurat militer di Massachusetts.

Kemudian dibentuklah Kongres Kontinental. Mereka bekerja dengan kelompok-kelompok lokal memboikot barang dari Inggris. Inggris lalu berupaya mengoordinasikan pemboikotan tersebut dengan mengirim delegasi. Kongres Kontinental yang semula dimaksudkan untuk menegakkan boikot, alih haluan melawan kolonial. Pertempuran pun pecah antara koloni Amerika Utara dan pasukan Inggris di Massachusetts.

Pejabat Inggris di seluruh koloni menyadari otoritas mereka ditantang oleh pemerintah lokal informal. Pemimpin kolonial masih berharap koloni Amerika Utara berdamai dengan Pemerintah Inggris. Namun, pada akhir 1775, anggota Komite Rahasia Korespondensi, Benjamin Franklin, mengisyaratkan kepada agen Prancis dan simpatisan Eropa lainnya bahwa koloni Amerika Utara semakin condong ke arah mencari kemerdekaan.

Mengutip dari britannica.com, peristiwa itu kemudian disebut Revolusi Amerika, Perang Kemerdekaan Amerika Serikat, atau Perang Revolusi Amerika, yang dimulai pada 1775 hingga 1783. Perang berlangsung lebih dari satu dekade, menyebabkan kerenggangan antara Inggris dan koloni Amerika Utara. Ini adalah pemberontakan di mana 13 koloni Inggris Raya di Amerika Utara memenangkan kemerdekaan politik dan kemudian membentuk Amerika Serikat.

Sepanjang musim dingin 1775 hingga 1776, Kongres Kontinental memandang rekonsiliasi dengan Inggris tidak mungkin dilakukan. Kemerdekaan adalah satu-satunya pilihan bagi mereka. Pada 22 Desember 1775, Parlemen Inggris melarang perdagangan dengan koloni Amerika Utara. Kongres Kontinental merespons pada April 1776 dengan membuka pelabuhan kolonial. Langkah tersebut berpengaruh besar untuk memutuskan hubungan dengan Inggris.

Koloni Amerika Utara dibantu oleh publikasi dari pamflet Common Sense Thomas Paine pada Januari. Pamflet tersebut menganjurkan kemerdekaan koloni dan didistribusikan secara luas ke seluruh koloni Amerika Utara. Pada Februari 1776, para pemimpin kolonial mendiskusikan kemungkinan pembentukan aliansi asing. Mereka lalu merancang Model Treaty sebagai dasar aliansi 1778 dengan Prancis.

Pada 7 Juni 1776, untuk mendeklarasikan kemerdekaan, Richard Henry Lee memperkenalkan mosi di Kongres Kontinental. Anggota Kongres lainnya setuju, tetapi menganggap beberapa koloni belum siap. Kemudian, Kongres Kontinental membentuk komite guna merancang deklarasi kemerdekaan dan memberikan tugas ini kepada Thomas Jefferson.

Benjamin Franklin dan John Adams meninjau draf buatan Thomas Jefferson. Mereka mempertahankan bentuk aslinya, tetapi menemukan bagian-bagian yang cenderung kontroversi atau skeptisisme. Komite lalu mempresentasikan rancangan akhir di hadapan Kongres Kontinental pada 28 Juni 1776. Kemudian Kongres Kontinental mengadopsi teks akhir Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat pada 4 Juli 1776.

Pilihan Editor: Amerika Serikat Rayakan Kemerdekaan, Putin Ogah Bersi Selamat Biden

Berita terkait

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

16 jam lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

22 jam lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

23 jam lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

1 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

1 hari lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

1 hari lalu

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

Gabungan kekayaan pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mencapai kuadriliun. Berapa triliun banyaknya?

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

1 hari lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

1 hari lalu

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan mengeluarkan mesin penghancur kertas di podium Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya