Ratusan Muslim Rohingya Dikhawatirkan Tewas akibat Topan Mocha

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Rabu, 17 Mei 2023 13:26 WIB

Citra satelit menunjukkan jembatan setelah Topan Mocha mendarat, di Sittwe, Myanmar, 15 Mei 2023. Maxar Technologies/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan orang, termasuk muslim Rohingya, dikhawatirkan tewas setelah badai menghantam Myanmar pada akhir pekan, kata penduduk dan kelompok bantuan, Selasa, 16 Mei 2023. Upaya penyelamatan terhambat oleh kerusakan infrastruktur.

Negara bagian Rakhine yang miskin di Myanmar dihantam paling parah Topan Mocha. Angin berkecepatan hingga 210 kilometer per jam merobek atap rumah dan membawa gelombang badai yang menggenangi ibu kota negara bagian Sittwe.

Wilayah itu sebagian besar dihuni oleh Muslim Rohingya, minoritas yang dipersekusi yang tidak diakui pemerintahan-pemerintahan Myanmar. Lebih dari sejuta orang hidup di kamp-kamp pengungsian di negara tetangga Bangladesh, yang melarikan diri dari tindakan kekerasaan militer di tahun-tahun belakangan.

Myanmar dicengkeram kekacauan politik dan ekonomi sejak militer merebut kekuasaan dalam kudeta pada 2021. Sejak itu, pertempuran berkecamuk di seluruh negeri antara militer dan prodemokrasi atau kelompok etnis bersenjata yang bersekutu.

Penduduk Rakhine mengatakan setidaknya 100 orang tewas dan masih banyak lagi yang hilang dan dikhawatirkan tewas, sambil menambahkan belum ada bantuan yang datang. Bangladesh mengalami pemutusan listrik terburuk dalam tujuh bulan.

Advertising
Advertising

Reuters tidak dapat memverifikasi jumlah kematian secara independen.

Seorang warga di wilayah itu, yang menolak disebut namanya karena khawatir akan keselamatannya, mengatakan kepada Reuters lebih dari 100 orang Rohingya tewas, berdasarkan penilaian dari banyak desa yang ia kunjungi setelah bencana itu.

Dua warga lain yang dihubungi Reuters juga mengatakan jumlah besar korban yang tewas, begitu juga menurut sumber diplomatik yang menjelaskan situasi itu, tanpa memberikan detail.

Media berita Myanmar Now memberitakan ratusan dikhawatirkan tewas, sementara kelompok bantuan mengatakan ada “jumlah kematian yang signifikan”.

Sementara itu, media pemerintahan Myanmar menyebut tiga orang yang tewas.

Juru bicara pemerintahan bayangan pro-demokrasi National Unity Government kepada Reuters: "Kami menerima konfirmasi sekitar 400 kematian warga Rohingya, terutama di sekitar wilayah Sittwe".

Badai tersebut adalah yang terburuk sejak Topan Nargis yang menyapu bagian-bagian selatan Myanmar dan menewaskan 140.000 orang pada 2008.

Berita terkait

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

4 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

7 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

7 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

8 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

10 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

11 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

16 hari lalu

Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

16 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya