Grup Wagner Klaim Kuasai Markas Militer di Rostov, Menolak Menyerah

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 24 Juni 2023 18:17 WIB

Pendiri kelompok tentara bayaran swasta Wagner Group, Yevgeny Prigozhin membuat pernyataan bersama anggota Wagner selama konflik Rusia-Ukraina di Bakhmut, Ukraina, dalam gambar diam yang diambil dari video yang dirilis 20 Mei 2023. Layanan pers "Concord" / Selebaran melalui REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Para tentara bayaran dari Grup Wagner menguasai jalan-jalan Rostov-on-Don, sebuah kota di Rusia berpenduduk lebih dari 1 juta orang. Kota ini lebih dekat dengan perbatasan Ukraina dibandingkan dengan Moskow.

Pemimpin Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengklaim telah merebut markas militer di Rostov yang berada di selatan Rusia. Di Kota Rostov, penduduk berseliweran, merekam dengan ponsel, saat pejuang Wagner dengan kendaraan lapis baja dan tank tempur besar mengambil posisi di pusat kota. Kota ini berfungsi sebagai pusat logistik belakang utama untuk seluruh pasukan invasi Rusia ke Ukraina.

Sumber keamanan Rusia mengatakan kepada Reuters bahwa pejuang Wagner juga telah merebut fasilitas militer di kota Voronezh, lebih jauh ke utara di jalan menuju Moskow. Gubernur setempat mengatakan operasi sedang dilakukan untuk memadamkan pemberontakan.

Di Moskow, keamanan di jalan-jalan ditingkatkan. Lapangan Merah diblokir oleh penghalang logam.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah bersumpah akan menumpas pemberontakan oleh Grup Wagner tersebut. "Ambisi berlebihan dan kepentingan pribadi telah menyebabkan pengkhianatan," kata Putin dalam pidato televisi. "Ini merupakan pukulan bagi Rusia, bagi rakyat kami. Tindakan kami untuk mempertahankan Tanah Air dari ancaman semacam itu akan sangat keras."

Advertising
Advertising

"Semua orang yang dengan sengaja melangkah di jalan pengkhianatan, yang mempersiapkan pemberontakan bersenjata, yang mengambil jalan pemerasan dan metode teroris, akan menderita hukuman yang tak terelakkan, akan bertanggung jawab baik kepada hukum maupun rakyat kita."

Prigozhin menantang pernyataan Putin. Dia menjawab bahwa dia dan orang-orangnya tidak berniat menyerahkan diri. "Presiden membuat kesalahan besar ketika berbicara tentang pengkhianatan. Kami adalah patriot tanah air kami, berjuang dan berjuang untuk itu," kata Prigozh dalam pesan audio. "Kami tidak ingin negara terus hidup dalam korupsi dan penipuan."

Dalam serangkaian pesan semalam, Prigozhin meminta Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan kepala staf umum Valery Gerasimov datang menemuinya di Rostov.

Sejumlah negara Barat mengatakan mengikuti dengan cermat situasi di Rusia. Menurut Gedung Putih, Presiden AS Joe Biden telah diberi pengarahan. “Ini merupakan tantangan paling signifikan bagi negara Rusia belakangan ini,” kata kementerian pertahanan Inggris .

"Selama beberapa jam mendatang, kesetiaan pasukan keamanan Rusia, dan terutama Garda Nasional Rusia, akan menjadi kunci bagaimana krisis ini terjadi."

Prigozhin adalah mantan narapidana dan sekutu lama Putin. Ia memimpin pasukan swasta yang terdiri dari ribuan mantan tahanan yang direkrut dari penjara Rusia. Anak buahnya melakukan pertempuran paling sengit dalam perang Ukraina selama 16 bulan, termasuk pertempuran yang berlarut-larut untuk kota timur Bakhmut.

Dalam beberapa bulan terakhir, Prigozhin balik menyerang Rusia. Dia menuduh para jenderal tidak kompeten dan menahan amunisi untuk para pejuangnya. Bulan ini, dia menentang perintah untuk menandatangani kontrak yang menempatkan pasukannya di bawah komando Kementerian Pertahanan.

REUTERS

Pilihan Editor: Pria Singapura Cekik Pemilik Rumah karena Sinyal Wifi Lemot

Berita terkait

7 Daftar Negara yang Tidak Punya Tentara, Salah Satunya Panama

4 jam lalu

7 Daftar Negara yang Tidak Punya Tentara, Salah Satunya Panama

Ada beberapa negara yang tidak punya tentara. Untuk menjaga kemanan negara, umumnya dilimpahkan kepada pihak kepolisian.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

1 hari lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

1 hari lalu

Tentara Israel dan Hamas Baku Tembak di Jabalia

Tentara Israel baku tembak dengan anggota Hamas di gang-gang sempit di Jabalia pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

2 hari lalu

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

Dari total sumbangan dana USD2.7 miliar (Rp43 triliun) yang dibutuhkan, baru 12 persen yang diterima OCHA untuk mengatasi kelaparan di Sudan.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

3 hari lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

3 hari lalu

Prabowo Klaim Tak Bakal Pimpin Negara dengan Gaya Militer: Itu Tidak Relevan

Prabowo mengatakan, pengalamannya di militer tak akan memengaruhi kebijakan di pemerintahan yang bakal dia pimpin.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

4 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

4 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya