17 WNI Diduga Hilang, Jadi Korban Kapal Nelayan Cina yang Tenggelam di Samudera Hindia

Reporter

Tempo.co

Rabu, 17 Mei 2023 13:19 WIB

Kapal-kapal nelayan Cina dikawal oleh armada pengawalan ke-37 Angkatan Laut Cina di Teluk Aden, 13 April 2021. Armada tersebut kembali ke pelabuhan militer di Zhanjiang pada 29 Juni setelah menyelesaikan misi pengawalan di Teluk Aden dan lepas pantai Somalia. Xinhua/Wang Jian

TEMPO.CO, Jakarta - Kapal nelayan berbendera Cina tenggelam di Samudera Hindia pada Selasa pagi, 16 Mei 2023. Menurut laporan dari media Cina, CCTV, sebanyak 39 orang awak kapal hilang. Mereka berasal dari Cina 17 orang, Indonesia 17 orang dan lima orang lainnya dari Filipina.

Presiden Xi Jinping memerintahkan pencarian terhadap awak kapal nelayan Cina yang hilang, namun korban belum ditemukan. Cina telah mengerahkan dua kapal komersial untuk membantu operasi pencarian dan penyelamatan.

“Penting untuk lebih memperkuat manajemen keselamatan kapal penangkap ikan di laut dan menerapkan langkah-langkah pencegahan untuk memastikan keselamatan transportasi laut,” kata Perdana Menteri Cina, Li Qiang.

Belum ada laporan di mana tepatnya kapal nelayan Cina itu tenggelam. Media Cina hanya memberitakan bahwa kapal hilang di tengah Samudera Hindia yang membentang dari Asia Selatan dan Semenanjung Arab ke Afrika Timur dan Australia barat.

Penjaga Pantai Filipina mengatakan pada Rabu, 17 Mei 2023, bahwa pihaknya sedang memantau situasi dan berkoordinasi dengan Kedutaan Besar China di Manila. Mereka juga berkoordinasi dengan tim SAR yang beroperasi di dekat lokasi terakhir kapal tersebut berada.

Advertising
Advertising

Kapal Lupenglaiyuanyu No 8 berbasis di provinsi pantai timur Shandong dan dioperasikan oleh Penglai Jinglu Fishery Co. Ini adalah salah satu perusahaan perikanan besar milik negara China. Kapal tersebut diizinkan menangkap cumi-cumi terbang neon dan saury Pasifik, menurut data dari Komisi Perikanan Pasifik Utara.

Kapal nelayan Cina itu meninggalkan Cape Town, Afrika Selatan pada 5 Mei 2023, dan menuju Busan, Korea Selatan, menurut situs pelacakan MarineTraffic. Kapal tersebut terdeteksi pada 10 Mei 2023 di sebelah tenggara Reunion, sebuah pulau kecil Prancis di Samudera Hindia.

Cina disebut sebagai pemilik armada penangkap ikan laut dalam terbesar di dunia. Banyak kapalnya tetap berada di laut selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun yang didukung oleh badan keamanan maritim Cina dan jaringan kapal pendukung yang luas.

Tidak ada penjelasan penyebab kapal tenggelam. Kondisi cuaca dan laut disebut sering menjadi penyebab kapal hilang.

AL JAZEERA

Pilihan Editor: Istri Mantan Kanselir Jerman Dipecat dari Pekerjaan karena Hadiri Victory Day

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

6 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

2 hari lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

2 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya