Nasib Warga Ukraina: Sudah Dilanda Perang, Terkena Banjir Pula

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 7 Juni 2023 15:28 WIB

Warga membawa barang-barang pribadi mereka di jalan yang banjir, setelah bendungan Nova Kakhovka jebol, di tengah serangan Rusia di Ukraina, di Kherson, Ukraina 6 Juni 2023. REUTERS/Alina Smutko

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 42.000 orang berisiko terkena banjir di daerah yang dikuasai Rusia dan Ukraina di sepanjang Sungai Dnipro setelah bendungan Nova Kakhovka peninggalan Uni Soviet, jebol.

Ukraina dan Rusia saling menyalahkan atas runtuhnya bendungan besar pada Selasa, 6 Juni 2023, yang mengirim air bah melintasi zona perang Ukraina dan memaksa ribuan orang mengungsi.

Ukraina mengatakan Rusia melakukan kejahatan perang yang disengaja dengan meledakkan bendungan Nova Kakhovka, yang menggerakkan pembangkit listrik tenaga air. Kremlin menyalahkan Ukraina, dengan mengatakan pihaknya berusaha mengalihkan perhatian dari serangan balasan besar yang gagal.

Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa jebolnya bendungan itu "akan menimbulkan konsekuensi serius dan luas bagi ribuan orang di Ukraina selatan di kedua sisi garis depan karena teredamnya rumah, berkurangnya pasokan makanan, air bersih, dan mata pencaharian".

"Besarnya bencana akan dirasakan sepenuhnya dalam beberapa hari mendatang," katanya.

Tidak ada kematian yang dilaporkan sejauh ini, tetapi juru bicara AS John Kirby mengatakan banjir mungkin telah menyebabkan "banyak kematian".

Pejabat Ukraina memperkirakan sekitar 42.000 orang berisiko terkena banjir, yang diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Rabu.

Advertising
Advertising

Di kota Kherson, sekitar 60 km sebelah hilir dari bendungan, ketinggian air naik 3,5 meter pada hari Selasa, memaksa penduduk bekerja keras untuk mengungsi, membawa kantong plastik berisi harta benda dan hewan peliharaan kecil.

“Semuanya terendam air, semua perabotan, lemari es, makanan, semuanya terapung. Saya tidak tahu harus berbuat apa,” kata Oksana, 53 tahun, ketika ditanya tentang rumahnya.

Bus, kereta api, dan kendaraan pribadi dikerahkan untuk membawa orang ke tempat aman di sekitar 80 komunitas yang terancam banjir.

Di Kherson, serangan artileri membuat orang-orang mencoba melarikan diri untuk berlindung. Reuters melaporkan empat ledakan artileri masuk di dekat lingkungan perumahan tempat warga sipil dievakuasi. Tidak jelas asal serangan itu, apakah dari pasukan Rusia atau Ukraina

Penduduk di Nova Kakhovka yang banjir di pinggiran Dnipro wilayah kekuasaan Rusia, mengatakan kepada Reuters bahwa beberapa telah memutuskan untuk tetap tinggal meskipun diperintahkan mengungsi.

"Mereka bilang siap menembak tanpa peringatan," kata seorang pria, Hlib, menggambarkan pertemuan dengan pasukan Rusia.

Kebun binatang Kazkova Dibrova di tepi sungai yang dikuasai Rusia terendam parah hingga menyebabkan 300 hewan mati, kata seorang perwakilan melalui akun Facebook kebun binatang.

"Semakin banyak air datang setiap jam. Sangat kotor," kata Yevheniya, seorang wanita di Nova Kakhovka, melalui telepon.

Amerika Serikat mengatakan tidak pasti siapa yang bertanggung jawab, tetapi wakil duta besar AS untuk PBB, Robert Wood, mengatakan kepada wartawan bahwa tidak masuk akal bagi Ukraina untuk menghancurkan bendungan dan merugikan rakyatnya sendiri.

Konvensi Jenewa melarang penargetan bendungan dalam perang karena bahaya bagi warga sipil.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato video bahwa jaksanya telah mendekati Pengadilan Kriminal Internasional tentang bendungan itu. Sebelumnya, dia mengatakan di Telegram bahwa pasukan Rusia meledakkan pembangkit listrik dari dalam.

"Penduduk bertahan di atap rumah mereka menunggu untuk diselamatkan ... Ini adalah kejahatan Rusia terhadap manusia, alam, dan kehidupan itu sendiri," kata Oleksiy Kuleba, pejabat senior staf Zelensky, di Telegram.

Bendungan itu memasok air ke area luas lahan pertanian Ukraina selatan, termasuk semenanjung Krimea yang diduduki Rusia, serta mendinginkan pembangkit nuklir Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia.

Gambar satelit yang diambil pada Selasa sore oleh Maxar Technologies menunjukkan rumah dan bangunan lain terendam, banyak yang hanya terlihat atapnya.

Maxar mengatakan gambar lebih dari 2.500 km persegi antara Nova Kakhovka dan Teluk Dniprovska, barat daya kota Kherson di Laut Hitam, menunjukkan banyak kota dan desa terendam banjir.

Pengawas nuklir PBB mengatakan pabrik Zaporizhzhia, di hulu waduk, harus memiliki cukup air untuk mendinginkan reaktornya selama "beberapa bulan" dari kolam terpisah.

Saat Kyiv bersiap untuk serangan balasan yang telah lama ditunggu-tunggu, beberapa analis militer mengatakan banjir dapat menguntungkan Rusia dengan memperlambat atau membatasi gerak maju Ukraina di sepanjang bagian garis depan itu.

REUTERS

PILIHAN EDITOR Presiden Jokowi 2 Hari ke Singapura dan Malaysia, Ini Agendanya

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

5 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Bendungan Meninting Ditargetkan Selesai Tahun Ini

12 jam lalu

Pembangunan Bendungan Meninting Ditargetkan Selesai Tahun Ini

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menargetkan pembangunan Bendungan Meninting rampung tahun ini.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

13 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

1 hari lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

3 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

3 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya