TEMPO.CO, Jakarta - Partai pahlawan kemerdekaan Timor Leste Xanana Gusmao memimpin dengan dua pertiga suara dihitung dalam pemilihan parlemen, demikian dilansir media pemerintah, Senin, 22 Mei 2023, mengumumkan kemungkinan kembali berkuasanya mantan pemberontak setelah hampir satu dekade menjadi oposisi.

Pemilihan Minggu, yang akan membuka jalan bagi partai pemenang atau koalisi partai untuk menunjuk kepala pemerintahan, adalah pertarungan memperebutkan jabatan perdana menteri antara Gusmao dan Mari Alkatiri, tokoh era perlawanan lainnya dari partai berkuasa.

Dengan hampir 70% suara dihitung, partai oposisi Gusmao, National Congress for Timorese Reconstruction (CNRT), memperoleh sekitar 40% suara, menurut data komisi pemilihan seperti disiarkan oleh media pemerintah Radio-Televisão Timor Leste.

Partai berkuasa, Revolutionary Front for an Independent Timor-Leste (FRETILIN), yang memimpin koalisi empat partai yang mendukung perdana menteri inkumben José Maria Vasconcelos, atau Taur Matan Ruak, mendapat sekitar 27% suara.

Lima belas partai lain bersaing dalam pemilu, meskipun tak ada yang memperoleh lebih dari 10% suara hingga Senin.

Reuters tidak dapat memverifikasi hasilnya secara independen.

Pemilihan parlemen ini merupakan yang kelima Timor Leste sejak memperoleh kemerdekaan penuh pada 2002 dari Indonesia.

Sangat bergantung pada cadangan minyaknya yang cepat menipis untuk pendapatan, negara setengah pulau berpenduduk 1,3 juta orang itu telah bergulat dengan diversifikasi ekonominya dan mengurangi tingkat kemiskinan yang tinggi.

REUTERS

Pilihan Editor: Kebakaran Melahap Gedung Kantor Pos Bersejarah Filipina