Dituduh Kerja Sama dengan Intelijen Amerika Serikat, Apple Buka Suara

Reporter

Tempo.co

Jumat, 2 Juni 2023 07:30 WIB

Kabel USB-C (USB Type-C) terlihat di depan logo Apple dalam ilustrasi ini yang diambil 27 Oktober 2022. Uni Eropa telah mewajibkan semua ponsel yang dijual di negara-negara anggota mereka harus menggunakan kabel jenis USB-C, jika perangkat itu memiliki charger fisik. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

TEMPO.CO, Jakarta - Apple pada Kamis, 1 Juni 2023, menyangkal klaim Rusia yang menduga perusahaan teknologi tersebut telah mengizinkan intelijen Amerika Serikat menggunakan produk-produk Apple untuk melakukan tugas mata-mata terhadap diplomat-diplomat asing.

“Kami tidak pernah bekerja sama dengan pemerintah mana pun untuk memasukkan sebuah pintu belakang ke dalam produk Apple dan kami tidak akan pernah melakukan itu,” kata Juru bicara Apple dalam sebuah pernyataan, Kamis, 1 Juni 2023.

Bantahan itu disampaikan setelah Russia’s Federal Security Service (FSB) menuduh badan-badan intelijen Amerika Serikat mengunggah malware pada aplikasi ponsel pintar Apple yang digunakan oleh para diplomat Rusia serta diplomat dari negara lagi termasuk Israel, Cina dan Suriah.

Advertising
Advertising

FSB curiga perusahaan asal Amerika Serikat tersebut mengumpulkan informasi melalui sebuah program yang bisa merusak software yang rentan yang dibuat oleh Apple. FSB juga menuduh Apple telah memberikan Pemerintah Amerika Serikat sebuah peluang besar untuk memata-matai klien-kliennya.

Tuduhan itu muncul di tengah buntunya hubungan diplomatik Amerika Serikat dan Rusia buntut dari perang Ukraina. Mantan pegawai kontrak National Security Agency (NSA) Edward Snowden mengungkap pada 2013 Amerika Serikat telah melancarkan sebuah operasi dunia agar memata-matai politikus asing, termasuk beberapa politikus dari negara-negara sekutu Amerika Serikat.

Pada September 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan kewarganegaraan Rusia pada Snowden lewat sebuah dekrit sehingga membuatnya mustahil bisa diekstradisi ke negara manapun. Sebelumnya pada 2020, Snowden mengungkap alasan mengajukan dwi kewarganegaraan dengan mengatakan tidak ingin memisahkan putranya dari tanah air dan keluarga besarnya di Amerika Serikat.

Sumber: RT.com

Pilihan Editor: Ukraina Tuding Rusia Menyiksa Pekerja di PLTN Zaporizhzhia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

7 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

8 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

17 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

20 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

23 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya