Susul Australia, Inggris akan Copot CCTV Buatan China dari Gedung Pemerintah

Reporter

Tempo.co

Kamis, 8 Juni 2023 18:11 WIB

Ilustrasi CCTV. Robustel.com

Australia juga lakukan hal yang sama

Sebelumnya, sejumlah CCTV buatan China di area tugu peringatan perang nasional Australia akan dicopot karena para pejabat khawatir kamera pengawas tersebut dapat digunakan untuk memata-matai.

Sebelas kamera pengintai yang diproduksi oleh Hikvision, yang sebagian besar sahamnya dimiliki negara China, akan dicopot dari Australian War Memorial di Canberra pada pertengahan 2023, menurut Canberra Times, Rabu, 8 Februari 2023. Sebanyak 189 kamera lainnya di lokasi ini menggunakan merek lain.

Australian War Memorial mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak mengomentari masalah keamanan. Hikvision tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Kekhawatiran bahwa peralatan elektronik buatan China dapat digunakan untuk memata-matai membuat pemerintah Inggris melarang kamera keamanan yang dibuat oleh perusahaan yang tunduk pada undang-undang keamanan China dari gedung-gedung sensitif.

Senator oposisi James Paterson mengatakan, bahwa dia sedang melakukan audit penuh terhadap semua departemen dan lembaga pemerintah untuk kemungkinan paparan perangkat pengawasan buatan China.

Paterson pertama kali mengangkat masalah peralatan pengawasan buatan China selama audiensi publik tahun lalu.

"The War Memorial harus dipuji dalam arti bahwa mereka mengakui bahwa mereka memiliki perangkat ini dan memang seharusnya dicopot," kata Paterson kepada ABC TV, Rabu.

"Dalam tanggapan mereka kepada saya, mereka mengatakan perangkat yang ada di sini di Canberra akan dicopot dan itu adalah pengakuan yang tepat atas risiko keamanan nasional yang mereka timbulkan."

Inggris pada Maret lalu juga melarang TikTok digunakan di telepon seluler pemerintah. Sementara pada 2020, Inggris mengatakan akan melarang Huawei dari jaringan 5G-nya.

Pada 2019, AS melarang Hikvision dan Dahua, bersama dengan perusahaan pengawasan kecerdasan buatan China lainnya, untuk membeli produk-produk Amerika. AS menuduh perusahaan-perusahaan tersebut membantu pengawasan dan penindasan terhadap Uyghur dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang, China.

SITA PLANASARI | YUDONO YANUAR

Pilihan Editor: Beda Respons Rusia dan Ukraina soal Proposal Damai Prabowo Subianto

Berita terkait

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

47 menit lalu

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

Istri eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean membantah apabila dia pernah mengintimidasi Wijanto Tirtasana, bekas kongsi bisnisnya.

Baca Selengkapnya

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

17 jam lalu

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

DJ ternama, Alan Walker menghebohkan publik lantaran membagikan nomor telepon Indonesia menjelang konser di Jakarta. Lantas, siapakah Alan Walker?

Baca Selengkapnya

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

19 jam lalu

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

Menteri Airlangga menyatakan IA-CEPA pada tahun 2020 telah berhasil menggenjot nilai perdagangan Indonesia dan Australia melonjak hingga 90 persen.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

20 jam lalu

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

Seorang Warga Negara Bangladesh berinisial HR yang jadi DPO kasus penyelundupan manusia ditangkap Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surabaya.

Baca Selengkapnya

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

23 jam lalu

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Bogor untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negar

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

1 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

1 hari lalu

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

1 hari lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

1 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pengamanan World Water Forum di Bali, Polri Aktifkan Commad Center 91

1 hari lalu

Pengamanan World Water Forum di Bali, Polri Aktifkan Commad Center 91

Ada lima klaster yang menjadi objek pengamanan selama KTT World Water Forum, yaitu Nusa Dua Utara, Nusa Dua Selatan, Jimbaran, Kuta, dan Sanur.

Baca Selengkapnya