Unjuk Rasa di Serbia Menuntut Presiden Aleksandar Vucic Mundur

Minggu, 18 Juni 2023 16:30 WIB

Presiden Serbia Aleksandar Vucic berbicara pada konferensi pers selama pertemuan trilateral di Ohrid, Makedonia Utara 10 November 2019. [REUTERS / Ognen Teofilovski]

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Serbia mengarak sosok-sosok yang mirip tokoh pemerintah terkemuka dalam balutan seragam penjara pada Sabtu, 17 Juni 2023 atau minggu ketujuh protes sejak dua penembakan massal yang memicu unjuk rasa nasional.

Di ibu kota Beograd, puluhan ribu pengunjuk rasa memblokir jalan utama dan menuntut agar kepala pemerintah digulingkan karena membiarkan budaya kekerasan yang mereka anggap sebagai penyebab tewasnya 18 orang pada 3 Mei dan 4 Mei 2023.

Dalam acara terkoordinasi pertama dari kampanye protes, demonstran juga memblokir jalan-jalan di Novi Sad di Serbia utara, Nis di selatan dan Kragujevac di Serbia tengah.

Advertising
Advertising

"Vucic keluar!" demikain teriakkan massa di Beograd, mengacu pada Presiden Serbia Aleksandar Vucic.

Gambar tokoh yang juga mirip Perdana Menteri Ana Brnabic dan orang-orang terkemuka lainnya di Seribua, diarak dalam seragam penjara yang serba hitam-putih.

Para pengunjuk rasa juga menuntut pengunduran diri menteri dalam negeri Serbia Bratislav Gasic dan kepala dinas rahasia Aleksandar Vulin yang mereka salahkan karena gagal menghentikan geng.

Demonstran juga menuduh media mempromosikan kekerasan. Mereka menginginkan pencabutan izin siaran saluran televisi Pink TV dan Happy TV serta pelarangan beberapa tabloid.

"Waktu menguntungkan kami dan berapa lama pun kami akan bertahan dan pada akhirnya mencapai tujuan kami," kata seorang pengunjuk rasa, ekonom Vladimir Savic. "Mereka (pemerintah) menabur racun dan ketakutan di seluruh Serbia."

Vucic, yang partainya berkuasa sejak 2012, mengatakan setuju untuk menguji popularitasnya dalam jajak pendapat tahun ini. Tetapi, pihak oposisi mengatakan tuntutan protes harus dipenuhi terlebih dahulu dan media diberi kebebasan lebih besar.

Brnabic mengatakan pada pekan lalu dia bersedia mengundurkan diri dan mengundang partai-partai oposisi, yang mendukung protes, untuk berdialog. Namun para pemimpin protes mengatakan mereka tidak akan berbicara dengan pemerintah sampai tuntutan mereka dipenuhi.

Serbia memiliki budaya senjata yang mengakar kuat, dan bersama dengan Balkan Barat lainnya dibanjiri dengan senjata dan persenjataan tingkat militer di tangan swasta setelah perang tahun 1990-an yang menghancurkan bekas Yugoslavia. Namun, penembakan massal jarang terjadi hingga bulan lalu.


REUTERS

Pilihan Editor: Raja Charles Beri Penghargaan ke Pemred Vogue Anna Wintour dan Tokoh Lain

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Israel Ancam Serang Rafah, Uni Emirat Arab Rasakan Ketegangan Meningkat

19 jam lalu

Israel Ancam Serang Rafah, Uni Emirat Arab Rasakan Ketegangan Meningkat

Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab memperingatkan adanya peningkatan ketegangan di Timur Tengah menyusul meluasnya invasi tentara Israel ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Menantu Donald Trump Ingin Bangun Hotel Mewah di Gedung Bekas Barak Tentara di Serbia

1 hari lalu

Menantu Donald Trump Ingin Bangun Hotel Mewah di Gedung Bekas Barak Tentara di Serbia

Menantu mantan Presiden Donald Trump dan seorang mantan ajudan di Gedung Putih menandatangani sebuah kontrak dengan Serbia untuk membangun hotel mewah

Baca Selengkapnya

Prabowo akan Anggarkan Rp 16 Triliun per Tahun untuk IKN, Kementerian PUPR: Sisanya dari Investor

1 hari lalu

Prabowo akan Anggarkan Rp 16 Triliun per Tahun untuk IKN, Kementerian PUPR: Sisanya dari Investor

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tanggapi rencana Prabowo Subianto alokasikan Rp 16 triliun per tahun untuk IKN.

Baca Selengkapnya

Pemprov Kaltim Siapkan 16 Sapi Kurban Bantuan Presiden Jokowi

1 hari lalu

Pemprov Kaltim Siapkan 16 Sapi Kurban Bantuan Presiden Jokowi

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyiapkan 16 sapi kurban bantuan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Polisi Ambil Alih Gedung Universitas California Irvine dari Demonstran Pro-Palestina

1 hari lalu

Polisi Ambil Alih Gedung Universitas California Irvine dari Demonstran Pro-Palestina

Polisi kembali mengambil alih gedung kampus Universitas California Irvine dari para pengunjuk rasa pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Hakim Kanada Tolak Perintahkan Pembubaran Demo Pro-Palestina di Kampus

2 hari lalu

Hakim Kanada Tolak Perintahkan Pembubaran Demo Pro-Palestina di Kampus

Hakim Kanada menegaskan Universitas McGill tidak dapat membuktikan terjadi kekerasan dalam demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Nakba ke-76, Duta Besar Al-Shun Teringat Penderitaan Rakyat Palestina

3 hari lalu

Peringati Hari Nakba ke-76, Duta Besar Al-Shun Teringat Penderitaan Rakyat Palestina

Dubes Palestina untuk Indonesia mengecam tindakan Israel di Palestina dalam peringatan 76 tahun Hari Nakba.

Baca Selengkapnya

Kecewanya Calon Taruna STIP Asal Flores, Rela Cuti Kuliah Demi Menggapai Cita-cita Pelaut

3 hari lalu

Kecewanya Calon Taruna STIP Asal Flores, Rela Cuti Kuliah Demi Menggapai Cita-cita Pelaut

Banyak calon taruna STIP dari berbagai daerah yang mendaftar ke sekolah kedinasan di bawah Kemenhub itu. Tahun ini tidak menerima mahasiswa baru.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tak Buka Pendaftaran Taruna STIP, Pengamat: Kalau Bisa Tutup 2 Tahun

3 hari lalu

Kemenhub Tak Buka Pendaftaran Taruna STIP, Pengamat: Kalau Bisa Tutup 2 Tahun

Ki Darmaningtyas menilai perlu adanya evaluasi terhadap sistem asrama untuk taruna STIP.

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

4 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya