Rudal Israel Hancurkan Rumah Lima Bersaudara Difabel di Jalur Gaza

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Rabu, 17 Mei 2023 09:52 WIB

Najah Nabhan, ibu dari lima saudara kandung Palestina yang cacat, yang diperintahkan oleh tentara Israel untuk meninggalkan apartemen mereka sebelum bangunan tempat tinggal mereka dibom oleh Israel dalam pertempuran Israel-Gaza baru-baru ini, duduk di tengah puing-puing bangunan di utara Jalur Gaza 15 Mei 2023. REUTERS/Mohammed Salem

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika rudal Israel menghantam blok perumahan keluarga Nabhan di Jalur Gaza empat hari lalu, tidak ada yang terbunuh, tetapi sebuah keluarga dengan lima anggota difabel termasuk di antara 45 orang yang kehilangan tempat tinggal. Demikian dilansir Reuters, Selasa, 16 Mei 2023.

Bagi kelima bersaudara ini – tiga dari mereka duduk di atas kursi roda dan semuanya menderita cacat fisik, distrofi otot, dan kejang – kesengsaraan menjadi berlipat ganda, karena kursi roda, obat-obatan, tempat tidur khusus, dan kamar mandi mereka terkubur di bawah reruntuhan.

Keluarga itu sekarang tinggal bersama kerabat yang dekat dengan tempat penampungan lama mereka. Setiap pagi kerabat membawa mereka keluar saat orang terus berduyun-duyun ke lokasi, beberapa menunjukkan simpati atas pengalaman mengerikan mereka, dan yang lain membawa hadiah untuk para gadis.

"Rumah kami hancur saat kami dievakuasi ke luar. Kursi-kursi roda, obat-obatan dan pakaian-pakaian kami ada di dalam. Tak ada yang tersisa,” kata Hanin, 16 tahun, yang kedua kakinya lumpuh.

Saudara-saudaranya yang lain berusia 3, 18, 29 dan 38 tahun. Kehilangan rumah tampaknya telah memperburuk kondisi mental sang kakak, karena dia menjadi sangat gugup, selalu berteriak dan terkadang menangis, kata kerabatnya.

Advertising
Advertising

Menurut pejabat Hamas, kelompok Islam yang menguasai Jalur Gaza, serangkaian serangan Israel terakhir, yang dimulai pada 9 Mei, menghancurkan 15 blok pemukiman, yang terdiri atas lebih dari 50 apartemen. Sebagai tambahan, 940 bangunan rusak, 49 tak dapat diperbaiki.

Militer Israel mengatakan mereka akan berusaha membatasi korban sipil dan kerusakan dan menuduh kelompok militan menyembunyikan pusat-pusat komandonya dan situs-situs militer di area permukiman.

<!--more-->

Ditelepon Sebelum Dibom

Pada 13 Mei, kakak laki-laki Hanin, Jalal, menerima telepon dari nomor pribadi, tetapi dia keluar untuk membiarkan sepupunya menjawab karena dia gagap saat berbicara. Peneleponnya adalah seorang perwira Israel yang memerintahkan mereka untuk mengevakuasi rumah tersebut lima menit sebelum mereka mengebomnya.

Sepupunya, Hussam Nabhan, 45, mencoba mengulur waktu dengan petugas, mengatakan kepadanya bahwa rumah tersebut menampung orang-orang cacat, tetapi semuanya sia-sia, katanya.

“Ia mengatakan kamu punya lima menit. Kami bergegas masuk ke rumah dan menemukan para gadis berbaring di tanah. Berkat para tetangga kami dapat membawa mereka keluar dan berhasil meninggalkan rumah itu dengan keajaiban,” katanya kepada Reuters.

Sang ibu, Najah (57), mengatakan mereka gagal membawa apa pun dari rumah itu, bahkan kartu-kartu identitas.

"Rumah itu adalah perlindungan bagi para gadis, mereka punya toilet khusus orang cacat, kursi roda, dan tempat tidur. Hal-hal yang sulit didapat, kini semua lenyap,” kata Najah.

"Bagaimana saya bisa menggendongnya setelah rodanya hilang, kasur (sehat) juga hilang," tambahnya.

Jalur Gaza adalah rumah bagi 2,3 juta warga Palestina di kota-kota besar, kota-kota kecil dan kamp-kamp pengungsi yang terjepit di wilayah seluas 365 km persegi. Perbatasan-perbatasannya ditutup para tetangga, Israel dan Mesir, dengan alasan masalah keamanan dengan Hamas yang menguasai teritorial itu.

Beberapa perang dan 16 tahun blokade Israel melumpuhkan kantong yang telah kesulitan ekonomi.

REUTERS

Pilihan Editor: Pemilu Thailand: Oposisi Desak Partai Pendukung Jangan Khianati Pita Limjaroenrat

Berita terkait

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

30 menit lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

2 jam lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

9 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

10 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

10 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

11 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

11 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

12 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

12 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

12 jam lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya