Top 3 Dunia: Rusia Kerahkan Senjata Nuklir Taktis hingga Kontroversi Kata Allah di Malaysia
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Sabtu, 27 Mei 2023 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin dimulai dari Rusia yang mengerahkan senjata nuklir taktis ke Belarus. Langkah ini memicu respon keras dari Amerika Serikat.
Berita top 3 dunia kedua adalah tentang sejarah Grup Wagner yang merupakan tentara bayaran Rusia di Ukraina. Terakhir dari top 3 dunia adalah Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang meminta agar masyarakat tak gaduh ihwal penggunaan kata Allah. Berikut selengkapnya:
1. AS Kutuk Penyebaran Senjata Nuklir Taktis Rusia di Belarus
Amerika Serikat mengutuk keras kesepakatan yang memungkinkan Rusia menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarus, tetapi belum melihat alasan untuk menyesuaikan postur nuklir mereka, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller.
"Ini adalah contoh terbaru dari perilaku tidak bertanggung jawab yang telah kita lihat dari Rusia sejak invasi besar-besaran ke Ukraina lebih dari setahun lalu," kata Miller, Kamuis, 25 Mei 2023, menanggapi kesepakatan Rusia Belarus tentang penempatan senjata nuklir.
Sebelumnya Washington memperingatkan bahwa penggunaan senjata kimia, biologi, atau nuklir dalam konflik akan ditanggapi dengan sanksi "konsekuensi parah" tanpa merinci konsekuensi tersebut
"Saya hanya akan menambahkan bahwa kami tidak melihat alasan untuk menyesuaikan postur nuklir strategis kami atau indikasi apa pun bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir," kata Miller.
Rusia bergerak maju pada hari Kamis dengan rencana untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarus, yang pemimpinnya mengatakan bahwa hulu ledak sudah bergerak, dalam penyebaran pertama bom semacam itu di luar Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991
Sebelumnya Washington memperingatkan bahwa penggunaan senjata kimia, biologi, atau nuklir dalam konflik akan ditanggapi dengan sanksi "konsekuensi parah" tanpa merinci konsekuensi tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Amerika Serikat dan sekutunya berperang dalam perang proksi yang meluas melawan Rusia setelah Kremlin mengirim pasukan ke Ukraina 15 bulan lalu.
Rencana penyebaran nuklir diumumkan oleh Putin dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah pada 25 Maret.
"Kolektivitas Barat pada dasarnya mengobarkan perang yang tidak diumumkan terhadap negara kita," kata menteri pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, pada pertemuan dengan mitranya dari Belarusia di Minsk.
Barat, kata Shoigu, melakukan semua yang bisa dilakukan "untuk memperpanjang dan meningkatkan konflik bersenjata di Ukraina."
Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan bahwa senjata nuklir taktis sudah bergerak sesuai dengan perintah yang ditandatangani oleh Putin, meskipun tidak ada konfirmasi dari Kremlin sendiri.
"Pergerakan senjata nuklir telah dimulai," kata Lukashenko kepada wartawan di Moskow, di mana dia menghadiri pembicaraan dengan para pemimpin negara-negara bekas Soviet lainnya.
Ditanya apakah senjata itu sudah ada di Belarusia, dia berkata: "Mungkin. Ketika saya kembali, saya akan memeriksanya."
Shoigu mengatakan dokumen yang dia tanda tangani di Minsk menyangkut proses penyimpanan senjata nuklir taktis di Belarusia.
Putin telah berulang kali memperingatkan bahwa Rusia, yang memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain mana pun, akan menggunakan segala cara untuk mempertahankan diri, dan dia telah menjadikan perang Ukraina sebagai pertempuran untuk kelangsungan hidup Rusia melawan Barat yang agresif.
Baca di sini untuk berita selengkapnya.
<!--more-->
2. Sejarah Wagner Group, Pasukan Bayangan Rusia di Timur Tengah, Afrika sampai Ukraina
Pasukan Wagner merupakan sebuah perusahaan militer swasta (private military company atau PMC) asal Rusia yang menjadi topik perbincangan hangat dalam isu geopolitik beberapa waktu terakhir. Mereka erat kaitannya dengan invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak Februari 2022.
Kehadiran Grup Wagner di medan perang Ukraina pun mengundang perdebatan internasional. Pasukan itu memiliki hubungan dekat dengan Pemerintah Rusia
Wagner juga memicu kontroversi yang meluas dan berdampak terhadap stabilitas regional. Untuk memahami seluk-beluk kelompok tentara bayaran inip, perlu diketahui sejarah, ruang lingkup, serta peran mereka di negara selain Ukraina.
Wagner Group didirikan pada 2014 oleh Yevgeny Prigozhin, seorang oligarki yang berhubungan dekat dengan Vladimir Putin. Ia juga dikenal sebagai “koki pribadi” Putin karena mempunyai bisnis katering yang memuaskan selera Presiden Rusia tersebut.
Prigozhin telah lama menjabat sebagai perwakilan Rusia untuk membantu Moskow dalam mencapai sasaran keamanan nasional.
Ia pernah didakwa oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat atas perannya dalam menjalankan troll factory atau sebuah organisasi yang didirikan untuk menimbulkan masalah, mempengaruhi pandangan politik, dan lain-lain melalui posting internet oleh orang yang tidak benar-benar ada—di Indonesia biasa disebut buzzer -- atas nama Badan Riset Internet (Internet Research Agency atau IRA) milik Federasi Rusia.
Upaya Prigozhin saat itu adalah mempengaruhi pemilihan paruh waktu AS 2018 sehingga ia turut dikenai sanksi oleh Departemen Keuangan AS berdasarkan Perintah Eksekutif 13848 (perintah yang memberlakukan hukuman karena ikut campur dalam pemilihan AS).
Prigozhin juga terkana sanksi atas perannya dalam perang Rusia di Ukraina. Sama seperti perjalanan Prigozhin yang penuh dalih, begitu pula dengan sejarah dan aktivitas Grup Wagner selama ini.
Berita selengkapnya baca di sini.
<!--more-->
3. Anwar Ibrahim Minta Jangan Gaduh soal Penggunaan Kata 'Allah'
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyerukan supaya masalah penggunaan kata "Allah" tidak lagi diperdebatkan secara terbuka agar tidak menimbulkan kebingungan di kalangan umat Islam.
Heboh soal ini kembali muncul setelah Kejaksaan Agung Malaysia menarik bandingnya terhadap putusan Pengadilan Tinggi yang memenangkan tuntutan perempuan Sarawak untuk menggunakan kata itu dalam pembelajaran agama non-Muslim.
Anwar, dalam sebuah acara di Shah Alam pada Kamis, 25 Mei 2023, seperti dilansir The Star, mengatakan, keputusan pencabutan banding terhadap penggunaan kata "Allah" dan tiga kata lain diambil setelah masalah itu dirujuk ke mufti dan Raja.
Kata ‘Allah’ hanya diperbolehkan bagi umat muslim di Semenanjung Malaysia. Di Sabah dan Sarawak, ada kelonggaran untuk ini, tapi dengan syarat yang ketat.
“Kata Allah boleh dibicarakan (oleh non-muslim), tapi dalam pertemuan tertutup. Jangan sampai membingungkan masyarakat,” kata Anwar.
Terkait alasan pencabutan kasasi, Anwar menjelaskan, Jaksa Agung menilai kasasi tersebut tidak sejalan dengan keputusan Conference of Rulers.
Perdana Menteri berkata bahwa dia telah menyampaikan masalah ini kepada Yang di-Pertuan Agong. Raja Malaysia telah menasihatinya bahwa semua keputusan harus sejalan dengan keputusan yang dibuat oleh Konferensi Penguasa.
Sementara itu, Anwar mengimbau para ulama untuk berani dan ikhlas menegur demi mengangkat harkat dan martabat umat Islam dan negara. “Pemimpin perlu mendengarkan dan menerima kritik para ulama dan menanggapinya,” katanya.
REUTERS