PBB Butuh Rp5 T untuk Bantuan Myanmar dan Bangladesh yang Dilanda Topan

Reporter

Daniel A. Fajri

Editor

Ida Rosdalina

Selasa, 23 Mei 2023 20:09 WIB

Kerusakan yang disebabkan oleh Topan Mocha di Sittwe, Myanmar dalam gambar selebaran ini dirilis 17 Mei 2023. Partners Relief and Development/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membutuhkan dana US$375 juta atau sekitar Rp 5 triliun untuk mendapatkan makanan, obat-obatan dan persediaan bantuan lainnya bagi jutaan orang yang terkena dampak topan yang menghancurkan sebagian Myanmar dan Bangladesh.

Myanmar bagian barat dan provinsi-provinsi di negara tetangga Bangladesh menanggung beban Topan Mocha pada 14 Mei, yang diperkirakan telah menewaskan ratusan orang dan menyebabkan kerusakan yang meluas. Wilayah itu ditempati populasi besar Muslim Rohingya dan pengungsi.

Untuk Myanmar, PBB mengatakan pihaknya membutuhkan US$122 juta untuk dana tambahan dan $211 juta dari dana yang ada untuk disalurkan untuk tanggap topan. Sementara US$42 juta terpisah dibutuhkan untuk Bangladesh.

"Kami sekarang berpacu dengan waktu untuk menyediakan tempat berlindung yang aman bagi orang-orang di semua komunitas yang terkena dampak dan mencegah penyebaran penyakit yang terbawa air," kata koordinator penduduk PBB untuk Myanmar, Ramanathan Balakrishnan, Selasa, 23 Mei 2023, seperti dilansir Reuters.

Balakrishnan menambahkan bahwa para donor perlu "menggali lebih dalam" untuk mendukung upaya bantuan.

Advertising
Advertising

Seruan itu datang ketika organisasi kemanusiaan berjuang untuk mengakses daerah yang paling parah terkena dampak badai. Mereka tengah menunggu izin dari pemerintah militer Myanmar.

Seorang sukarelawan senior yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan kepada Reuters bahwa pasokan sedang disimpan di gudang-gudang di ibukota komersial Yangon saat mereka menunggu pembersihan lebih dari seminggu setelah bencana.

"Jika kami memiliki akses penuh dan tanpa hambatan, kami akan dapat mengosongkan gudang kami.. mengirim (persediaan) ke Sittwe dan memberikan bantuan dalam skala yang jauh lebih besar," kata pekerja bantuan tersebut. Dia menambahkan, lembaga bantuan tidak berbicara secara terbuka sebab takut pembalasan dari militer.

Seorang juru bicara junta tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar. Pimpinan militer mengatakan 145 orang tewas dalam badai tersebut dan bantuan sedang dikirim ke daerah yang terkena dampak.

Seorang korban selamat di Myanmar barat mengatakan melalui telepon, bahwa bantuan yang mencakup selimut dan kelambu telah mengalir ke desanya, yang berpenduduk sekitar 400 rumah tangga. Banyak di antaranya hancur sejak 19 Mei.

"Sebelum itu, mereka yang mampu membeli makanan dan mereka yang tidak mampu kelaparan. Kami tidak memiliki obat atau klinik dan sangat membutuhkan itu. Kami juga membutuhkan lebih banyak persediaan makanan," kata korban yang selamat, menolak untuk diidentifikasi karena alasan keamanan.

Dana tersebut akan membantu 1,6 juta orang yang terkena dampak di lima wilayah Myanmar - Chin, Sagaing, Magway, Kachin, dan Rakhine, yang memiliki komunitas besar Muslim Rohingya, minoritas teraniaya yang ditolak oleh pemerintah Myanmar berturut-turut.

Di Bangladesh, "sistem manajemen bencana yang canggih" menyelamatkan banyak nyawa tetapi infrastruktur dan rumah rusak berat, kata Gwyn Lewis, koordinator residen PBB di Dhaka.

REUTERS

Pilihan Editor: Perdana Menteri Jamin Papua Nugini Tak akan jadi Pangkalan Perang

Berita terkait

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

19 menit lalu

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

8 jam lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

10 jam lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

1 hari lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

2 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

2 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

2 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

3 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

4 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya