AS dan Kuba Bantah Laporan China Bangun Stasiun Mata-mata di Kuba

Jumat, 9 Juni 2023 09:54 WIB

Presiden Kuba Raul Castro (kiri) bersama Presiden China Hu Jintao memeriksa pasukan kehormatan di Istana Revolusi, Havana, Kuba, (19/11). Hu tiba di Kuba dalam rangka kunjungannya selama dua hari untuk memajukan kerjasama ekonomi dengan Kuba. ANTARA-

TEMPO.CO, Jakarta -Amerika Serikat dan Kuba membantah laporan media Wall Street Journal yang mengatakan bahwa Havana telah mencapai kesepakatan dengan China untuk membangun stasiun mata-mata di Kuba.

Wakil Menteri Luar Negeri Kuba, Carlos Fernandez de Cossio mengatakan laporan WSJ, "bohong dan tidak berdasar". Gedung Putih juga mengatakan laporan tersebut "tidak akurat".

Dalam laporan tersebut mengatakan Beijing dan Havana telah menandatangani perjanjian rahasia untuk fasilitas penyadapan elektronik China yang akan didirikan di pulau Karibia. Tujuannya untuk memantau komunikasi di seluruh Amerika tenggara.

Wilayah tersebut mencakup markas Komando Pusat dan Selatan AS, keduanya di Florida.

WSJ, mengutip kalimat dari pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, bahwa China akan membayar Kuba "beberapa miliar dolar" agar dapat membangun fasilitas tersebut.

Advertising
Advertising

Carlos Fernandez de Cossio, yang membacakan pernyataan kepada wartawan, menyebut laporan itu "sama sekali tidak benar dan tidak berdasar".

Dia mengatakan Kuba menolak semua kehadiran militer asing di Amerika Latin, termasuk banyak pangkalan dan pasukan AS. "Fitnah semacam ini sering dibuat oleh pejabat AS," kata pejabat itu.

Hal senada diungkapkan juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby. Ia menyebut lapor WSJ sebagai tidak akurat. "Saya telah melihat laporan pers itu. Itu tidak akurat," kata Kirby kepada salah satu media

"Yang bisa saya katakan adalah bahwa kami telah prihatin sejak hari pertama pemerintahan ini tentang aktivitas pengaruh China di seluruh dunia, tentunya di belahan bumi ini dan di kawasan ini," kata Kirby.

"Kami mengawasi ini dengan sangat cermat," tambahnya.

Juru bicara Pentagon, Pat Ryder juga menyebut laporan Journal itu tidak akurat.

"Kami tidak mengetahui China dan Kuba mengembangkan jenis stasiun mata-mata apa pun," kata Ryder. "Hubungan yang dimiliki kedua negara itu adalah sesuatu yang terus kami pantau."

Namun, Senator Mark Warner dari Partai Demokrat dan Marco Rubio dari Partai Republik, yang mengepalai Komite Intelijen Senat, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka sangat terganggu oleh laporan WSJ tersebut.

"AS harus menanggapi serangan China yang terus-menerus dan kurang ajar terhadap keamanan negara kita," kata mereka. "Kita harus jelas, bahwa tidak dapat diterima bagi China untuk mendirikan fasilitas intelijen dalam jarak 160 kilometer dari Florida dan AS."

Laporan WSJ muncul di tengah hubungan yang tegang antara Washington dan Beijing atas berbagai masalah, yang mencakup dukungan AS untuk Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, yang menurut China bertekad untuk bersatu kembali dengan China daratan.

Pemimpin China Xi Jinping telah mendorong perluasan yang cepat dari kehadiran keamanan negaranya di seluruh dunia, yang bertujuan untuk menyamai jejak luas militer AS di semua benua.

Sebuah pangkalan China di Kuba, yang terletak 90 mil dari ujung selatan Florida, akan menghadirkan tantangan paling langsung ke benua AS.

Uni Soviet memiliki fasilitas mata-mata elektronik di Kuba untuk memantau AS.

Namun, pada 1962 ketika Moskow pindah ke pangkalan rudal nuklir di Kuba, AS mengumumkan karantina pulau itu dalam krisis yang mengancam akan membawa kedua negara adidaya berperang, sampai Moskow mundur.

Washington kemudian menghapus misil berkemampuan nuklirnya dari Turki, yang dipandang Soviet sebagai ancaman bagi mereka.

Awal tahun ini, China mengirim apa yang disebut AS sebagai balon pengintai di seluruh AS. Balon itu melayang dari barat ke timur di atas instalasi militer yang sensitif sebelum ditembak jatuh oleh jet tempur AS.

Pilihan Editor: Putin dan Pemimpin Kuba Mengenang Fidel Castro, Sepakat Bersama Lawan AS

REUTERS

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

21 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya