Diancam dan Diintimidasi, Nasib Wartawan dalam Konflik Sudan

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Rabu, 17 Mei 2023 18:52 WIB

Para jurnalis mengobrol di dalam Sindikat Jurnalis Sudan di Khartoum, Sudan 14 Februari 2023. REUTERS/Mohamed Nureldin Abdallah

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika Mohi el-deen Jibril mengecek teleponnya 11 Mei, ia melihat namanya ada dalam daftar orang-orang yang dituduh mengkhianati Pasukan Bersenjata Sudan (SAF) dan mendukung milisi Rapid Support Forces (RSF). Ia langsung berpikir untuk meninggalkan negerinya yang terkoyak perang.

“Tujuh wartawan ada dalam daftar itu, tetapi saya satu-satunya yang masih di Sudan,” kata Jibril, 48 tahun, kepada Al Jazeera. “Sejak saat itu saya menerima ancaman dari banyak orang. Dua [menulis kepada saya di WhatsApp] dan mengatakan bahwa setelah tentara membunuh RSF, selanjutnya mereka akan memburu saya.”

Sejak pertempuran meletus di Sudan antara militer Sudan dan milisi RSF bulan lalu, pendukung dari kedua belah pihak telah mengancam wartawan karena mengkritik pelanggaran hak asasi manusia oleh kedua belah pihak, menurut Sindikat Jurnalis Sudan.

Nasib wartawan di tengah konflik Sudan menjadi tak menentu. Jumlah wartawan yang menjadi sasaran dan diintimidasi memang tak diketahui, tetapi Al Jazeera mengidentifikasi enam orang yang diancam bahwa mereka akan dilukai atau dibunuh jika mereka terus melaporkan pelanggaran-pelanggaran.

Banyak yang lain muncul dalam daftar yang beredar di media sosial, di mana mereka yang disebutkan dituduh mengkhianati Sudan dalam upaya nyata untuk menghasut kekerasan terhadap mereka. Daftar yang mencantumkan nama Jibril dibagikan di grup WhatsApp pribadi untuk jurnalis Sudan, tetapi dia kemudian menemukannya di Facebook juga.

Advertising
Advertising

Sebagai seorang reporter televisi veteran, Jibril kritis terhadap tentara karena menggagalkan aspirasi rakyat untuk demokrasi dengan memelopori kudeta pada Oktober 2021. Sekarang, dia khawatir dia bisa dibunuh.

“Saya tidak mengambil posisi apa pun dalam perang, tidak mendukung RSF atau tentara,” kata Jibril. “Tetapi orang-orang yang mengancam saya terus mengatakan bahwa saya harus mendukung tentara.”

Beberapa jurnalis juga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa anggota Partai Kongres Nasional (NCP), yang terkait dengan gerakan Islam politik di Sudan dan mantan pemimpin otoriter Omar al-Bashir, terlibat mengintimidasi jurnalis.

Mereka mengklaim bahwa siapa saja yang kelihatan netral berarti melawan tentara dan mendukung RSF.

“Saya tidak kenal beberapa dari orang yang mengancam saya, tetapi yang lain saya kenali sebagai sisa-sisa dari rezim al-Bashir,” kata Jibril.

Jurnalis lain, yang meminta Al Jazeera untuk tidak mengungkap namanya karena takut akan tindakan balasan, mengatakan ia mengkritik RSF dalam sebuah grup WhatsApp pribadi untuk pekerja media Sudan setelah melaporkan bahwa milisi menyerbu dan menjarah rumah-rumah dan memperkosa perempuan-perempuan.

Satu anggota di kelompok itu yang mendukung RSF kemudian mengiriminya sebuah pesan tak menyenangkan: “Ia mengatakan, ‘Silakan dan terus berbicara. Saya akan menunggumu. Saya akan menunggu,” katanya kepada Al Jazeera.

“Ancaman-ancaman itu datang dari kedua belah pihak. Para pendukung tentara membuat telepon ancaman dan mengirim pesan-pesan kepada wartawan bahwa mereka dianggap pro-RSF dan RSF menelepon orang-orang yang mereka pikir pro-tentara,” kata Abdelmoneim Abu Idriss, ketua terpilih sindikat jurnalis itu.

<!--more-->

Bertikai tetapi Bertindak Selaras

Kholood Khair, seorang pakar dari Sudan dan direktur pendiri wadah pemikir Confluence Advisory, menambahkan bahwa kedua jenderal sangat jelas selaras dalam menekan kebebasan berbicara.

“Mereka tidak hanya bertentangan satu sama lain … tetapi mereka sangat selaras dan selalu selaras … dalam menghancurkan bagian-bagian negara yang tidak mereka sukai dan bagian dari kehidupan politik Sudan yang tidak mereka sukai,” katanya kepada Al Jazeera.

Kamis, RSF dilaporkan menyerbu kantor media surat kabar independen el-Hirak el-Siyasi untuk mengintimidasi staf dan mencuri barang-barang mereka, menurut sindikat tersebut.

Pada minggu yang sama, dilaporkan bahwa seorang gerilyawan RSF menembak jurnalis foto Faiz Abubakr dari belakang saat dia merekam bentrokan di jalan. RSF kemudian menahan, menginterogasi dan memukuli Abubakar, menuduhnya sebagai mata-mata intelijen militer.

“Jurnalis berada dalam bahaya nyata,” kata Mohamad el-Fatih Yousif, anggota Jaringan Jurnalis Sudan, sebuah kelompok kebebasan pers. "Tidak ada yang diizinkan untuk mengambil posisi netral."

Al Jazeera menghubungi juru bicara RSF dan penasihat politik Youssef Ezzat untuk menanyakan kepadanya tentang ancaman-ancaman dan serangan-serangan kelompok tersebut terhadap jurnalis.

“Saya tidak mendengar insiden apa pun terhadap para jurnalis dan sebenarnya RSF kooperatif dengan para jurnalis dan wartawan TV,” katanya.

Tak ada jurnalis yang berbicara kepada Al Jazeera menggambarkan RSF kooperatif, dan beberapa dari mereka menambahkan bahwa mereka sedang berpikir untuk melarikan diri ke luar dari negeri itu karena takut dijadikan target kelommpok milisi atau tentara.

Tetapi Abu Idriss mengatakan meskipun ia memahami alasan kolega-koleganya pergi dari Sudan, ia yakin para jurnalis harus tetap tinggal untuk memberikan narasi faktual perang tersebut.

“Kedua pihak yang berkonflik memiliki mesin informasi di media sosial yang membuat berita-berita palsu, menerbitkan ujaran-ujaran kebencian dan menyebar propaganda. Untuk alasan ini, para wartawan harus tetap tinggal, se hingga kita bisa memiliki suara netral,” katanya kepada Al Jazeera.

Abu Idriss menambahkan ia tidak akan meninggalkan kolega-koleganya sebagai ketua sindikat pers. “Menjadi tugas saya untuk tetap di Sudan,” katanya. “Dan saya harus berusaha dan melindungi [ jurnalis.]”

AL JAZEERA

Pilihan Editor: Ratusan Muslim Rohingya Dikhawatirkan Tewas akibat Topan Mocha

Berita terkait

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

16 jam lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

1 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

9 hari lalu

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow

Baca Selengkapnya

Sekjen PWI Pusat Klarifikasi Isu Penyelewengan Dana Hibah BUMN

25 hari lalu

Sekjen PWI Pusat Klarifikasi Isu Penyelewengan Dana Hibah BUMN

PWI Pusat melakukan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di 10 provinsi dengan dana dukungan Rp 6 miliar untuk periode Desember 2023 hingga Januari 2024.

Baca Selengkapnya

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

58 hari lalu

53 Tahun Majalah Tempo, Profil Goenawan Mohamad dan Para Pendiri Tempo Lainnya

Majalah Tempo telah berusia 53 tahuh, pada 6 Maret 2024. Panjang sudah perjalanannya. Berikut profil para pendiri, Goenawan Mohamad (GM) dan lainnya.

Baca Selengkapnya

Jelang Putusan Praperadilan Kasus Polisi Tidak Netral, Aiman Witjaksono: Bukan tentang Saya

27 Februari 2024

Jelang Putusan Praperadilan Kasus Polisi Tidak Netral, Aiman Witjaksono: Bukan tentang Saya

Komentar Aiman Witjaksono menjelang putusan praperadilan.

Baca Selengkapnya

2 Lagi Wartawan di Gaza Gugur dalam Serangan Udara Israel

24 Februari 2024

2 Lagi Wartawan di Gaza Gugur dalam Serangan Udara Israel

Dua wartawan yang gugur pada Jumat kemarin adalah Mohammad Yaghi dan Musab Abu Zaid, yang meninggal bersama anggota keluarga mereka

Baca Selengkapnya

Kasus Polisi tidak Netral, Dewan Pers: Status Aiman Witjaksono Masih Wartawan

22 Februari 2024

Kasus Polisi tidak Netral, Dewan Pers: Status Aiman Witjaksono Masih Wartawan

Dewan Pers menyatakan status Aiman Witjaksono masih wartawan iNews TV saat melontarkan pernyataan 'polisi tidak netral'

Baca Selengkapnya

Sidang Praperadilan Aiman Witjaksono Hari Ini, Hadirkan 2 Ahli Pers dan Ahli Pidana

22 Februari 2024

Sidang Praperadilan Aiman Witjaksono Hari Ini, Hadirkan 2 Ahli Pers dan Ahli Pidana

Dalam sidang Aiman Witjaksono hari ini, Polda Metro Jaya akan menyampaikan duplik.

Baca Selengkapnya

Ucapan Polisi tidak Netral Aiman Witjaksono, Dewan Pers: Bukan Karya Jurnalistik

21 Februari 2024

Ucapan Polisi tidak Netral Aiman Witjaksono, Dewan Pers: Bukan Karya Jurnalistik

Dewan Pers menyebut Aiman Witjaksono masih wartawan saat bilang polisi tidak netral, tetapi ucapannya bukan produk jurnalistik

Baca Selengkapnya